Fira yang melihat suratnya di buang oleh Daiva justru Fira kesal karena Daiva seperti muka tanpa dosa membuang surat yang susah payah dia buat dipagi hari.Setelah itu perhatiannya beralih pada Sisil yang senyum sambil memakan rotinya Fira makin kesal karena rotinya yang mahal sengaja dia beri untuk Daiva tapi malah Daiva berikan pada orang lain.
Fira:"Awas aja kau Daiva aku akan buat kau bertekuk lutut denganku dan memohon cinta dariku" ujar Fira dalam hatinya sambil menatap Daiva yang memakai headset dan melihat ponselnya.
Bel sekolah pun berbunyi menandakan pelajaran akan di mulai kelas yang tadi nya ribut para siswa yang masih mengobrol, makan dan bermain langsung duduk di meja masing-masing setelah itu tidak lama dari situ guru masuk dengan buku-buku ditangnnya beserta pena.
Daiva melepas handset nya setalh guru datang dan meletakkan ponselnya di saku celana nya.Berbeda dengan Gia yang mengeluarkan bukunya dari tasnya dan setelah melihat kotak makan nya Gia tersenyum serta mengeluarkan kotak makannya dan menaruhnya di bawah meja.
Guru:"Baillah anak-anak pelajaran akan segera kita mulai peraturan jangan ada yang berisik saat saya menjelaskan ke depan." ujar guru yang baru saja masuk dan meletakkan bukunya di meja serta berdiri di depan.
Semua murid:"Baik Bu...." ujar semua murid bersamaan.
Jam istirahat pun telah tiba bel telah berbunyi seperti biasa keadaan sekolah yang ramai banyak siswa yang sudah tidak sabar menunggu makanan di kantin tapi ada juga yang santai sambil mengobrol atau bahkan pacaran.Waktu SMA memang waktu yang indah bagi semua murid kecuali Gia yang ingin. segera lulus sekolah.
Fira yang berada di sekitar wilayah sekolah sedang berjalan bersama Sisil dan Caca Fira menggerutuk kesal karena ulah Daiva tadi pagi.
Fira:"Mentang-mentang orang kaya raya enggak bisa ngehargai pemberian orang banget si!" ujar Fira yang sambil menghentak-hentakkan kaki ke jalan.
Caca:"Mungkin itu karma kali Fir kan soalnya loh yang buang semua surat, roti dan bunga dari siswa penggemar Daiva." ujar Caca yang mengira-ngira dan melihat ke arah Fira yang masih melipat kedua tangannya.
Sisil:"Apa jangan-jangan Daiva suka sama gue kan dia tadi kasih roti ke gue." ujar Sisil yang tersenyum dan menutup senyumnya menggunakan tangannya.
Fira:"Eh mana mungkin ya Sil dia suka sama loh lihat ada dia cuek kayak gitu emang dia mau sama modelan kayak loh gini." ujar Fira yang melepaskan lipatan tangannya dan menatap marah pada Sisil.
Sisil:"Iya kan enggak ada salahnya Daiva suka sama gue." ujar Sisil yang tersenyum seperti meledek Fira.
Fira:"Roti yang di makan oleh loh itu adalah roti yang gue beli itu roti mahal ya Sil pokoknya gue mau loh ganti" ujar Fira yang merajuk dan terlihat wajahnya kesal.
Sisil:"Ca kok Fira malah marah ke gue si kan rotinya gue makan karena gue enggak tau itu dari Fira sekarang masa minta ganti?" ujar Sisil yang terkwjut dan tidak setuju.
Caca:"Kamu si Sil udah tau Fira lagi kesel sama Daiva malah kamu malah membuat Fira nambah kesal" ujar Caca yang berjalan di di kanan Fira dan melihat ke arah Sisil.
Sisil:"Kayak kamu enggak pernah buat Fira kesal aja Ca" ujar Sisil yang berjalan di kiri Fira dan melihat ke arah Caca lawan bicaranya.
Caca:"Kok kamu malah memutar balikkan fakta kan kami Sil yang selalu buat Fira kesal" ujar Caca yang mengerutkan dahinya dan melihat tidak setuju ke arah Sisil.
Fira:"Kalian semua itu sama aja selalu buat aku kesal pokoknya hari ini aku enggak jadi traktir kalian makan di luar" ujar Fira yang berjalan terlebih dahulu kedepan.
Caca:"Yahhh,kok enggak jadi," ujar Caca yang cemberut dengan wajah sedih.
Sisil:"Ini salah loh si Ca!" ujar Sisil yang mendekati Caca dan ikut marah pada Caca serta pergi duluan menyusul Fira.
Caca:"Gue aja terus iya disalahin." ujar Caca yang pasrah dan menyusul teman-temannya duluan.
Terlihat Gia sedang makan sendirian di roftoop sekolah memakan bekal yang diberikan ibunya tadi pagi dengan penuh kasih sayang dan cinta dari sang ibu.Gia memakan makanannya dengan senang karena masakan ibunya sangat enak tapi terdengar suara seseorang sedang bernyanyi suaranya merdu sekali.
Awalnya Gia yang makan segera berhenti makan dan mulai tertarik ke arah sumber suara dengan hati-hati Gia mencari sumber suara yang tidak jauh dari roftoop dan ternyata ada Daiva berada disana memakai handsetnya dan menutup matanya sambil bernyanyi Daiva duduk di kursi dan menikmati setiap udara yang melewati wajahnya.
Gia yang mengintip dengan hati-hati takut Daiva marah karena bisa dilihat Daiva yang dingin dan itu membuat Gia enggak mau menggagu Daiva.
Gia:"Ternyata cowok itu sempurna banget ya pantes aja semua cewek di sekolah ini tertarik kepadanya orang dia cowok yang tenang dan tampan" ujar Gia sambil mengintip dan menatap wajah Daiva.
Daiva sebenarnya tau ada seseorang yang mengintip nya namun dia tidak tau bahwa itu Gia tapi Daiva hendak menangkap basah gadis yang mengintip nya itu.Daiva perlahan membuka matanya dan membuat Gia terkejut segera menyembunyikan dirinya agar tidak ketahuan oleh Daiva setelah menunggu beberapa menit Gia ingin melihat Daiva lagi namun,Daiva sudah tidak ada di sana Gia mulai binggung dimana Daiva pergi secepat itu apakah Daiva tau ada yang mengintip jadi Daiva pergi.
Saat Gia mulai sibuk dalam pikirannya dia langsung membalikkan tubuhnya betapa terkejutnya Gia karena Daiva sudah ada di depannya.Jelas Gia ketakutan bukan main dan hanya menatap Daiva dan langsung menundukkan kepalanya.
Daiva;"Kamu ngapain mengitip aku seperti itu?" ujar Daiva yang berdiri tepat dihadapannya dan sangat dekat terlihat Daiva lebih tinggi dari Gia.
Gia:"A-ku emmmmm itu emmmmm" ujar Gia yang ketakutan dan gelagapan dan jantungnya berdetak kencang.
Gia:"Apa yang harus Aku omongin" ujar Gua dalam hatinya dan menundukkan kepalanya.
Daiva bisa melihat bahwa Gia malu dan tidak bisa berkata 1 kata pun.Daiva hendak pergi namun.
Gia:"Aku mohon maafkan aku, aku akan melakukan apapun agar bisa menebus kesalahanku" ujar Gia yang masih menundukkan kepalanya.
Daiva:"Tidak masalah, itu makanan siapa?" ujar Dqiva yang melihat makanan di kursi.
Gia:"Itu makanan ku" ujar Gia yang mendekati kotak nasi tersebut.
Daiva:"Jadi kamu rela meninggalkan makanan demi mengintip ku?" ujar Daiva yang melihat ke arah Gia.