Anasthasia dan Alex sudah tiba di tempat dimana para rakyat Valendis berkumpul, ratusan mahluk bertubuh transparan dengan jubah hitam tanpa lengan mengerumuni tempat itu, bermain tebak-tebakan dengan MC yang berada di atas panggung. Stand makanan berjajar rapih, menyajikan makanan dan minuman yang nampak aneh dan belum pernah dijumpai oleh Anasthasia, minuman berwarna ungu tua dengan gelembung yang meletup-letup di dalam gelas, makanan berbentuk bintang dengan api yang menyala di dalamnya. Alex terbang di sisi Anasthasi, mengawasi pergerakan Anasthasia, memastikan agar ia tetap aman.
"Aku baru tahu bahwa ada banyak penghuni negeri ini?" tanya Anasthasia dengan bingung
"Tentu saja, kau pikir Negeri ini adalah negeri tak berpenghuni? Kau tunggulah aku dulu setelah berganti pakaian, masih ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu" jawab Alex, ia sengaja meminta Anasthasia untuk mengobrol dengannya dahulu setelah obrolan mereka di hutan sempat terputus akibat suara troll yang terdengar seperti sedang berjalan ke arah mereka berdua.
"Baiklah kalau begitu, tapi... apa aku bisa mendapatkan makanan disini selama menunggu? Karena perutku terasa sangat lapar" ujar Anasthasia menahan rasa malunya.
"Tentu saja kau akan mendapatkan makananmu, nanti aku akan memerintahkan seseorang untuk membawakan mu banyak makanan" jelas Alex, membuat Anasthasia mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oh iya dan lihatlah itu!". Alex menunjuk ke arah lapangan berpasir dengan seekor naga sedang ditali di tengahnya, "Itu adalah Zorgon! Naga api yang menghancurkan Desa Suna beberapa hari yang lalu, aku harap kau tidak akan mendekatinya karena dia pasti akan melahapmu jika samapai dekat-dekat dengannya" ujar Alex.
Anasthasia melihat naga itu dengan ngeri, ukurannya yang besar, sebesar gedung pencakar langit berlantai dua puluh tiga di kotanya, dengan sisik yang berkilau dengan sisi-sisinya yang tajam, setajam pisau dapur namun dengan ukuran yang lebih tebal.
"Mengapa masyarakat Valendis menangkap naga itu?" tanya Anasthasia dengan ngeri.
"Tentu saja agar naga itu tidak kembali menghancurkan desa di negeri ini, dan terkadang naga itu akan dipelihara agar menjadi hewan yang patuh dan setia, dan juga hm... kau tentu tahu bahwa naga adalah senjata perang paling mengerikan. Untung saja tidak menangkap naga ini dan menjadikannya milik lelaki jahat itu," jelas Alex.
"Huuuft," Anasthasia menghela napas, ia merasa lelah karena harus mengenali negeri baru itu, ia ingin kembali pulang ke dunia nya.
"Oh iya, ngomong-ngomong kenapa tidak ada manusia lain yang bisa masuk ke negeri ini?" tanya Anasthasia
"Karena dunia ini tersembunyi dari dunia manusia, ada portal tak kasat mata yang membatasi negeri ini dengan negeri manusia," jelas Alex
"Oh ya?" tanya Anasthasia meyakinkan, Anasthasia merasa bahwa dirinya mendapatkan peluang untuk keluar dari negeri ini dan kembali menjadi manusia seperti sebelumnya, ia hanya perlu menemukan portal itu dan keluar secara diam-diam, "Dimana portal itu?" tanya Anasthasia
"Tentu saja ada di hutan dimana kau pertama kali muncul di negeri ini, tapi sepertinya portal itu sudah hancur," balas Alex
"HANCUR?!" ujar Anasthasia dengan suaranya yang memekikan telinga, ia menjambak rambutnya dengan penuh frustasi. Alex melongo ke arah Anasthasia "Kenapa? Kau tidak berencana kembali melalui portal itu bukan? Asal kau tahu saja, sekalipun portal itu ada, kau tetap tidak bisa kembali ke duniamu dengan cara melewatinya, karena kau belum memiliki kemampuan untuk itu, tubuhmu akan terpotong-potong dan hancur menjadi debu," jelas Alex
"Lalu kenapa aku bisa memasuki dunia ini melalui portal itu? kenapa badanku tidak terpotong-potong?" tanya Anasthasia.
"Tentu saja karena kau datang bersamaku," jawab Alex. Alex menunjuk ke arah stand berisikan minuman berwarna warni dengan lampu bulat yang terbuat dari kristal, seperti lampu peramal yang sering Anasthasia lihat di televisi. "Nah sekarang ayo kita datang ke tenda itu," ajak Alex. Anasthasia mengikutinya dari belakang.
"Nah, ini adalah Nyonya Grate," ucap Alex, memperkenalkan salah satu mahluk dari negeri Valendis yang merupakan pemilik stand minuman yang mereka kunjungu.
Nyonya Grate tertawa dengan ramah, rambutnya yang keriting dengan warna merah terang dan bando berwarna emas memberikan kesan penampilan yang eksentrik. Mata Nyonya Grate berwarna biru terang serupa kristal, siapapun bisa berkaca di matanya yang bening. "Siapa yang kau bawa ini Alex? Aku merasa belum familiar dengannya," sahut Nyonya Grate.
Alex terbang mendekati wajah Grate ia membisikan sesuatu, seperti bisikan itu adalah sebuah pernyataan tentang identitas Anasthasia yang kemungkinan adalah puteri dari mendiang Ratu Valencia, itulah mengapa Nyonya Grate langsung membungkukan badannya sambil melebarkan jubah hitam tak berlengan yang ia kenakana "Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda, Yang Mulia," sapa Nyonya Grate dengan suaranya yang sopan.
Anasthasia hanya mengangguk, ia bingung harus menanggapinya seperti apa, sampai Alex memberikan intruksi untuk kembali membungkukan kepalanya pada Nyonya Grate. Anasthasia mengikuti gestur tubuh Alex, ia membungkukan badan dan kepalanya "Saya Anasthasia," balas Anasthasia dengan singkat.
"Huffft" Alex menghela napas, sambil menepuk jidatnya, "Sangat terlihat jelas bahwa dia tidak berasal dari negeri ini, bukan?" ujar Alex.
Nyonya Grate mengangguk "Ya, wajar saja. Dia kan tidak pernah datang ke negeri ini sebelumnya" balas Nyonya Grate, ia memandangi Anasthasia dari atas hingga bawah
"Ayo, ikut aku ke dalam! Lebih aman di dalam sini dari pada di luar, siapa tahu mata-mata sedang menyamar di sekitar sini," ujar Nyonya Grate.
Alex dan Anasthasia mengikuti Nyonya Grate ke dalam stand. Mata Anasthasia terbelalak, ia tidak bisa berhenti memandangi keindahan dari bagian dalam stand milik Nyonya Grate. Bagian dalam stand tersebut nampak luas, bahkan seluas ruangan kelas di sekolah lamanya, lampu bertingkat dengan elegan bergantung di atap stand, ada banyak kursi, meja, dan bar ada di dalam stand dengan botol-botol minuman berwarna-warni, banyak orang berada di dalam stand tersebut, bermain panah, mempelajari sihir baru, dan menjahili teman-temannya dengan sihir perubah wujud yang bisa merubah wujud mereka menjadi binatang di negeri tersebut, bahkan salah satunya berhasil disihir menyerupai Tobby yaitu mahluk berkepala jamur yang memiliki sayap.
"Seru bukan melihat mereka semua?" tanya Alex yang terbang di sampingnya. Anasthasia tersenyum dengan tipis. "Ya, aku merasa kembali ke zaman dulu. Di duniaku sekarang, panah sudah tidak digunakan lagi, kami menggunakan pistol sebagai penggantinya, pistol diisi dengan peluru, gerakan peluru seperti anak panah namun lebih cepat, dan lebih tajam dari ujung anak panah," jelas Anasthasia.
Alex mengangguk-anggukan kepalanya "Hmmm maksudmu, seperti ini?" tanya Alex, ia menjentikan kedua jemarinya, sekumpulan asap berwarna merah muda muncul dari tangannya, lalu menghilang dan muncullah sebuah pistol silver yang ukurannya lebih besar dari badan Alex, pistol itu melayang di udara.
"Waaaah, bagaimana kau tahu?" tanya Anasthasia.
"Hm... mahluk kami ada jauh lebih lama dari pada manusia, dan meskipun kami tidak tinggal bersama manusia, tapi kami bisa memperhatikan kehidupan mereka dan mengamati perkembangan yang ada di cermin dunia, jadi wajar saja jika kami tahu semua hal yang ada di dunia manusia, bahkan kami bisa mneiru dengan sangat baik," balas Alex dengan bangga.