Chereads / My Clowsien / Chapter 15 - Senyuman Penuh Arti

Chapter 15 - Senyuman Penuh Arti

Tak butuh waktu lama bagi Clowsien untuk menghabiskan sepiring ayam goreng, dengan cepat ia mengunyah potongan-potongan ayam itu, tak ada yang tersisa selain sebuah piring kosong, bahkan tulang ayam yang harusnya tersisa juga tak nampak kemana perginya, tentu saja Clowsien sudah menelannya, makan daging saja rasanya tak cukup bagi Clowsien jika tidak bersama dengan tulangnya.

Reynald mendengus kesal, ia harus bersabar sampai nanti siang, di mana ia akan menjebak Clowsien, dengan mengajak wanita itu jalan-jalan ke sebuah kapal lalu meninggalkannya di sana, Reynald menyeringai kala memikirkan niat buruknya itu, Clowsien akan ketakutan jika berada di tengah laut, kemudian dia akan menghilang dengan sendirinya, setidaknya seperti itu lah yang Reynald harapkan.

Bibi Maryam yang baru selesai beberes di belakang, tampak terkejut saat melihat piring ayam yang tadinya terisi penuh, kini telah kosong melompong, bahkan tak ada penampakan bekas tulang di sana, namun wanita paruh baya itu tampak tersenyum ringan kala melihat Clowsien di sana, sudah bisa di pastikan kalau yang menghabiskan semua ayam itu adalah Clowsien, pikirnya

Sadar dengan kehadiran bi Maryam di sana, Clowsien langsung tersenyum lebar.

"Ayam goreng bibi enak sekali," serunya sambil menghampiri wanita paruh baya itu, bi Maryam membalas senyuman itu dengan hangat.

"Syukurlah nona Clow menyukainya, bibi sengaja masak yang banyak khusus untuk nona,"

Sahut bi Maryam seraya menggenggam tangan Clowsien, wajah Clowsien mengingatkannya pada sang anak yang telah lama meninggal, memang wajah Clowsien tidak begitu mirip dengan anaknya, namun jika anak bi Maryam masih hidup pasti sekarang umurnya tak jauh beda dengan Clowsien, meski sebenarnya Clowsien sudah berusia ratusan tahun.

"Apa nona Clow tak ingin mandi? soalnya dari kemarin bibi perhatikan nona Clow belum berganti pakaian,"

Ucap bi Maryam lagi seraya melirik baju yang di kenakan Clowsien sudah tampak kotor.

"Tentu saja bi, tapi saya tidak tau harus mandi di mana, di sini tidak ada sungai,"

Sahutnya dengan sangat polos, membuat bi Maryam sampai tertawa mendengarnya.

"Nona Clow pintar ngelawak juga ya, di sini mana ada sungai non, hehe..."

Kekeh bi maryam lagi saat melihat ekspresi Clowsien yang begitu polos.

"Jadi saya harus mandi di mana bi?"

Tanya Clow cengengesan, ia pun ikut tertawa saat melihat ekspresi bi Maryam yang tertawa begitu lepas.

"Mari non ikut bibi!"

Bi Maryam bergegas mengajak Clowsien pergi ke kamar mandi, Clowsien terlihat mengekor dari belakang, untuk menuju kamar mandi mereka harus melewati beberapa ruangan, sambil terus berjalan, Clowsien terlihat mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, ia tampak takjub dengan semua yang ada di sana, meski sebenarnya ia juga bingung benda apa saja yang ada di sana, di tengah kebingungannya, tiba-tiba langkahnya terhenti, netranya kembali menangkap sesuatu, ada sebuah genangan air di ujung ruangan, ia kemudian mendekat.

Bi Maryam yang dari tadi terus berbicara, tiba-tiba ikut terhenti karena tak ada sahutan dari Clowsien, bi Maryam pun segera berbalik, ia mendapati Clowsien tengah berdiri di samping kolam renang, wajahnya terlihat aneh dengan mulut yang sedikit menganga, sambil terus menatap genangan air yang ada di dalam kolam.

"Nona Clow, ternyata nona ada di sini!"

Seru bi Maryam saat melihat Clowsien.

"Air ini berasal dari mana bi? Bagaimana airnya bisa berada di dalam kotak panjang seperti ini?"

Clowsien terlihat bingung, namun matanya tampak berbinar kala memandang air jernih dan juga biru itu.

"Ini namanya kolam renang, kalau nona mau mandi di sini juga boleh," sahut bi Maryam menjelaskan, meski sebenarnya ia juga masih bingung dengan Clowsien, kenapa wanita muda seperti Clowsien tidak banyak tau tentang banyak hal, bahkan mengenai hal sepele seperti ini, 'sebenarnya dari mana tuan Rey menemukan nona Clow,' batin bi Maryam dengan aneh.

Clowsien segera menceburkan diri ke dalam kolam renang, ia terlihat bahagia, sudah beberapa hari ia tak mandi di alam terbuka seperti ini, selama di panti sosial ia hanya mandi di ruangan tertutup, meski awalnya ia juga bingung saat melihat air keluar dari selang, yang di kiranya adalah mata air, namun sang pemilik panti dengan sabar menjelaskannya.

Dari kejauhan Reynald tampak bersantai di salah satu lantai atas, ia menikmati secangkir susu hangat dan juga beberapa cemilan, terlihat juga Tom yang tengah berada di sampingnya, sesekali Reynald memberikan beberapa cemilan itu kepada Tom, kucing itu pun dengan senang hati memakannya.

Di tengah asik bersantai, Reynald mendengar percikkan air di ikuti dengan suara wanita tertawa, suara itu berasal dari lantai bawah, tepatnya di samping arah kolam renang, Reynald mengalihkan pandangannya, matanya langsung tertuju pada seorang wanita yang tengah asik berenang di dalam kolam pribadi miliknya.

Seketika ia mengernyitkan dahinya, saat mengetahui kalau wanita itu adalah Clowsien.

"Wanita itu benar-benar!"

Reynald menggerutu, kesal karena kolam renang itu adalah miliknya, tidak ada yang boleh berenang di sana, selain dia.

Netranya pun kembali tertuju pada Clowsien, di lihatnya wanita itu lagi secara seksama, wanita cantik, berkulit putih, dengan mata yang indah, serta memiliki tubuh yang ideal, bisa di sebut ia sangat cocok jika menjadi seorang model.

Clowsien tertawa begitu lepas, ia terlihat sangat bahagia sambil terus bermain air, sesekali ia berenang, ke sana kemari, lalu mengambang lagi di permukaan air, Reynald yang tadinya bersiap untuk mengusir Clowsien, terlihat mengurungkan niatnya, ia kembali duduk dan menikmati kembali waktu bersantainya.

"Tak apalah, anggap saja ini sebuah perpisahan sebelum ia meninggalkan tempat ini," Dari atas sana Reynald tersenyum miring, sambil menatap Clowsien penuh arti.

Sudah hampir satu jam berenang, namun Clowsien belum juga beranjak, ia masih terlihat asik bermain air. Melihat hal itu Reynald akhirnya bergegas menghampiri Clowsien, sudah saatnya ia mengajak wanita itu pergi dari kediamannya.

Sesuai dengan rencananya, ia akan mengajak Clowsien jalan-jalan ke sebuah kapal besar, di saat wanita itu lengah ia akan meninggalkannya di sana, tepat sesaat kapal itu akan berangkat. Dengan begitu Clowsien akan pergi dari hidupnya.

"Hei kau! Sudah satu jam di dalam air apa kau tidak merasa dingin?"

Teriak Reynald dari pinggir kolam, namun Clowsien tak bergeming, ia malah semakin asik berenang.

"Hei apa kau tidak lapar?"

Mendengar kata lapar, Clowsien langsung menepi, satu jam berada di dalam air sudah membuatnya merasa lapar.

"Apa kita akan makan?"

Clowsien menyembul keluar dari dalam air, wajahnya terlihat berseri, pipinya pun merona, sejenak Reynald menatapnya, namun buru-buru ia mengalihkan pandangannya.

"Tentu saja, hari ini kita akan makan daging sepuasnya!"

Ucap Reynald sambil berkacak pinggang, mata Clowsien seketika berbinar.

"Sekarang bersiaplah, sebelum aku berubah pikiran!"

Secepat kilat Clowsien langsung bergegas keluar dari kolam, ia tampak bersemangat. Sedangkan Reynald hanya tersenyum miring.