Chereads / My Clowsien / Chapter 20 - Bertemu

Chapter 20 - Bertemu

"Irene!"

Reynald terlihat kaget saat melihat Irene berada di depannya saat ini. Wanita yang sudah beberapa hari ini tidak ia lihat, ia merindukan wajah cantik itu, wajah yang selama ini sudah membuatnya jatuh cinta.

"Reynald!"

Irene balik berseru sambil tersenyum ke arah Reynald.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Tanya Irene dengan heran, seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Kau sendiri sedang apa di tempat ini?"

Reynald balik bertanya.

"Oh itu, aku sedang beristirahat, kau sendiri?"

Irene kembali bertanya, sebab belum mendapatkan jawaban dari Reynald.

"Ah, aku juga lagi beristirahat!"

Sahutnya terlihat salah tingkah sambil menyembunyikan bungkusannya, Reynald terlihat senang sebab bisa bertemu Irene di tempat ini, padahal baru tadi ia membayangkan akan bertemu Irene.

"Apa kau tidak ingin minum?"

Tambahnya lagi menawarkan, bukan hanya sekedar basa basi, namun memang sudah lama Reynald tak menikmati momen bersama dengan Irene, tentu saja wanita itu mengiyakan, mengingat sambil beristirahat ia bisa minum bersama.

"Kau apa kabar, sudah beberapa hari ini aku tak melihat mu?"

Reynald langsung bertanya sesaat mereka tiba di sebuah cafe, letaknya juga tak jauh dari pinggir jalan.

"Baik, kau sendiri?"

Sahut Irene dengan santai.

"Aku juga baik,"

Balas Reynald cengengesan, ia pun terlihat gugup, di karenakan tempat duduknya yang saling berhadapan dengan Irene. Sedangkan Irene hanya tersenyum simpul padanya.

"Kau kenapa?"

Irene sepertinya paham kalau Reynald sedang gugup, apa lagi ia juga sudah tau kalau Reynald menyukainya, namun Reynald bukan lah tipenya, Irene lebih tertarik dengan salah satu teman kuliahnya, yang ternyata adalah teman Reynald.

"Apa nanti malam kau ada acara?"

Reynald memberanikan diri untuk bertanya meski terlihat sedikit gugup.

"Kenapa memangnya?"

"Ah, tidak apa-apa, hanya saja aku ingin mengajak mu makan malam!"

Sahut Reynald malu-malu, wajahnya seketika memerah, baru kali ini ia mengajak Irene makan malam.

"Boleh!" Irene membalasnya singkat.

"Baik lah, nanti malam jam 8 aku akan menjemput mu!"

"Ok!" Irene mengangguk setuju, sedangkan Reynald terlihat begitu bersemangat mendengarnya, wajah yang tadinya memerah kini mulai memudar berganti dengan senyum bahagia, ia sudah tak sabar menunggu sampai nanti malam.

Hampir setengah jam bersantai, minuman yang mereka pesan pun sudah hampir habis, waktu memang berjalan begitu cepat bagi Reynald, namun tidak dengan Clowsien, baginya waktu berjalan sangat lambat, ia semakin kedinginan menunggu kedatangan Reynald.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya Rey, sampai ketemu nanti malam!"

Ucap Irene dengan hangat, tak lupa ia melemparkan senyum manisnya ke arah Reynald, membuat Reynald semakin deg-degan dan jatuh hati melihatnya.

"Baik lah, sampai jumpa nanti malam, terima kasih sudah mau minum bersama ku!"

"Kau terlalu berlebihan Rey, bye!"

Sahut Irene lagi sambil bergegas pergi, dengan menenteng sebuah tas branded ia pun berlalu dengan menggunakan mobil miliknya, sedangkan Reynald masih menatapnya dari kejauhan sampai mobil Irene tak terlihat lagi, bahkan senyumannya pun sudah mulai mengering akibat terlalu lama tersenyum.

Namun seketika senyuman itu menghilang, ia mengingat sesuatu.

"Astaga! Clowsien!"

Reynald bergegas ke arah mobil miliknya, bertemu Irene membuatnya sampai melupakan Clowsien, ia berlari dengan kencang berharap Clowsien baik-baik saja.

Reynald segera membuka pintu mobil, di lihatnya Clowsien yang begitu sangat kedinginan, bahkan sudah terlihat sangat menggigil.

"Cepat ganti baju mu, aku akan menunggu di luar!"

Reynald segera menyerahkan bungkusannya, Clowsien meraihnya sambil terus menggigil, ia tak menjawab apa pun selain hanya mengangguk, melihat hal itu membuat Reynald merasa kasihan, namun buru-buru ia menepis rasa kasihannya.

Sudah hampir 10 menit berlalu, Clowsien sudah selesai berganti, ia terlihat cantik dengan baju yang ia kenakan, meski Reynald memilihnya dengan asal, namun ternyata baju itu sangat cocok untuknya, di tambah dengan jaket tebal dan juga berbulu itu, membuat penampilan Clowsien terlihat semakin cantik.

Mereka pun segera pulang, Clowsien tampak tertidur di dalam mobil, rasa lelah membuatnya jadi mudah mengantuk, Reynald sekilas memandangnya, kemudian kembali fokus mengemudi, dalam hati ia ingin Clowsien pergi dari hidupnya, namun di sisi lain ia merasa kasihan pada wanita itu. Mungkin lain waktu ia akan membuat Clowsien pergi dengan sendirinya, pikirnya lagi.

Setelah beberapa jam di perjalanan, mereka pun tiba di kediaman Reynald, pak Han sudah terlihat menunggu di depan rumah, ia bergegas menghampiri Reynald.

"Terima kasih pak Han"!

Sapa Reynald dengan hangat, setelah pak Han membukakan pintu mobil, tak lupa pak Han juga membukakan pintu untuk Clowsien, dengan keadaan masih sedikit mengantuk Clowsien turun dari mobil, dan bergegas masuk, sepertinya ia akan kembali melanjutkan waktu tidurnya.

"Hei, apa kau tidak mau makan?"

Langkah Clowsien seketika terhenti saat mendengar kata makan, ia pun segera berbalik dengan tersenyum simpul, apa lagi saat melihat kantong yang di bawa Reynald, pasti lah itu kantong makanan, pikirnya lagi.

"Duduk lah!"

"Apa ini makanan?"

Tanya Clowsien penasaran.

"Bukan! Tentu saja ini makanan, bukan kah kau sudah lapar?"

Sahut Reynald sedikit ketus, sedangkan Clowsien terlihat mengangguk sambil tersenyum malu, melihat hal itu membuat Reynald menjadi gemas akan tingkah Clowsien, namun ia tetap fokus dengan wajah juteknya.

"Makan lah dengan kenyang, setelah itu beristirahat lah!"

Ucap Reynald lagi mengingatkan, meski sering bersikap jutek pada Clowsien, namun ia juga terlihat perhatian.

"Baik lah, apa kau tidak makan?"

"Aku tidak lapar, kau makan saja!"

Sahut Reynald lagi sambil berlalu pergi.

"Terima kasih makanannya!"

Teriak Clowsien dengan girang, ia segera melahap satu demi satu potongan ayam goreng, matanya terus saja berbinar karena lezatnya ayam goreng itu.

Tak terasa waktu malam pun tiba, Reynald mulai tampak bersiap, ia terlihat sibuk memilih baju yang akan ia kenakan malam ini, namun sudah hampir setengah jam berlalu, ia belum juga menemukan baju yang pas, mengingat malam ini adalah momen makan malamnya dengan Irene, jadi ia harus tampil semaksimal mungkin dengan harapan Irene akan terkesan.

"Apa kau ada di dalam?"

Clowsien berteriak dari luar, Reynald yang berada di dalam kamar segera bergegas, tampaknya ia begitu bersemangat menyambut Clowsien.

"Hei, kebetulan kau ada di sini, aku butuh bantuan mu!"

Sahut Reynald dengan terburu-buru, segera ia mengambilkan beberapa baju dengan beraneka warna lalu menyerahkan kepada Clowsien.

"Menurut mu aku lebih cocok pakai baju yang mana?"

Reynald memperlihatkan beberapa baju koleksinya, Clowsien tampak menaikkan sebelah alis matanya, ia mulai berfikir baju mana yang cocok untuk Reynald pakai, namun matanya seketika membulat saat melihat warna coklat muda.

"Apa pilihan mu jatuh pada baju ini?"

Reynald mengambil satu baju dengan warna coklat muda, Clowsien pun mengangguk, matanya terlihat berbinar.

"Selera mu benar-benar payah, bodohnya aku meminta pendapat mu, tentu saja kau lebih memilih warna coklat, karena warnanya mirip seperti daging, nanti di saat aku memakainya maka aku juga akan terlihat seperti daging, bukan begitu?"

Reynald berceloteh panjang lebar, sedangkan Clowsien hanya tersenyum lebar melihatnya.