Chereads / My Clowsien / Chapter 13 - Wujud Asli

Chapter 13 - Wujud Asli

"Apa yang kau lakukan?!"

Kembali Reynald berteriak, namun Clowsien tak bergeming.

"Hei apa kau tuli?"

Lagi-lagi Reynald berteriak.

Namun sedetik kemudian ia terperangah, matanya langsung terbelalak ketika melihat penampakan di depannya saat ini, rasa takut dan gemetar jadi satu, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

Di bawah sinar bulan purnama, Clowsien berubah menunjukkan wujud aslinya, matanya seketika memancarkan warna merah, terlihat pula ekor putih yang keluar dari balik badannya, Reynald seketika terduduk, tak percaya dengan apa yang ia lihat, mulutnya tiba-tiba kaku, tak tau harus berkata apa.

"Apa sekarang kau percaya kalau aku bukan manusia?"

Clowsien menatap Reynald dengan tajam, tak ada senyum di wajahnya, ia berusaha menahan emosinya agar tidak berubah wujudnya terlalu jauh.

Reynald mengangguk, tak ada suara yang keluar dari mulutnya, keringat dingin mengalir deras dari sudut pelipisnya, hal itu hanya berlangsung beberapa detik sampai Clowsien kembali ke wujud semula. Sedangkan Reynald masih tetap terpaku, matanya sampai tak berkedip memandang Clowsien.

"Stop jangan mendekat!"

Ucap Reynald dengan gugup saat Clowsien mulai melangkah. Namun Clowsien tak bergeming, ia berniat untuk menakut-nakuti Reynald, apa lagi saat melihat ekspresi Reynald yang begitu ketakuatan, membuat ia lebih bersemangat untuk mengerjai laki-laki itu.

"Apa sekarang kau takut?"

Kembali Clowsien menantang Reynald yang masih terdiam mematung.

"Tolong jangan sakiti aku, bukan kah kita ini teman,"

Sahut Reynald cengengesan, tampaknya ia mulai bersikap ramah sekarang, mengingat wanita yang di depannya kini telah berubah wujud, Clowsien semakin mendekat, membuat jarak keduanya hanya menyisakan beberapa senti saja, Reynald mencoba mengatur nafasnya yang semakin memburu, antara gugup dan juga takut, semua menyatu.

"Mulai sekarang jangan jauh-jauh dari ku, karena kau dan aku kini telah terikat oleh batu kristal,"

Clowsien berbisik ke telinga Reynald. Sedangkan Reynald masih terus terpaku dalam diam, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya selain sebuah anggukkan.

Hanya selang beberapa menit Clowsien telah mengubah wujudnya ke bentuk semula, beruntung dia bisa mengendalikan emosinya sehingga ia tidak berubah seutuhnya, melainkan hanya ekor dan matanya saja yang berubah, baginya sudah cukup untuk memperlihatkan wujud aslinya pada Reynald.

Sedangkan Reynald masih tampak membeku di sudut balkon, tubuhnya seperti sulit di gerakkan, untuk berbicara saja rasanya berat.

"Apa tuan baik-baik saja?"

Tiba-tiba pak Han datang menghampiri, ia sedikit aneh melihat ekspresi Reynald yang seperti sedang ketakutan, namun pak Han sama sekali tak menaruh curiga pada Clowsien, ia hanya terlihat bingung, apa mungkin ada sesuatu di antara keduanya, pikirnya lagi.

"Permisi pak Han, sepertinya tuan muda lagi kurang sehat," timpal Clowsien sedikit cengengesan, ia pun bergegas pergi meninggalkan Reynald yang masih terdiam, sedangkan pak Han terlihat mengangguk, memberi respon pada Clowsien.

"Tuan muda, apa perlu saya panggilkan dokter untuk datang ke sini?"

"Tidak usah pak, saya baik-baik saja, sepertinya saya hanya butuh istirahat".

Sahut Reynald dengan wajah yang masih terlihat tegang.

"Pak Han, apa kita punya stok daging yang banyak di kulkas?"

"Saya kurang tau tuan muda, tapi...

Belum sempat pak Han melanjutkan ucapannya, Reynald malah pergi begitu saja, pak Han menaikkan sebelah alis matanya, ia sedikit aneh dengan ucapan Reynald, apa mungkin tuan mudanya itu sedang berselera makan daging, pikirnya lagi dengan aneh.

Reynald bergegas menuju dapur, ia terlihat sedang mencari sesuatu di kulkas, tampaknya ia sedang mencari keberadaan daging. Sejak melihat wujud Clowsien tadi, ia langsung berfikir yang tidak-tidak, jangan sampai ia menjadi santapan wanita itu nanti, bisa saja Clowsien memangsanya dalam keadaan masih tidur. Reynald terlihat pusing, 'aku harus mencari cara agar Clowsien bisa pergi dari sini,' gumamnya setengah berbisik.

Bi Maryam yang masih sibuk di belakang, sedikit terkejut saat melihat keberadaan Reynald, ia sedikit aneh dengan gerak gerik tuan mudanya itu, jarang-jarang Reynald berada di dapur, selama ini kalau ada perlu apa-apa pasti ia memanggil bibi Maryam.

"Maaf tuan muda,"

Suara bi Maryam seketika mengagetkan Reynald, ia menghela nafas, hampir saja ia meloncat, sambil memegang sekantong plastik berisi daging sapi yang masih mentah.

"Apa tuan Rey mau makan daging?"

Tanya bi Maryam seraya melihat sekantong daging yang masih di pegang oleh Reynald , meski terlihat aneh, namun bi Maryam tak bisa menyembunyikan senyumannya, ia tertawa kecil saat melihat tingkah tuan mudanya yang seperti seekor kucing, kala sedang mencuri makanan.

"Tidak bi, tapi apa stok daging kita hanya ini?"

"Iya tuan Rey, kalau tuan mau biar bibi masakkan sekarang?"

Sahut wanita paruh baya itu lagi dengan lembut, meski hanya seorang asisten, namun bi Maryam sudah cukup hafal dengan watak Reynald, karena sifatnya yang sabar dan lemah lembut itu juga membuat Reynald seperti mempunyai seorang ibu.

"Tidak usah bi, saya juga sudah kenyang, hanya saja daging ini sepertinya tidak cukup, apa lagi kita punya seorang tamu, he".

Reynald terlihat cengengesan, meski di hatinya sedang bergejolak, cemas memikirkan nasipnya dan orang-orang yang ada di rumah, kalau sampai mereka tau Clowsien bukan lah manusia biasa, pasti mereka akan segera kabur dari sana.

"Baik tuan Rey, kalau ada perlu apa-apa panggil saja bibi ya, bibi mau ke belakang dulu,"

Ujar bi Maryam tersenyum hangat, Reynald pun membalas senyuman itu, namun kemudian buru-buru ia berlari menuju kamarnya, sambil terus melirik ke sekitar, persis seperti seorang maling yang sedang membaca situasi.

Hufff...

Reynald menghela nafasnya yang sedikit berat, sambil merebahkan tubuh di atas tempat tidurnya, tak lama kemudian ia kembali bangkit, berjalan bolak balik, maju mundur layaknya seperti setrika listrik, sambil terus memijit pelipisnya yang tidak sakit, lebih tepatnya ia sedang berfikir, apa yang harus di lakukan sekarang, ia harus mencari alasan yang tepat agar bisa membawa Clowsien keluar dari rumahnya, bagaimana pun juga ia harus melindungi keselamatan orang-orang di sekitarnya.

Malam semakin larut, tapi Reynald masih terus terjaga, sepertinya malam ini ia akan begadang. Ia terus memikirkan cara agar bisa menyingkirkan Clowsien, 'bagaimana bisa wanita secantik itu adalah seekor serigala,' gumamnya bergidik ngeri.

Namun seketika Reynald mengingat sesuatu, kalau besok siang akan ada acara bazar makanan di sebuah kapal pesiar, ia menemukan ide untuk mengajak Clowsien datang ke acara tersebut, mengingat akan banyak makanan di sana, terutama daging, Clowsien bisa dengan sepuasnya makan di sana, nanti di saat Clowsien tak menyadari, baru lah ia akan meninggalkan wanita itu di sana, di tambah lagi Clowsien sangat takut dengan air laut, bisa di pastikan Clowsien akan ketakutan nantinya, batinnya sambil menyeringai.