Langit terlihat mulai redup, sepertinya senja akan segera tiba, kaki-kaki mereka masih terus melangkah, menyusuri sudut jalanan yang mulai tampak sepi, belum terdengar pembicaraan di antara keduanya, selain suara langkah kaki yang mulai sedikit lelah.
Sayup-sayup terdengar suara nyanyian burung dari atas sana, mereka tampak riang terbang ke sana ke mari seolah sedang berlari berkejar-kejaran.
"Kita akan pergi kemana?"
Suara Clowsien terdengar lirih, menandakan kalau ia butuh tempat untuk beristirahat, akhir-akhir ini ia mudah sekali lelah, hal ini di karenakan berkurangnya kekuatan dari batu kristal miliknya, mengingat ia telah memberikan setengah dari kekuatan batu kristalnya untuk Reynald.
"Sebentar lagi kita akan sampai," sahut Reynald sambil terus berjalan. Namun di tengah-tengah perjalanan, Reynald melihat ade sebuah kotak tempat pakaian bekas, memang ada beberapa kota besar yang menerapkan peraturan seperti itu, di mana khusus di sediakan tempat untuk meletakkan pakaian bekas yang masih layak pakai kepada mereka yang membutuhkan, khususnya dari kalangan kelas bawah.
Reynald berinisiatif mencarikan baju untuk Clowsien, mengingat baju yang Clowsien pakai sudah tampak lusuh dan kotor, baju yang tadinya berwarna putih kini mulai tertutupi dengan warna kuning, belum lagi baju yang ia kenakan seperti pakaian ala kerajaan, tak salah jika dari tadi orang-orang menatapnya dengan aneh karena penampilannya itu.
"Hei, bagaimana kalau kita cari pakaian mu di sini!" ajak Reynald sambil menunjuk kotak yang berisi pakaian bekas itu.
"Pakaian?" Clowsien terlihat bingung.
Reynald segera membuka kotak pakaian bekas yang masih layak pakai itu, dengan cepat ia mencari satu demi satu pakaian untuk Clowsien, kalau bukan karena sudah berhutang budi kepada wanita itu, mana mungkin Reynald mengubek-ngubek tempat pakaian bekas seperti sekarang, ini akan jadi pengalaman seru di hidupnya, seorang aktor ternama mencari pakaian bekas di pinggir jalan, kata-kata itu seolah terngiang dalam pikirannya.
"Apa kau tak mau membantuku?" Reynald terlihat kesal saat Clowsien hanya menjadi penonton.
"Apa yang harus ku lakukan?"
"Mencari pakaian, apa kau tidak merasa risih dengan pakaian mu sekarang?" Sungut Reynald sambil melirik pakaian Clowsien yang tampak lusuh, 'untung saja dia cantik, kalau tidak ia akan di kira gelandangan oleh orang-orang,' ucap Reynald setengah berbisik.
"Kau bilang apa?" Clowsien seolah terkejut saat mendengar kata gelandangan, padahal ia sendiri tidak tau apa maksud dari gelandangan.
"Apa kau suka ini? Sepertinya ini cocok untuk mu!" Reynald menunjukkan salah satu pilihannya, sebuah dress pendek berwarna merah muda, lumayan bagus di bandingkan dengan baju yang Clowsien pakai saat ini.
"Apa itu untuk ku?" Clowsien terlihat bingung saat melihat bentuk dari baju yang terlihat aneh itu, ia belum pernah melihat baju yang tidak mempunyai lengan seperti itu, apa lagi sampai memakainya.
"Kau boleh mencobanya, ini jauh lebih layak di bandingkan dengan baju yang kau pakai," bujuk Reynald meyakinkan.
Clowsien terlihat ragu, namun kemudian ia mau mencobanya, beruntung di sana sudah di sediakan satu buah kamar ganti khusus, jadi Clowsien bisa menggantinya di sana, Reynald menunggu di luar, berjaga supaya tidak ada yang menerobos masuk.
Hanya sekitar beberapa menit, Clowsien akhirnya keluar, Reynald begitu terkejut saat melihat penampilan Clowsien, bukannya terlihat cantik, tapi tampak aneh.
Reynald menghela nafasnya dengan kasar, ia pun menutup muka dengan
kedua tangannya, ia tak habis pikir kenapa ada manusia seperti Clowsien di di dunia ini, bagaimana bisa ia mengenakan dress secara terbalik, bagian leher ia letak di bawah, sedangkan bagian bawah ia masukkan ke kepala, bisa di bayangkan bagaimana bentuknya.
"Hei, lebih baik kau mengenakan ini saja" kembali Reynald menyodorkan pakaian, kali ini ia lebih memilih baju kaos dan juga rok, ini demi memudahkan Clowsien untuk memakainya, agar ia bisa membedakan yang mana untuk bagian atas dan yang mana untuk bagian bawah.
Clowsien kembali masuk ke ruang ganti, kali ini ia lebih cepat selesai dan semua ia kenakan dengan benar. Penampilannya pun kini jauh lebih baik, paling tidak penampilannya bukan seperti ala kerajaan lagi, namun layaknya seperti orang-orang pada umumnya.
Setelah selesai, Reynald segera mengajak Clowsien ke panti sosial, kebetulan pada saat mereka berjalan tadi, Reynald melihat sebuah panti sosial, akhirnya terbesit keinginan agar Clowsien di tinggalkan saja di sana.
"Kau silahkan masuk dulu, nanti aku akan menyusul," ucapnya setelah sampai di pintu gerbang panti sosial. Clowsien terlihat mengangguk, ia tak menaruh curiga sedikit pun, Clowsien pun bergegas masuk, ia terlihat menoleh, namun buru-buru Reynald bersembunyi di balik pintu gerbang.
Reynald memperhatikan Clowsien dari jauh, tampak ada ibu-ibu paruh baya yang menghampirinya, mereka terlihat seperti mengobrol, mungkin sang ibu sedang melakukan wawancara kepada Clowsien.
Reynald menatap iba, sebenarnya ia tak tega meninggalkan Clowsien di sana, tapi apa boleh buat, bagaimana pun Reynald seorang artis terkenal, ia tak mau terkena skandal nantinya, hanya karena bersama dengan wanita yang sudah menolongnya.
"Semoga kau baik-baik saja di tempat ini Clowsien," gumamnya sambil melihat dari jauh, entah mengapa ia merasa sedih, namun ini semua demi kebaikan mereka berdua.
Setelah di rasa aman, Reynald berlalu dari panti sosial itu, ia mengarah ke sebuah penginapan, beruntung ia bisa sampai di sana tanpa ada yang mengenali, ia hanya menyewa satu kamar dengan biaya yang cukup murah, mengingat ia hanya menyisakan beberapa lembar uang saja, hingga malam menjelang Reynald pun tertidur dengan pulasnya.
Esok harinya pagi-pagi sekali Reynald sudah terlihat check-out dari penginapan, ia langsung menuju tempat di mana pak Han akan menjemputnya, dengan menaiki sebuah bus ia langsung bergegas menuju ke sana, memerlukan waktu sekitar tiga jam baginya agar bisa sampai ke sana.
Sekilas terlintas di benaknya tentang keadaan Clowsien, namun buru-buru ia menepisnya, ia hanya berharap semoga Clowsien bisa mendapatkan keluarga baru di sana.
Waktu berlalu begitu cepat, setelah tiga jam di perjalanan Reynald pun tiba di tempat tujuan, ia bergegas turun kemudian langsung menuju sebuah cafe, di mana tempat ia akan bertemu dengan pak Han.
Beruntungnya pak Han sudah lebih dulu tiba di sana, ia tampak sedang menunggu Reynald tepat di depan pintu masuk, keadaan di sekitar lumayan sepi, jadi Reynald lebih bisa leluasa untuk bisa sampai di sana.
"Apa kabar tuan muda?" pak Han segera menyapa, saat mereka sudah saling bertemu.
"Baik pak," sahut Reynald menimpali.
Mereka pun segera masuk ke dalam mobil, Reynald sedikit lega, paling tidak ia sudah tidak bersama dengan Clowsien lagi.
"Apa kita langsung ke rumah tuan Rey?" Tanya pak Han di sela-sela menyetirnya.
"Iya, Pak, saya ingin mandi dan berganti pakaian,"
"Baik tuan muda," ucap pak Han lagi menimpali.
Hanya menempuh waktu sekitar setengah jam, mereka pun tiba di rumah, tepatnya di kediaman Reynald, rumahnya terlihat sangat mewah dan megah. Lalu bagaimana dengan Clowsien?