Chereads / My Clowsien / Chapter 2 - Siapa dan di mana ?

Chapter 2 - Siapa dan di mana ?

"Hoaaamm."

Wanita itu baru saja menguap setelah terbangun dari tidur panjangnya, kita sebut saja ia baru selesai hibernasi. Ia pun merentangkan kedua tanganya, tak lupa meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku, akibat terlalu lama menetap di dalam pohon.

Krekk... krekk...

Terdengar suara dari gerakan otot-ototnya, lalu di kuceknya kedua matanya yang tampak silau terkena cahaya.

"Kenapa rasanya begitu terang?"

Wanita itu sedikit sempoyongan, ia masih terlihat linglung, seraya berfikir sesuatu.

"Apa aku sedang bermimpi?" Cicitnya lagi sambil terus memperhatikan keadaan sekitar, begitu banyak barisan pohon, kupu-kupu menari terbang ke sana kemari, ia menatap ke atas langit, matahari bersinar sangat cerah, terdengar pula siulan dari beberapa burung yang seakan sedang bernyanyi.

"Mimpiku benar-benar indah," ucapnya dengan tersenyum, ia terdiam sesaat, namun sedetik kemudian ia tersadar.

"Tidak, ini bukan mimpi, aku ingat tempat ini," wanita itu mulai mengingat sesuatu, itu adalah tempat di mana terakhir kali ia di kurung.

"Apa aku sudah bebas?" gumamnya berusaha menyakinkan diri sendiri bahwa ini sungguh kenyataan.

"Aaaaaa!" teriaknya dengan kencang.

"Akhirnya aku bebas, terima kasih tuhan, sudah membebaskan aku dari pohon besar ini!" serunya dengan suka cita, ia meloncat ke sana kemari untuk mengekspresikan kegembiraannya, setelah sekian ratus tahun ia terkurung, akhirnya sekarang ia bebas.

Wanita itu bernama Clowsien, ia memiliki paras yang cantik, berkulit putih, matanya pun sangat indah, dengan pipi merah merona, siapa pun yang melihatnya pasti akan terpana. Clowsien adalah jelmaan dari manusia serigala, ia sengaja dikutuk oleh seseorang, hingga terkurung di pohon besar itu.

Tapi, tiba-tiba saja pandangannya teralih pada sesuatu, ia mengerutkan keningnya, lebih tepatnya ekspresi aneh. Ia segera mendekat.

"Benda apa ini?" Clowsien terlihat bingung, baru kali ini ia melihat ada besi berbentuk segi empat, namun memiliki mata besar di depannya, padahal itu hanyalah dua buah lampu mobil.

"Apa ini sebuah kuda besi, tapi kenapa bentuknya seperti ini?" gumamnya sambil mengelus mobil Reynald yang sudah tak menyala, sesekali ia mengendus mirip seperti kucing yang sedang mencium sesuatu.

Ia kembali mengalihkan pandangannya, kali ini matanya tertuju pada ban mobil, matanya tak berkedip, sambil terus memperhatikan lingkaran hitam yang sudah di modifikasi sedemikian rupa itu.

"Benar-benar aneh," gumamnya pelan.

Clowsien kembali mengelus, kali ini giliran jendela mobil yang ia elus.

Namun tiba-tiba saja ia terkejut, alarm mobil berbunyi dengan kencang, alhasil ia pun meloncat ketakutan, kita sebut saja dia norak. Tidak sampai di situ, kali ini Clowsien kembali terkejut, saat melihat isi yang ada di dalam benda yang ia sebut dengan kuda besi itu.

"Apa itu manusia?"

Bola matanya seketika membulat, saat melihat seorang pemuda yang tengah terpejam tak berdaya di dalam sana, punggungnya mengeluarkan darah, dengan posisi kepala menunduk di atas kemudi.

"Apa yang dia lakukan dengan kuda besi ini?" Clowsien menatap bingung, tapi perduli apa, toh ia juga tak suka memangsa manusia, lagi pula mungkin manusia itu sudah tak bernyawa. Di tengah kebingungannya, Clowsien memutuskan untuk pergi.

Namun, baru saja ia ingin melangkah, tiba-tiba mobil Reynald bergerak, kemudian terjatuh ke jurang, seketika terbesit rasa kasihan di hati Clowsien, bagaimana mungkin ia membiarkan manusia itu jatuh begitu saja di depan matanya.

Secepat kilat Clowsien terbang menyusul mobil Reynald, dengan cepat pula ia menangkap tubuh Reynald dan membawanya naik, wajah Clowsien seketika merona saat melihat wajah Reynald, ia baru tau kalau manusia yang di tolongnya itu sangat tampan, sampai-sampai ia lupa menurunkan Reynald dan terus saja terbang.

"Apa dia seorang pengeran," pujinya sambil terus menatap wajah Reynald yang terpejam. Clowsien mendekatkan telinganya tepat di atas dada Reynald, seketika itu pula jantungnya berdetak tak karuan.

"Syukur lah ia masih bernafas," ungkapnya sambil meraih tangan Reynald, sekedar memastikan kalau nadinya juga masih berdenyut. Wajah Reynald terlihat pucat, mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan darah akibat luka di punggungnya.

"Apa sekarang dia sedang sekarat?" Lirihnya sambil terus menatap wajah Reynald yang pucat pasi, apa yang harus ia lakukan sekarang, sedangkan kekuatannya mungkin tidak bisa untuk menyembuhkannya, akibat terlalu lama menetap di pohon, membuat ia jarang mengeksplor kekuatannya, sesaat ia termenung sambil memikirkan sesuatu.

Namun beberapa saat kemudian ia baru sadar, kalau ia masih memiliki kekuatan dari batu kristal yang ada di dalam tubuhnya, ia bisa memberikan setengah dari kekuatan batu kristal itu untuk menolong Reynald, tanpa pikir panjang, Clowsien mulai mengambil ancang-ancang, perlahan ia mendekatkan diri ke arah Reynald, jantungnya semakin berdebar kala wajah mereka saling bertemu, ia harus bisa mengendalikan perasaannya saat ini.

Tak lama kemudian, ia menarik nafas dalam-dalam, membuka mulut Reynald secara perlahan, dan meniupkan kekuatan dari batu kristal melalui mulutnya, terlihat sebuah cahaya keluar dari mulut Clowsien, cahaya itu masuk ke dalam mulut Reynald, hanya beberapa detik, cahaya itu pun menghilang. Clowsien menghela nafas, ia merasakan tubuhnya sedikit lelah, hal ini di karenakan berkurangnya kekuatan batu kristal yang ada pada tubuhnya.

Tubuh Reynald bereaksi, wajahnya kembali cerah, punggungnya berangsur-angsur pulih, bahkan tak ada bekas luka sedikit pun, semuanya kembali normal seperti tak pernah terjadi apa-apa.

"Semoga ia cepat siuman," ucapnya penuh harap, Clowsien memandang Reynald dengan tatapan sendu.

"Wajahnya benar-benar tampan," ucapnya lagi sambil menyentuh pipi Reynald, entah mengapa ia merasa gemas dengan mahkluk yang ada di depannya saat ini, Clowsien sampai tak berkedip memandangnya.

Tangan Reynald mulai bergerak, sepertinya ia akan segera sadar, ia membuka matanya secara perlahan, masih terlihat samar-samar, kembali ia menutup mata, kemudian membukanya lagi, kali ini pandangannya terlihat jelas, pertama kali yang ia lihat ada wanita sedang tersenyum sambil menatapnya, ia pun membalas senyuman itu.

"Apa aku sedang berada di surga?" Reynald tersenyum lebar memandang Clowsien, ia berfikir Clowsien salah satu bidadari yang ada di sana.

"Benar-benar cantik," gumamnya lagi.

"Apa kau sudah sadar?" Kali ini giliran Clowsien yang berbicara.

Reynald terlihat bingung, ia merasa ada yang aneh. Ia mencoba mengingat sesuatu namun tak berhasil.

"Apa maksud mu?"

Reynald bergegas bangun, ia duduk tak jauh dari Clowsien. Pandangannya kini mengedar kemana-mana, sepertinya ia masih di dunia nyata, pikirnya lagi.

"Apa kau tak ingat apa-apa?" Clowsien kembali bertanya, Reynald menggeleng, ia tak ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, yang ia ingat dirinya adalah seorang aktor terkenal.

"Kau siapa?" Tanya Reynald tegas.

"Nama ku Clowsien, aku tinggal di hutan ini," jawabnya dengan enteng.

Reynald terdiam sesaat, ia tak percaya begitu saja, mana mungkin wanita secantik itu bisa tinggal di hutan, bisa saja dia salah satu dari penggemar fanatiknya, pikirnya penuh selidik.