"Rencana kamu apa besok sayang?" tanya Papi Satrio kepadaku setelah ia selesai makan.
"Kuliah papi, kenapa?" tanyaku padanya.
"Lho kan semua dosen fakultas kamu kan ikut acara besok, tadi siang saya uda minta dekan fakultas untuk mengumumkan." Papi Satrio memberitahuku kalau ia, sebagai ketua yayasan, memerintahkan dekan agar mengundang semua dosen ilkom datang ke Hyatt Kelapa Gading.
"Oh.. Iya? Aku belum buka- buka whatsapp pi.. Coba aku cek dulu" ujarku sembari membuka aplikasi whatsapp di ponsel pintarku.
Dan rupanya benar, di whatsapp group angkatanku diumumkan bahwa besok semua kegiatan perkuliahan diliburkan beserta pdf surat pemberitahuan dari dekan yang intinya berisi perintah agar semua pengajar ikut acara di Hyatt Kelapa Gading.
"Iya Pi.. Benar.. Berarti aku libur dong.." ujarku setelah membaca pesan di whatsapp.
"Apa papi bilang.. Kan papi ketua Yayasan sayang.. Kamu lupa ya kalau semua keputusan di universitas ditangan papi, bahkan rektor pun bisa papi intervensi keputusannya. Nah.. Berhubung kamu besok libur.. Kamu menginap disini saja. Oke?" pinta papi kepadaku agar aku menginap bersamanya.
"Boleh pi. Tapi aku ngga bawa baju. Masa pakai baju begini mulu.. Gimana pi?" Tanyaku menjelaskan kalau aku tidak ada pakaian ganti selain aku setuju mau menginap dengannya.
"Beli aja sekarang di mal Gading Indah. Kan masi jam 20.30, lagian mal ini masih satu kesatuan dengan hotel ini, karena hotel ini hotel bintang 5" ujarnya menyuruhku beli baju.
"Tapi...." ujarku manja hendak bilang kalau aku ngga ada uang tapi aku juga sadar kalau tadi siang papi Satrio sudah dititipkan uang oleh papi sebanyak tiga juta dan masih sisa dua koma sembilan juta.
"Tapi kamu ga ada uang? Uda habis ya yang tadi.. Ok kamu ambilkan dompet papi ya.." ujar papi kepadaku minta diambilkan dompet di atas rak dinding ambalan yang posisinya dibawah televisi.
"Ok pap.." ujarku sembari mengambil dompet papi.
"Ini pap.." ujarku menyerahkan dompet yang aku ambil kepada papi.
Papi membuka dompetnya lalu mengambil kartu debit bca platinum dan menyerahkan padaku "Ini pakai aja kartu ini.. Passwordnya tanggal lahir papi"
"Makasi papiku sayang.. Kamu emang terbaik" ujarku sembari mencium pipi sembari memeluknya setelah itu mengambil kartu debit yang ada ditangannya.
"Iya.. Jangan lama- lama ya kamu belanjanya.. Beli 4 stel pakaian aja sekalian, biar bisa buat sampai lusa." ujarnya sembari tersenyum.
"Ok pi.." ujarku sembari memeluknya lagi.
"Sudah.. Sana segera pergi.. Mall kan tutup jam 22.00, sekarang sudah jam sembilan kurang 15 menit.. Tar keburu pada tutup" ujarnya dengan bijak.
"Ok pi.. Aku berangkat ya.. Mmmuachh" ujarku berpamitan sembari mengecup pipinya lalu segera bergegas pergi meninggalkannya.
‐-------
Setelah membeli baju kaus lengan panjang warna hitam zara dan rok mini prisket warna krem, aku menuju ke toko levi's untuk membeli celana jeans dan jaket jeans denim biru tua yang aku idamkan selama ini tapi karena mahal aku belum beli.
"Mbak.. Ada yang model ini ukuran xs ga?" tanyaku kepada pelayan toko levi's menanyakan ukuran jaket jeans denim biru tua yang aku inginkan.
"Sebentar ya mbak.. Saya coba cek terlebih dahulu" ujar pelayan toko pergi ke dalam ruangan yang sepertinya tempat menaruh stok barang yang tidak cukup untuk dipajang di etalase toko.
Aku menunggu sembari mencari celana jeans levi's yang aku inginkan, tidak sampai 5 menit aku menemukan celana jeans yang aku inginkan beserta ukuran yang biasa aku pakai. Aku lalu masuk ke kamar pas lalu mencoba jeans yang aku pilih.
Aku berputar dan melihat beberapa sisi di kaca untuk melihat apakah aku cocok memakai celana jeans yang aku pilih atau tidak, setelah beberapa kali berganti pose aku memutuskan untuk membelinya. Saat itu dari luar pintu kamar pas terdengar ketukan pintu.
"Mbak.. Ini ketemu ukuran yang mbak cari apakah mau sekalian di coba?" ujar pelayan toko dari sisi luar.
"Ok mbak.. Boleh" ujarku sembari membukakan pintu untuk mengambil jaket jeans denim yang aku ingin beli.
"Wah cocok.. Cantik banget aku memakainya" ujarku senang sembari berbicara sendiri setelah mencoba jaket jeans denim dan celana jeans sembari melakukan beberapa pose memastikan cocok tidak aku memakai apa yang aku pilih.
Setelah aku mengganti ke rokku lagi, aku lalu keluar dari kamar pas dan memberikan jaket dan celaja jeans yang aku pilih ke kasir.
"Hanya ini saja mbak? Apa mau kaus hitam tulisan levi's kami? Ini produk terbaru, bentuknya slim fit mengikuti bentuk badan, kainnya agak tebal tapi kainnya dingin, lembut dan menyerap keringat." ujar kasir toko menawarkan aku produk kaus mereka yang baru.
"Boleh mbak.. Jadi berapa totalnya?" ucapku setelah melihat bentuk kausnya menarik juga.
"Ok mbak.. Semua jadi dua juta tiga ratus dan enam puluh ribu rupiah mbak. Mau bayar pakai apa?" ujar mbak- mbak kasir memberi tahu total harga yang aku bayar sekaligus menanyakan aku hendak membayar memakai sistem apa.
"Debit mbak.. Ini.." ujarku menyerahkan kartu debit bank swasta, dengan tingkatan kartu platinum yang merupakan tingkat tertinggi dari kartu debit yang dikeluarkan oleh bank itu, kepada mbak- mbak penjaga kasir.
"Baik.." ujar kasir toko menerima kartu debit dari tanganku.
"Silahkan masukan passwordnya mbak" pinta mbak kasir kepadaku sembari menyerahkan mesin EDC kartu debit kepadaku.
Setelah selesai mengetik password debit, mbak kasir dengan cekatan menyelesaikan proses transaksi pembayaran dan merapihkan semua yang aku beli serta memasukan ke kantung belanjaan dari bahan kertas berlogo levi's. Setelah selesai ia menyerahkan kepadaku sembari berkata "terimakasih mbak telah belanja di store kami"
"Sama- sama mbak" ujarku sembari mengambil kantung belanjaan yang diberikan lalu beranjak pergi meninggalkan toko untuk menuju toko berikutnya.
Saat aku sudah diluar toko levi's tiba-tiba notifikasi panggilan diponselku berbunyi. Aku melihat siapa yang menelepon, rupanya Tina, teman seprofesiku sebagai sales promotion girl yang sudah beberapa kali kami berada di 1 acara pameran yang sama.
"Halo Tin.. Tumben nelepon malam- malam. Ada apa Cin?" tanyaku membuka obrolan.
"Halo.. Sist.. Lo lagi dimana? Besok sibuk ga? Kalau ga sibuk mau ga gue kasi kerjaan?" ujar Tina memberondongku beberapa pertanyaan kepadaku.
"Yeee.. To the point amat lu.. Lagi di Hyatt Gading, nginep bareng gadun gue.. Kerjaan apaan? Boleh aja asal waktunya ga bentrok" ujarku protes karena Tina memberondong beberapa pertanyaan tanpa basa- basi sembari menjawab apa yang dia tanyakan.
"Lah.. Kok kebetulan.. Gini.. Gue dapet klien.. pejabat luar kota ni.. Dia mau threesome besok siang di Hyatt Gading.. Bayarannya 20 juta buat masing- masing orang buat 2 jam, tapi dia maunya tanpa pengaman. Tadi gue ngajak Vita.. Tapi bestie kita yang satu itu lagi ga bisa, katanya besok shift dinas sore di rumah sakit, jadi ga bisa ambil 'job' ini walau bayarannya oke" ujar Tina menjelaskan panjang lebar mengenai ada tawaran untuk booking layanan ranjang namun main bertiga, 2 perempuan dan 1 laki-laki, atau threesome.
Tina memang sama sepertiku, selain bekerja sambilan sebagai spg, ia juga membuka jasa layanan sebagai pramu nikmat. Memang di kota besar ini beberapa oknum spg bisa disewa, walau mayoritas dari 'sales promotion girl' masih menjaga kesucian mereka sebagai wanita dan lebih memilih bekerja di jalur lurus sebagai spg tanpa embel- embel lainnya.
Umurnya 5 tahun lebih tua dariku, namun mukanya terlihat sama denganku, dia adalah gadis sunda tulen yang mempunyai kecantikan ala mojang priangan dengan kulit putih bersih dan badan kurus namun berisi karena sering melakukan fitnes membentuk bokong dan payudaranya.
Sedangkan Vita adalah seorang perawat yang umurnya aku tidak tahu, namun mungkin setahun hingga 3 tahun lebih tua daripada aku karena baru saja lulus akper dan selain pekerjaannya sebagai perawat sering bekerja sebagai spg dan pramu nikmat sepertiku dan Tina.
"Wah besar juga tawarannya.. Tapi.. Ga pakai pengaman. Ngeri banget, tar klien itu hiv.." ujarku yang sebenarnya tertarik dengan uangnya tapi takut ketularan penyakit menular yang tentunya pengobatannya lebih besar dari uang yang ditawarkan.
"Nah.. Justru itu.. Klien kita rupanya tadi pagi baru selesai 'medical check up' di rumah sakit pusat, dan diperiksa semua laboratoriumnya termasuk pemeriksaan hiv dan penyakit menular seksual, jadi dia aman. Kenapa gue ngajakin lu atau Vita karena gue tau lu berdua biasa cek rutin terkait hal itu. Kalau gue karena ada tawaran ini, dan permintaan ada hasil lab bahwa gue bebas hiv dan penyakit menular, tadi pagi langsung cek dan hasilnya aman" seru Tina panjang lebar menjelaskan kalau klien yang memesan layanan kami bebas dari penyakit menular seksual dan alasan kenapa Tina mengajak aku selain Vita, yang memang rutin memeriksakan laboratorium hiv setelah setahun lalu disarankan oleh Vita setelah kami beberapa kali mendapat 'job' bareng di urusan ranjang.
"Hmmm.. Bolehlah.. Kebetulan gue baru aja tes terakhir sabtu kemarin. Jadi aman.. Ok sist.. I'm in" aku menjawab setuju merima tawaran dari Tina.