Aku membuka galeri foto di ponsel pintarku lalu memilih gambar swafotoku yang sedang memakai kaca mata hitam besar dan menggunakan topi pantai lebar dan bikini hitam one-piece dengan posisi pengambilan gambar dari samping kiri untuk dikirimkan ke akun @duddygemoy sesuai janjiku.
[wah kamu cantik banget @wongkitoangel, sesuai yang temanku bilang.. Oke babe.. See You saturday] ketik reaksi @duddygemoy memujiku saat aku memberikan foto 'selfie' sesuai janjiku.
Sudah hampir duapuluh menit aku memijat 'sugar daddyku' dan sudah selesai pula transaksi open booking untuk pelayanan ranjangku sabtu depan, ditambah staminaku yang terkuras habis karena klimaks berkali- kali dengan Fajar sebelumnya membuatku menjadi mengantuk. Akhirnya aku memutuskan ikut berbaring dan tidur disamping gadunku itu hanya dengan memakai jubah mandi putih hotel.
‐-------
Sluuurrrp.. Sluurrrpp.. Sluuuuurrrrp.. Sluurrrppp.. hisapan rakus papi Satrio di kemaluanku membuatku terbangun dari tidurku. Satrio menjilat, menghisap dan menyedot dengan buas kelaminku, aku yang baru terbangun setelah hampir 1 jam tertidur menikmati jilatannya yang sangat lihai, dan sekaligus menaikan libidoku.
Aku makin mendesah keras "Aaahhhh... Aaaaahhhh... Enaaakk bangeeeet... Jilatin terus papiiih... Aaaahhh... Sedotan kamu bikin kemaluan aku tambah geliii... Aaahhh... Aaahhh... Terus sayang!!"
Lima belas menit sudah kemaluanku dijilati papi, aku semakin fokus ke rasa nikmat jilatan beliau, aku merasa puncak kenikmatanku semakin dekat, aku mendorong dan meremas kepala papi Satrio menggunakan kedua tanganku ke arah kemaluanku. "Pappiiii!! Sayaaaang!! Aaahhh!!! Aaahhhh!! Aku keluaaaarrr!! Aku keluaaaaarrrr!!! Keluarr Sayaaaaangggg!!! Aaaaahhhhhh!!! tubuhku menggelinjang hebat dan muncrat banyak cairan dari dalam kemaluanku.
Ranjang kasur hotel keliatan basah penuh dengan cairan lendir beningku, aku merasa senang bisa mencapai puncak kenikmatan melalui mulut papi, namun aku merasa belum puas, aku masih ingin merasakan lagi kepuasan birahi lagi darinya apalagi libido sudah tinggi kembali.
"Hahaha.. Gimana pembalasanku Cin? Enak lidah papi?" ujar Papi dengan bangga setelah berhasil membuatku merasakan klimaks.
"Ihhhh papi curang, aku lagi enak- enaknya mimpi dibangunin.." ujarku sok ngambek dengan gaya manja.
"Hahaha tapi dibangunin dengan cara yang enak dan diganti kenikmatan yang lebih dari pada bobo kan?" ujar pak Satrio berusaha mencari pembenaran atas apa yang dia lakukan kepadaku.
"Hmmmm.. Enak tapi kan aku mimpi jadi terganggu.. Ya udah.. Karena papi uda membangkitkan libidoku ayukkk lanjut.." ujarku kepadanya mengajak meneruskan ke tahap berikut dalam olahraga ranjang.
"Ayo.. gitu dong.. Itu baru kesayangan papi" ujar Papi yang langsung memelukku dan hendak mulai berciuman denganku.
Saat posisi mukaku sudah berada persis didepan papi, kami mulai berciuman mesra. kedua tanganku merangkul leher pak Satrio, sedangkan kedua tangan papi meremas-remas nafsu kedua bongkahan pantatku.
Kami bercumbu hampir 15 menit lamanya memuaskan hasrat nakal kami, kelaminku makin basah lalu aku berbisik ke telinga papi "Aku udah basah, aku masukin ya kontolnya Papi ke vaginaku" yang dijawab dengan anggukan kepala dari pak Satrio tanda setuju.
Aku memegang tongkat kenikmatan gadunku itu lalu memposisikan kelamin pak Satrio itu didepan liang senggamanya, dengan posisi Woman on top, tongkat kenikmatan gadunku mulai tenggelam didalam liang rahim milikku. Setelah seluruh tongkat sakti gadunku berada di liang surgawi milikku, aku mulai menggoyang pinggulku.
"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." erangku
""Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Iya terus.. Enaakkkk!! Yaaaa.. Terussss sayangg.." desah pak Satrio menikmati goyanganku diatasnya sembari memainkan kedua payudaraku
"Aaakh.. Iya sayang.. Enakkk.. Aaah.. Sssh.. .. Euunggh.. Nikmati aja sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Jangan banyak bicara.. Ssssh.. Aaah.. Aaah.." ujarku terus menggoyang naik turun menjepit tongkat kenikmatan pak Satrio.
"Aaahhh.. Enak sayang.. Kempot banget lubang kamu.. Iyaaa.. Lebih enak dari istriku yang sudah tak berguna itu.. Aahhh.." ujar Satrio meracau menikmati goyanganku sembari menghina istrinya sendiri yang tidak bisa melayaninya bukan karena tidak mau tapi karena sakit keras.
"Ahhh... Oughhh.. Enakan.. Aaah.. Ma.. Na.. Lubangku atau punya istrimu Say.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. ?" tanya akusembari terus mengoyang pinggulnya menikmati olahraga ranjang terlarang itu..
"Kamu.. Ahhhh.. Jelas Kamu" ujar Satrio menikmati goyangan pinggul aku diatasnyanya senbari meremas- remas dengan kasar kedua payudaraku.
Goyangan aku makin liar.. Keringat dari tubuh kedua insan dimabuk birahi bercucuran dengan derasnya, walau kamar dingin karena air condisioner, tapi aksi kami membuat panas suhu tubuh meningkat. Menikmati goyangan pinggul aku yang memang pelacur kawakan, Membuat Satrio hampir mencapai orgasme, sehingga ia ikut memasuk keluarkan tongkatnya naik turun semakin cepat..
"Sayang.. Geli.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. geli.. Aku ga tahan.. Aku mau keluar" ujarku kepada pak Satrio
"Aku juga sayang.. Aku juga.. Mau aku keluarin didalam atau diluar sayang?" tanya Satrio yang juga sudah mau ejakulasi.
"Didalam saja sayang. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Sssh.. Aaakh.. Enak didalam.." ujar Vita makin cepat goyangannya.
"Aaakkhh.. Akkkhhh.. Aku mau keluar sayang" teriak Satrio yang merasa spermanya sudah mau diujung.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Aku keluar.. Aku keluar.. Aaahh.. Aaaahhh.. Haaahh.. Haaahhh.. Haaahh.. Enak sayang.. Memekmu paling terbaik.. Haaahh.. Aku keluar banyak banget.. Haaahh.. Haaahh.." ujarnya saat menyemprotkan lima kali dengan deras cairan sperma putih kentalnya ke dalam rahimku hingga penuh beberapa saat sebelum aku mencapai puncak kenikmatan birahiku.
Aku yang juga hampir mencapai klimaks berkonsentrasi dengan kenikmatanku sendiri sebelum senjata tumpul yang ada di dalam liang peranakanku mengecil dan layu, dengan posisiku memegang kendali aku bergoyang makin liar diatas pak Satrio yang sudah mencapai klimaks lebih dahulu dan akhirnya aku merasakan klimaks setelah beberapa lama aku bergoyang "Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!!."
liang senggamaku penuh dengan cairan cinta aku dan pak Satrio, namun aku tidak terlalu kwatir karena besok pagi aku akan segera meminum 'morning after pill' yang ada di kamar kostku sehingga aku tidak akan hamil.
Kelamin pak Satrio sudah mulai layu dan mengecil sehingga otomatis terlepas dari kelaminku, dan seperti biasa setelah mendapat klimaks pak Satrio akan langsung tertidur pulsa, sedangkan aku bangkit dari posisiku diatasnya lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku melirik jam, waktu menunjukan pukul 20.07 berarti kami berhubungan badan hanya sekitar 4 sampai 5 menit, karena aku ingat aku mengantuk sekitar pukul 18.30, lalu terbangun pukul 19.35 karena dirangsang gadunku, dan mendapat klimaks olehnya dari permainan mulutnya jam 19.45, berciuman sekitar 15 menit dan akhirnya mulai melayani dengan posisi woman on top sekitar pukul delapan lewat.
‐-------
Setelah aku mandi hampir 2jam lamanya aku keluar kamar mandi disambut pak Satrio yang sudah bangun dan sedang makan nasi goreng yang sepertinya dia pesan dari layanan room service.
"Sayang.. Ayo makan.. Aku sudah membelikanmu nasi goreng, itu dimeja, temani aku makan diranjang ya.. Ayo cepetan.." ujarnya sembari makan dengan lahap nasi goreng ditangannya.
Aku membalas dengan senyuman, lalu mengambil nasi goreng yang sudah dipesankannya untukku lalu naik ke ranjang, dan makan nasi goreng disamping tempat pak Satrio duduk diatas ranjang, dimana pak Satrio terlihat sangat menikmati nasi goreng yang ia pesan untuk kita berdua.