Chereads / Rahasia Kotorku Akankah Terbuka Karena Kehamilan Ini / Chapter 9 - Transaksi 'Open Booking' dibelakang Papi

Chapter 9 - Transaksi 'Open Booking' dibelakang Papi

"Sayangku.. " sapa papi Satrio kepadaku sembari melepas sepatu pantofel merk Bally berwarna hitam yang dipakainya.

"Iya papi sayang.." ujarku kepada papi membalas sapaannya.

"Kamu baru selesai mandi ya?" tanya papi saat melihatku hanya berjubah mandi dan sedang mengeringkan rambut.

"Iya papi, biar seger pas ketemu papi" ujarku menjelaskan alasan kenapa aku mandi.

"Hmmm.. Kamu harum.. Papi jadi semakin bernafsu untuk menggagahi kamu say.." ujar papi yang sudah selesai melepas sepatu dan kedua kaos kakinya dan berjalan menuju ke tempatku duduk.

"Sok atuh.." ujarku menantangnya memakai dialek sunda yang aku mulai tahu karena di kampusku banyak yang merupakan keturunan Sunda.

Satrio berdiri didepanku, dia lalu membuka kancing kemeja yang dia pakai. Aku juga tidak tinggal diam, aku membuka kancing celana bahan dan menurunkan resleting, serta memelorotkan celana dalam bokser yang dipakainya.

Setelah 'burung kecilnya' terlihat, kenapa aku menyebutnya begitu, karena ukurannya yang memang kecil kalau mengembang maksimal ukurannya hanya 12 cm dan diameternya hanya 4cm, apalagi karena ketutupan lemak tubuhnya sehingga menyebabkan kelamin pak Satrio terlihat lebih kecil lagi.

Setelah itu aku meludahi burung puyuh papi, lalu mulai menggenggam dan mengocoknya supaya si burung puyuh itu mengembang. Sedangkan papi Satrio sudah selesai melepaskan kemejanya, sekarang dia berdiri telanjang bulat didepanku yang masih duduk di depannya sembari mengocok kelamin kecilnya dengan tangan kiriku. Pak Satrio juga tidak tinggal diam dia mulai memasukan kedua tangannya ke celah jubah mandiku lalu memilin puting susuku dan meremas dengan gemas payudaraku yang seperti bulan melon itu.

Setelah burungnya mengembang maksimal, Aku mulai membuka mulutku memasukan seluruh kelamin papi kemulutku hingga terbenam hingga tujuh perdelapan bagiannya atau sekitar 10 senti. Sluuurrrp.. Sluurrrpp.. Sluuuuurrrrp.. Sluurrrppp.. sedotan rakusku ke kemaluan pak Satrio. Aku menjilat, menghisap dan menyedot dengan buas sembari mengocok ujung batang kenikmatannya yang tak terjangkau mulutku dengan bantuan jariku serta kadang- kadang diselingin menjilati sekitaran 'sunhole' dan dua buah zakarnya dengan permainan lidahku. Terlihat Satrio menikmatinya, tapi tetap berusaha agar pertahanannya tidak jebol.. "Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." desahnya menikmati permainan mulutku.

Pakk.. pakk.. pakk.. pakk.. pakk.. pakk.. pakk.. Kevin setelah 5 menit aku kulum penisnya makin brutal memaju mundurkan gerakan pinggulnya hingga terkadang kelaminnya sampai beberapa senti masuk kedalam kerongkonganku. Aku yang kesadarannya sudah dikuasai nafsu birahi walau beberapa kali tersedak mau muntah tetap terus mengulum dan mengocok kelaminnya dalam mulut mungilku dan hanya bisa mendesah tertahan karena mulutku disumpel kemaluan papi yang kecil walau termasuk standar untuk ukuran pribumi. "Mmmhhh... Mmmhhh... Hoeekk.. Hoeekk... Mmmhhh... Mmmhhh.." desahku.

"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Enak kulumanmu Cindy.. Lebih dalam.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Aku ga tahan!! Aku mau keluar!! Aaahhhh!!! Aaaahhhh!! desahnya merasakan seperti akan mendapat klimaks hanya dengan pelayanan mulut mungilku.

"Aaaakkkhhhh...!!!" jeritnya saat papi memuncratkan 4 semprotan cairan spermanya kedalam kerongkonganku, yang aku telan seluruhnya.

"Istirahat dulu sebentar ya sayang, tar lanjut lagi" memang gampang memuaskan papi Satrio, karena biasanya 10 menit paling lama ia sudah mengeluarkan cairan ejakulasinya dan setelah cairan itu terkuras maka seketika ia akan lemas dan perlu istirahat 1 sampai 2 jam baru bisa 'on' lagi.

"Ok papi" ujarku setelah membiarkan burung puyuhnya lepas dari mulutku saat burung puyuh itu melemas dan mengecil setelah 'susu kental manis rasa gurihnya' aku sedot seluruhnya.

Papi lalu berbaring diatas ranjang dengan telanjang dada, aku yang sudah menjadi peliharaannya selama 2.5 tahun lebih sudah mengerti kemauannya, ikut ke atas ranjang dan mulai memijati kedua kakinya.

"Aku bobo sebentar ya sayang" ujarnya meminta izin kepadaku walau sebenarnya hanya basa- basi belaka karena diizinkan ataupun tidak olehku ia pasti tetap akan tidur.

"Iya papi.. Sayang kamu" ujarku sembari memijat telapak kakinya, ini merupakan layanan ranjang yang paling ia suka, berbeda dengan wanita sewaan yang lain, aku setelah 'memuaskan dahaga birahinya' pasti memberi pijatan lembut dikakinya, walau hanya dua puluh hingga tiga puluh menit paling lama, tapi ia seperti merasa dilayani bagai seorang suami atau bahkan raja.

Kalau wanita lain, biasanya hanya mau melakukan persetubuhan saja, dan setelah sampai klimaks merasa tugasnya sudah selesai, palingan yang mereka lakukan hanya mengajak kliennya berbincang- bincang kalau pelayanan mereka prima. Kalaupun ada yang memberi layanan pijat palingan hanya beberapa, dan itupun sebelum persetubuhan dilakukan, serta mayoritas dilakukan oleh terapis spa plus- plus, sedangkan perempuan 'pegiat ranjang' yang menjajakan diri di sosmed yang mau memberi servis pijat sangat sedikit.

"Groookkk.. Groookkk.. Zzzz... grooookkkk.. Zzzz... Zzzzzz.. " Suara ngorok dari mulut pak Satrio mulai terdengar setelah sekitar tiga menit saja aku mulai memberinya pijatan di kakinya.

Dari pengalamanku sebagai 'perempuan piaraan' beliau, memang papi akan terlelap dengan cepat sekitar 3-5menit setelah kakinya dipijat. Namun aku tetap memijatnya hingga minimal 15 menit, karena kalau kurang dari lima belas menit aku berhenti memijat maka ia akan terbangun tiba- tiba, sehingga aku perlu memijat lebih lama daripada yang seharusnya.

Aku memijatnya menggunakan tangan kanan, sedangkan tangan kiriku bermain sosial media di ponsel pintarku. Aku membaca sosial media burung biru, ada beberapa dm atau direct message dari beberapa akun asing. Aku membaca isi pesan mereka, rata- rata mereka ingin menyewa layanan servis ranjangku. Aku segera membalas pesan mereka dengan kalimat yang sama [ST sembilan ratus ribu, LT empat juta, all day 9 juta, dp untuk ST lima ratus ribu, dp LT satu setengah juta dan dp All day 4 juta. Exlude only. Biaya transportasi ditanggung klien. Ga bisa jadwal dadakan, paling cepat 1 hari sebelum waktu booking. Real pic setelah dp masuk.]

Tidak sampai 5 menit ada dua pesan masuk membalas pesan yang kukirim. [Dpnya boleh kurang ga untuk Short time (ST) ? Ga bisa COD (cash on delivery) aja ya? Takut ketipu soalnya..] dari akun @denimesum kepadaku via direct message.

Aku lalu membalas [Tidak menerima cod, coba angel lain, 'rules' saya kan sudah jelas ditulis di post. Maaf ga bisa kurang dpnya].

Lalu pesan lainnya dari @duddygemoy berisi [BO buat sabtu minggu ini dari jam 15.00 bisa? LT (longtime). Bisa ga di hotel Cemara Cawang?].

[Bisa] jawabku singkat.

[Kalau begitu minta no rek ya. LT nya 8 jam kan? Sesuai standar biasanya kan?] jawab @duddygemoy

[Iya sayang bisa. No rekening 5478781111 atas nama Citra Lestari] jawabku

[Ok sayang. Aku transfer dulu] balas @duddygemoy.

[Ok babe. Aku tunggu ya kabar baik darimu kamu] balasku ramah kepada calon klienku.

Tidak sampai 5 menit, muncul notifikasi e-banking berupa uang masuk sebesar satu juta sembilan ratus ribu dari rekening Duddy Handoko dengan tulisan catatan 'dp dan uang transport'

[Udah aku kirim ya. Tolong dicek. Btw, nama aslimu Citra Lestari ya babe?] ujar @duddygemoy memberitahu kalau ia sudah transfer dan menanyakan nama direkening yang ku berikan.

[Makasi beb, bentar aku kirim foto pic ya. Bukan beb, itu nama agenku] balasku.