Fajar menggesekan kejantannya di depan lubang kemaluanku dan mengarahkan kejantanannya untuk masuk ke lubang kenikmatanku. Aku tidak tinggal diam, tangan kananku memegang menggenggam batang keperkasaannya membantu mempermudah kelaminnya supaya masuk ke dalam kelaminku
Terasa kepala keperkasaan Fajar yang besar yang mulai menekan lubang peranakanku sehingga sedikit demi sedikit mulai tenggelam sedikit demi sedikit dalam kemaluanku, ada rasa perih namun nikmat akibat keperkasaanya yang besar dan gemuk dengan ketebalan alat kelaminnya sekitar 6-7 cm membuat vaginaku terasa sangat penuh.
Tak terasa penis Fajar sudah masuk mentok hingga bertemu mulut rahimku, terasa seluruh keperkasaannya tenggelam didalam kemaluanku. Setelah mendiamkan selama beberapa detik, Syahrul mulai menggerakan maju mundur pinggulnya membuat alat kelamin kami saling beradu dalam kenikmatan.
Kami bersenggama dalam posisi 'stand and driver sex position' dimana Fajar melakukan penetrasi dalam posisi berdiri sedangkan aku berbaring di tepi ranjang dengan kedua pahaku terbuka lebar dengan kedua betis ku bersandar di bahunya.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Lebih dalam.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Terus jangan berhenti sayanggg!! desahku yang mulai bisa menikmati gerakan keperkasaan Fajar didalam liang kenikmatanku.
"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Memekmu enak!! Eunggh.. Sssh.. Aaahhh.. Sempit banget mbak!! Enak dijepit memekmu say.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.." desah Fajar sembari makin mempercepat gerakan mengeluar masukan penisnya dalam vaginaku.
"Boleh aku merasakan payudaramu sayang?" tanyanya dengan muka nafsu dan sembari tetap menggoyang tongkat keperkasaanny keluar masuk didalam liang kenikmatanku.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Boleh sayang Aaahhhhh.. keduaaa.. Sssh.. Payudaraku.. Aaakh.. milikmu saat ini.. Aaaahhhh.. Terus.. Geli sayang.. Lebih dalam.. Enaaakk kontolmu.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Terus jangan berhenti sayanggg!! " ujarku kepadanya mempersilahkan Fajar memainkan kedua payudaraku
Dia mulai menjilati payudaraku kananku dari sisi keluar hingga ke sisi tengah di lingkaran putingku yang berwarna merah jambu. Setelah sampai di puting dia menjilat, menggigit halus dan menghisap payudaraku dengan penuh nafsu sembari memilin- milin puting payudara kiriku dengan tangan kanannya, hal itu dilakukan bergantian dengan gerakan keluar masuk pedang tumpulnya di dalam sumur birahiku.
""Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Isep tete ku.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Kontolmu jangan berhenti sayang.. Terus goyang aku pake kontolmu.. Please jangan berhenti sayanggg!!" desahku menikmati jilatan, dan hisapan Fajar ke payudara kananku tapi juga memintanya menggoyang keluar masuk kelaminnya yang diam didalam kelaminku saat dia bermain dengan payudaraku.
Kombinasi jilatan dan hisapan Fajar pada kedua payudaraku bergantian dengan gerakan penetrasi tongkat keperkasaannya dalam liang peranakanku membuat kelaminku semakin basah dan aku merasa sangat geli seperti mau kencing.
Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Cepetin sayaaaanggg.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Aku ga tahan!! Aku mau keluar!! Aaahhhh!!! Aaaahhhh!! desahku merasakan seperti mau orgasme lagi kedua kalinya dengan Fajar.
Aku mulai bisa mengikuti permainan pinggul Fajar, pantatku secara reflek mulai ikut bergoyang berusaha mengimbangi permainannya serta berusaha memberi perlawanan goyangan dan serbuan keperkasaannya didalam kemaluanmu.
"Aaahhh.. Aahhh.. Gimana sayang.. Enak memekku sayang? Aaahhh.. Aaahhh.." tanyaku dengan binal kepada Fajar yang masi asik menggenjot kemaluanku.
"Enak.. Aaahh.. Aahhh.. Hari ini beruntung banget gue.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Bisa dapet klien yang gue entot kaya pacar.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Memekmu sempit dan ngegrip banget!! Aahhh.. Ssshh.. Aaaahhh.." ujarnya sembari mendesah dan terus menggempur kemaluanku dengan kemaluannya yang besar itu.
Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Lebih dalam.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Aku ga tahan!! Aku mau keluar!! Aaahhhh!!! Aaaahhhh!! desahku merasakan seperti sensasi mau 'kencing' untuk ketiga kalinya secara total dan kedua kalinya karena layanan 'torpedo besarnya' .
"Iya sayang...Aaaahhhh.. Sss... Eunggg.. Sshhhh.. Iya sayang keluarin aja sayang.. Aaahhhh.. Nikmati aja kontolku.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh...." Desah Fajar sembari makin mempercepat goyangan maju mundur gerakan pinggulnya.
"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!!" Jeritku sembari menggelinjang dan menggeliat saat kelaminku berdenyut dan menyemprotkan keluar cairan ejakulasiku berupa cairan lendir jernih hangat, yang dikenal dengan nama 'squirt', dengan derasnya membasahi kelamin Fajar yang terus mengerakan keperjakasaannya keluar masuk dalam kelaminku.
Digoyang tanpa henti walau aku sedang menikmati puncak kenikmatanku membuatku makin merasa geli, dan tidak sampai beberapa lama setelah aku merasakan orgasme karena kelamin laki- laki, sepertinya aku akan merasakan lagi kenikmatan puncak birahiku untuk yang ketiga kalinya dalam persetubuhan ini dan untuk keempat kalinya secara total.
Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Cepetin sayaaaanggg.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Aku ga tahan!! Aku mau keluar!! Aaahhhh!!! Aaaahhhh!! desahku merasakan seperti mau orgasme lagi dalam jeda tidak sampai beberapa menit dari orgasme keduaku.
"Aahh.. Aahh.. Aku mau keluar yanngg.. Aaaahhhh... Aku mau keluar.. Keluarin di dalam atau diluar Aaaahhhh... ?" tanya Fajar kepadaku sembari mempercepat gerakan kelaminnya.
Aku yang sudah hampir klimaks hilang nalar dan logikaku sepenuhnya dan sudah sangat dikuasai nafsu berkata pada Fajar yang akan aku sesali kemudian "Aaaahhhh.. Didalammm... Aku jugaaa.. Aaahhhh!! Yaaahh!! mau keluarrrr.. Jangan sampai aku kentanngg.. Aahhhhh!!"
"Oke mbak.. Sesuai maumu.." ujar Fajar semakin mempercepat goyangan maju mundur senjata tumpulnya keluar masuk 'sumur surgaku'.
"Aaaahhhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaakkkhhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!!" Jeritku sembari menggelinjang dan menggeliat saat kelaminku berdenyut dan menyemprotkan keluar cairan ejakulasi 'squirt' ku disusul jeritku klimaks Fajar "Aaaaaaaaakkkhhhhh!! Akuu jugaaa!!! Aaakkkkhhh!!" yang menyemprotkan cairan spermanya sekitar 5 kali ke rahimku dengan kepala mendongak keatas dan mata nya seperti hilang bulatan hitamnya atau bagian iris dan pupil saat Fajar mengalami klimaks.
"Astagaaaa!!!!" aku menjerit panik beberapa saat setelah kami berdua mencapai klimaks dan spontan mendorong tubuh Fajar menjauh dariku.
"Hahhh.. Ada apa mbak??!!!" tanya Fajar bingung karena didorong mundur sehingga kelaminnya terlepas seketika dan hampir jatuh namun karena keseimbangannya bagus ia masih tetap berdiri.
"Didalaaammm!! Spermamu didalam rahimku!!" jeritku histeris lalu menangis sesenggukan..
"Te.. te.. tetaa.. pii.. kaa kaaa.. kata.. mbakkk taaa.. di.." ujar Fajar gelagapan saat melihatku menangis sesenggukan karena takut disalahkan apalagi dia membuang 'tahi macan'nya didalam atas intruksiku.
Aku menangis sesunggukan sembari menyadari kalau ini semua salahku, sedangkan Fajar diam membeku bingung harus berbuat apa dan memcoba memahami situasi terlebih dahulu. Aku terus menangis selama hampir 10 menit, sedangkan Fajar hanya diam menunduk tidak tahu harus berkata apa- apa.
‐-------
"Mbak.. Kalau mbak sampai hamil karena saya, saya siap bertanggung jawab. Ini nomor telepon saya, saya tulis di nota ini. Saya izin pamit, sudah 2 jam lebih lebih saya dikamar ini dan biar mbak bisa menenangkan diri. Saya izin permisi" ujar Fajar tiba- tiba yang meninggalkan nomor handphonenya di nota kecil yang ada di meja kerja hotel setelah hampir setengah jam berdiri diam melihatku menangis didepannya.
Dia lalu membereskan dengan cepat peralatan pijat yang dibawa olehnya untuk memberikan pelayanan pijat yang berakhir dengan pijat plus- plus.
"Tunggu Mas.. Uang jasa pijatnya belum saya bayar" ujarku saat Fajar membuka pintu kamar hotel untuk meninggalkanku.
"Ngga apa-apa mbak.. Free of charge" ujarnya sembari menengok ke arahku didepan pintu yang terbuka, lalu pergi meninggalkanku sendirian.