Chereads / Rahasia Kotorku Akankah Terbuka Karena Kehamilan Ini / Chapter 8 - Cerita sesungguhnya bagaimana aku bisa mendapat beasiswa penuh

Chapter 8 - Cerita sesungguhnya bagaimana aku bisa mendapat beasiswa penuh

Aku merenung, dan teringat bahwa aku masi ada pil kb darurat atau 'morning after pill' di kostanku serta ingat kata-kata Anton, pacarku, yang bilang kalau kita suatu saat berhubungan dan ada masalah dengan kondom yang dipakai misal kondomnya bocor, minum pil kb darurat agar mencegah kehamilan.

Teringat akan hal itu aku menjadi tidak sedih lagi,aku melihat jam tanganku, rupanya sekarang sudah jam4.45, berarti sekitar 1 jam 15 menit dari sekarang, papi Satrio akan naik ke atas. Kalau aku terlihat kucel seperti ini aku bisa ketahuan selingkuh dibelakangnya, bisa marah dia.

Agar aku tidak ketahuan telah bersetubuh dibelakang dia aku memutuskan untuk mandi, namun sebelum aku mandi, aku menelepon room service untuk membersihkan kamar 917 agar tidak ketahuan bahwa kamar ini berantakan akibat 'olahraga ranjang' yang baru saja aku lakukan dengan Fajar si terapis pijat dari hotel.

Tidak sampai 5 menit, mbak- mbak room service datang ke kamar, ia lalu membersihkan kamar, sedangkan aku memutuskan mandi untuk membersihkan diri, karena mandiku kalau menurut Anton, pacarku termasuk lama, secepat- cepatnya aku mandi sekitar 45 menit, itu pun tanpa keramas.

'Srooosshhh...' suara kencanga pancuran shower di kamar mandi membuatku segar dan bersih kembali. Aku memang suka mandi, ada rasa tenang dan nyaman apabila ada air menyentuh badanku. Selain itu ada perasaan seakan- akan semua beban, stres dan sedihku luruh terhapus oleh basuhan air hingga jatuh ke lantai.

Setelah beberapa lama dibawah pancuran air aku baru sadar betapa beruntungnya aku hari ini. Bagaimana tidak, aku menikmati layanan pijat ditambah layanan extra tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Padahal untuk layanan pijat selama 3jam saja seharusnya aku harus membayar sekitar tujuh ratus ribu rupiah, apalagi layanan ekstra tersebut.

Setidaknya aku mendapatkan klimaks yang sempat aku batal dapatkan dari Anton sebelumnya walau harus menerima sperma Fajar didalam rahimku yang bisa membuatku hamil, namun aku menjadi santai setelah ingat bahwa aku masi menyimpan pil kb darurat di kostanku, sehingga aku tidak perlu kwatir masalah kehamilan berkat pil kb yang diberikan Anton.

‐-------

Tepat 1 jam aku selesai mandi, aku keluar kamar mandi dengan perasaan segar menggunakan jubah mandi putih bawaan hotel. Sembari mengeringkan rambut menggunakan handuk, aku menyalakan televisi yang sempat dimatikan oleh mbak- mbak room service yang membersihkan kamarku sembari duduk di sofa yang posisinya berada di depan jendela disamping meja dan kursi kerja hotel.

'Kleeekkk' terdengar suara pintu dibuka dari luar, dan munculah Papi Satrio Angkasa dari balik pintu masuk ke kamarku. Papi Satrio yang selama ini memeliharaku, adalah ketua yayasan di universitas ditempat aku menuntut ilmu sekaligus salah satu anggota legislatif dan politikus yang sudah malang melintang hampir 35 tahun.

Papi Satrio, gadunku, adalah laki-laki berusia 59 tahun berperawakan gemuk besar dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluhan dan rambut tipis dengan muka campuran aceh dan medan.

Di mata masyarakat, papi Satrio terkenal sangat agamais, dermawan, pintar dan sangat sayang keluarga. Namun di kalangan terbatas, dia memang terkenal sangat suka 'bermain' dengan wanita. Setiap ia pergi keluar kota, ia pasti minta asisten pribadinya untuk mencarikan 'teman tidur' selama dia diluar kota. Asisten pribadinya yang sudah setia menemaninya selama 20 tahun biasanya yang mencari 'mangsa' yang akan 'melayani' beliau selama dia bepergian ke luar kota atau luar negeri.

Apalagi istrinya sejak 10 tahun yang lalu sudah sakit- sakitan akibat penyakit jantung komplikasi darah tinggi, kencing manis dan diperberat dengan gagal ginjal yang menyebabkan tidak bisa menemani papi Satrio selama dinas ke luar kota ataupun luar negeri. Istrinya selain mempunyai fisik yang sangat lemah dan renta juga harus cuci darah 2 kali dalam seminggu, tentu membatasi mobilisasinya dan juga membuatnya tidak bisa melayani kebutuhan biologis papi Satrio.

Saat aku SMA kelas 3, aku yang mempunyai sisi gelap tersembunyi sejak kelas semester 2 kelas 10 SMA, dimana aku bekerja sampingan sebagai 'escort' atau wanita 'penjaja kenikmatan' melalui layanan pesan dari negeri tirai bambu yang berawalan dengan huruf M dan juga memasang promosi melalui sosial media yang mempunyai logo burung gemuk yang berkicau, aku mendapat tawaran long term menemani seorang klien dari ibukota.

Saat itu aku menerima direct message di akun sosmedku dari seseorang bernama Arie, yang ku ketahui belakangan adalah asisten pribadi Papi, yang hendak membookingku selama 8 jam atau long term service. Setelah Arie mentransfer langsung full payment, aku pun mendatangi hotel yang ditempati calon klienku di waktu yang telah dijanjikan.

Itulah pertama kali aku ketemu papi Satrio, dimana aku melayani nafsu bejatnya selama berkali- kali selama 8 jam di hotel berbintang yang cukup bonafit dikotaku. Karena papi Satrio adalah seorang yang mempunyai nama dan sangat terkenal diseluruh pelosok negeri, dan kebetulan aku juga ikut cerdas cermat tingkat nasional yang disponsori perusahaan beliau, tentu aku berusaha mencari celah agar papi Satrio mau mempermudahku di kejuaraan cerdas cermat itu.

Karena aku rupanya adalah tipikal perempuan yang secara fisik dan penampilan yang selama ini diindam- idamkan papi, dan pelayanan ranjangku memuaskan dibanding perempuan- perempuan lain yang pernah beliau sewa serta sesuai ekpektasinya, membuat papi Satrio berkeinginan mengajakku ikut ke ibukota bersamanya dan memberi tawaran agar aku bersedia menjadi 'peliharaannya'. Bermula dari tawaran papi yang tidak disangka- sangka itu untuk menjadi wanita simpanannya, aku pun menyetujui permintaan papi apabila papi Satrio mau memenuhi syaratku diluar tawaran papi dimana aku akan dipenuhi semua kebutuhan sehari- hari serta diberi tempat tinggal.

Persyaratan yang aku minta hanya satu yaitu, selain tawaran papi akan memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tempat untukku tinggal, aku minta agar aku dibiayai kuliah olehnya. Awalnya mendengar permintaanku itu untuk dibiayai kuliah, papi Satrio tidak setuju karena sangat beresiko 'kenakalannya' selama ini diketahui publik. Akan tetapi setelah aku memberi pertimbangan berupa skenario alibi agar aku bisa mendapat beasiswa dari yayasannya secara penuh tanpa menimbulkan kecurigaan publik dan berlangsung secara alami sehingga tidak menjadi pertanyaan kenapa Papi mau menafkahiku, akhirnya beliau setuju dengan syaratku itu.

Skenario yang aku susun adalah, aku menang dengan mutlak di final cerdas cermat tingkat nasional yang akan diadakan 3 hari kedepan yang tentunya sebelum hari H akan disetting oleh papi. Setelah aku menang, papi akan pura- pura kagum dengan kehebatanku lalu menawariku masuk ke universitasnya, dan agar aku tertarik maka dia memberi beasiswa secara penuh.

Mendengar skenario aku yang sangat gemilang, papi Satrio akhirnya setuju, dan segera menghubungi pihak panitia yang bertugas membuat soal dan meminta kunci jawaban dari pertanyaan yang akan ditanyakan di final. Dan akhirnya aku mendapat kunci jawaban untuk pertanyaan yang akan ditanyakan di final nanti.

Berbekal kunci jawaban yang diberikan oleh papi Satrio dan bantuan settingan agar bel dimeja timku akan selalu lebih cepat responnya dibanding lawanku difinal oleh panitia yang diperintah papi malam itu, menyebabkan aku menjadi juara cerdas cermat tingkat nasional yang mencatat rekor bisa menjawab dan menghabisi semua soal secara sempurna 3 hari kemudian. Dan karena rekorku itu, aku masuk ke pemberitaan dimedia massa dan berita televisi untuk pertama kalinya.