Chapter 2 - Kau Tidak Ada Dalam Rencanaku!

"Kau bisa mulai bekerja malam ini," Derek tersenyum pada Binar, "sebagai pelayan."

Binar mengangguk, "baiklah. Tapi, boleh aku coba bermain musik? Siapa tahu kau menyukainya dan akan membayarku sebagai musisi." Binar tersenyum manis.

Derek menatap Binar, "kau boleh coba, aku ingin tahu sebagus apa permainanmu."

"Anda tidak akan kecewa. Aku sangat hebat dalam hal bermusik." Binar tersenyum manis.

Derek mengangguk, "aku penasaran dalam hal apa lagi kau hebat." Ia tersenyum dengan tatapan menggoda Binar.

Binar harus mengakui kepada dirinya sendiri bahwa Derek adalah pria yang tampan, dan seksi. Tapi, mencari pria tidak ada di dalam daftar kegiatannya selama di bumi. Ia hanya ingin berkarya untuk menghasilkan musik. Dan Derek tidak ada di dalam rencananya.

Setelah beristirahat sebentar dan menyegarkan dirinya, Binar pergi ke kafe tersebut untuk bekerja. Ia tetap membawa gitarnya, "untuk bersiap-siap bila ia diminta bermain musik."

Setelah sedikit penjelasantentang cara menjadi seorang pelayan, Binar dapat melayani tamu dengan baik. Sesekali ia mengecek telepon genggamnya untuk melihat jumlah tayangan dari video yang diunngahnya ataupun bila ada seseorang yang membeli NFT karyanya.

Setelah bekerja beberapa saat, tiba-tiba matanya berkunang-kunang, ia hampir kehilangan keseimbangan tetapi Derek menangkap tubuhnya. Binar tidak sadarkan diri.

Derek segera membawa Binar ke rumah sakit. Dari pemeriksaan gula darah, dokter menemukan bahwa Binar memiliki diabetes tipe I dan harus terus menerus mendapatkan suntikan insulin seumur hidupnya.

"Kau, tidak tahu kalau kau menderita diabetes tipe I?" Tanya Derek bingung.

Binar menggelengkan kepalanya, "aku sehat-sehat saja hingga kemarin." Dalam pikirannya, Binar mengetahui bahwa diabetes tipe I tersebut pasti adalah efek samping karena ia tinggal di bumi sudah lebih dari satu hari.

Derek mengangguk, "kau harus menjaga kesehatanmu, jangan terlalu lelah." Ia tersenyum penuh perhatian kepada Binar.

Binar tersenyum dan mengangguk.

"Apakah kau tinggal sendirian disini?" Tanya Derek penasaran.

"Pertanyaan yang mencurigakan," ujar Binar dengan santai, "apa aku harus berhati-hati kepadamu?" goda Binar.

Derek mendekati Binar, "bisa jadi, bila kau tidak berhati-hati, kau akan terluka." Derek mencondongkan tubuhnya dan mencium Binar.

Binar menutup matanya, menikmati ciuman dari Derek. Secara instingtif, Binar membuka mulutnya dan membiarkan lidah Derek memasuki mulutnya. Binar menghisap lidah Derek dengan lembut dan Derek menarik tubuh Binar merapat ke tubuhnya.

***

Binar terbangun di pagi hari, ia membuka matanya dan ia sadar bahwa ia tidak berada di kamarnya. Ia merasakan sebuah tangan yang hangat memeluk dadanya. Binar membalikkan tubuhnya dan menatap wajah tampan Derek yang masih tertidur lelap.

Binar berjalan ke arah dapur dan mengambil segelas air. Ia memandang berkeliling. Apaetement tempat Derek tinggal cukup mewah. Dari tebakan Binar, selain kafe, Derek pasti memiliki bisnis lain.

Binar kembali ke kamar untuk mengambil pakaiannya. Ia sedang mengenakan pakaiannya ketika Derek terbangun.

"Hi Tuan Putri, kenapa terburu-buru sekali?" Tanya Derek. Ia menopang kepalanya di satu tangannya. Menikmati pemandangan indah Binar yang sedang mencari-cari pakaian dalamnya.

"Aku harus mengejakan sesuatu di pagi hari," ujar BInar celingukan mencari branya. "Apa kau melihat, bra-ku?" Tanya Binar bingung.

Derek tersenyum nakal dan mengangkat bra Binar dengan satu tangannya. Ia kemudian meletakkan bra Binar seperti kacamata.

Binar terkekeh geli, "kemarikan, aku membutuhkannya."

Derek terkekeh geli dan kemudian menarik Binar kembali dalam pelukannya, "ayolah, aku masih menginginkanmu."

Binar mendorongnya dengan lembut, "aku harus pergi, aku akan menemuimu lagi nanti malam. Oke." Binar mencium Derek dengan lembut dan kemudian segera mengenakan pakaiannya dengan benar dan keluar dari apartemen Derek.

Derek tersenyum walau dalam hatinya ia kesal, ia tidak pernah ditolak oleh wanita seperti itu. Ia selalu mendapatkan apa yang ia mau.

Derek kemudian mengambil telepon genggamnya dan menelepon seseorang, "Hi, Nancy! Can you come to my place? Now! I need a good fuck! [Hai Nancy! Apakah kamu bisa datang ke tempatku? Sekarang! Aku butuh teman begituan!]."

***

Seperti biasa, Binar memulai harinya dengan membuat video untuk akun Youtubee dan TicTocnya. Selanjutnya ia membuat musik dan menjualnya di NFT. Binar terkejut dengan hasil penjualan musiknya kemarin, seseorang dengan akun bernama RRMin membeli lagunya dengan harga lima kali lebih tinggi dari harga yang ia tawarkan. Akun RRMin tersebut juga bahkan mengiriminya pesan bahwa ia ingin membeli lisensi dari lagu tersebut.

Binar segera menjawab email tersebut dan mulai melakukan transaksi pembelian dengan pemilik akun tersebut. Satu hal yang tidak Binar ketahui saat itu adalah, pembeli lagunya ada Raditya Randika Min Yoon-ki, CEO dari RR Entertainment yang di masa mendatang takdir mereka akan saling berkaitan dengan erat.

***

Binar pergi ke kafe pada malam harinya untuk memulai rotasi kerjanya. Ia tampak terkejut ketika kafe tampak berantakan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan Binar secara instingtif merunduk. Ia tidak mengerti apa yang terjadi.

Sayangnya pintu keluar sudah berjarak beberapa meter di depannya dan akan berbahaya baginya bila ia berlari ke arah pintu.

"Derek!" Teriak Binar, "apa yang terjadi!"

"Sial! Binar! Kenapa kau disini!" Teriak Derek dari pojok ruangan, ia tampak bersembunyi di balik sofa.

"Aku datang kemari untuk bekerja!" Teriak Binar diantara suara tembakan, "apakah ini perampokan?"

Derek melakukan tembakan balik dan kemudian berlari dan melompat ke sebelah Binar.

Binar tampak terkejut tapi ia tidak terlihat takut atau khawatir sedikit pun.

Derek tersenyum menatap Binar, "Hai Tuan Putri!"

Binar memutar bola matanya, "bisa kau jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?"

Derek tersenyum, "aku masih sibuk memikirkan jalan keluar dari tempat ini."

"Pintunya ada di sana," ujar Binar dengan tenang, "kau orang jahat atau orang baik?" Tanya Binar penasaran.

"Ya, aku tahu itu pintunya, tapi bagaiman kita dapat keluar lewat pintu itu dengan tembakan sebanyak ini." Ucap Derek yang kemudian melepas beberapa tembakan lagi.

"Kau belum menjawab pertanyaanku! Kau orang baik atau orang jahat?" Tanya Binar sekali lagi sambil memperhatikan wajah Derek.

Derek tersenyum sambil memandang wajah Binar, "jangan khawatir Tuan Putri, aku adalah orang baik. Pangeran Tampan yang akan mengeluarkanmu dari sini."

"Kau yakin dapat melakukan hal itu?" Tanya Binar lagi.

"Maksudmu menjadi Pangeran Tampan?" Tanya Derek dengan nada bercanda tetapi dengan wajah yang serius, "apa aku kurang tampan bagimu?" Derek tersenyum dengan deretan giginya yang putih dan rapi.

Binar tersenyum, "ya, kau memang tampan. Baiklah, kalau memang orang baiknya, kali ini aku akan membantumu untuk keluar." Binar tersenyum, "kau percaya padaku?"

Derek menatap Binar dengan tatapan bingung, "apa yang akan kau lakukan?"

"Berlari keluar!" Ujar Binar ringan, "dan kau pangeran tampan, ikuti aku!"

"Apa?" Tanya Derek bingung.

"Ikuti aku! Aku akan melindungimu!" Binar tersenyum dan kemudian berlari menembus area tembak-tembakan. "Cepat!"

Derek tidak mempercayai penglihatannya, Ia bersumpah bahwa peluru tiba-tiba terdefleksikan. Terpental begitu saja ketika Binar berlari ke arah pintu keluar.

Derek kemudian berlari ke arah pintu keluar mengikuti Binar dan ia dapat keluar dengan selamat.