Chapter 7 - Bulan Ke-7

Sinar matahari memasuki jendela apartemennya yang kecil. Binar menggeliatkan tubuhnya. Kehamilannya sudah memasuki dua puluh delapan minggu atau tujuh bulan. Bila ia ada di Indonesia, saudari-saudarinya pasti akan mengadakan acara tujuh bulanan yang meriah untuk menyambut kelahiran putranya.

Ya, Binar sedang mengandung seorang anak lelaki. Saat ini Binar mulai memikirkan nama untuk bayinya. Binar bersiap untuk pergi ke pasar, sekarang pergi ke pasar dan berbelanja kebutuhan hariannya adalah suatu bentuk refreshing bagi Binar. Berbelanja ke pasar dan bertemu orang-orang membuatnya merasa normal.

Hari ini tampak cerah dan menyilaukan, Binar mengenakan kacamata hitam dan topi musim panasnya untuk melindunginya dari sinar matahari.

Seperti biasa ia mengecek toko roti untuk mendapatkan roti segar dan hangat yang baru keluar dari pemanggangan. Binar melanjutkan perjalanannya ke toko sayur mayur organik yang segar.

Selanjutnya Binar memutuskan bahwa ia ingin menikmati croissant hangat untuk makan sarapan tanggung atau yang dikenal dengan sebutan brunch. Ia duduk di pojok kafe dan memandang sekitarnya.

Pandangannya fokus pada sepasang muda-mudi yang Binar yakin berasal dari Korea Selatan karena mereka berbicara dalam Bahasa Korea. Dalam pelariannya ini, Binar menyibukkan dirinya untuk mempelajari berbagai macam bahasa termasuk Bahasa Korea.

Si wanita muda memiliki aksen Busan yang sangat kental tetapi si pria muda tidak memiliki aksen korea sama sekali walau ia dapat berbicara bahasa korea dengan fasih. Dari tebakan Binar, bahkan bahasa korea bukanlah bahasa asli atau mothertongue (bahasa ibu kandung) si pemuda.

"Tae-ri, ini baru pukul sepuluh pagi. Kau tidak bisa meminum anggur merah pada waktu sepagi ini." Si pemuda tampak tidak setuju dengan pesanan si wanita.

"Radit, apapun yang aku pesan, bukanlah urusanmu. Bukankah sekarang kita sudah putus?" Jawab wanita bernama Tae-ri tersebut.

Dalam hatinya Binar ingin tertawa, ternyata mereka berdua adalah anak muda dengan permasalahan cinta.

Gadis bernama Tae-ri tersebut menegak anggur yang dipesannya dengan cepat.

"Tae-ri, kumohon, hentikan. Kau sudah mabuk terus-terusan selama dua hari belakangan ini." Ujar pria yang bernama Radit itu merasa khawatir.

"Tentu saja aku ingin mabuk Radit! Kita sudah berpacaran hampir setahun, kupikir kau akan melamarku di Perancis dengan romantis. Ternyata, kau justru memutuskan hubungan kita!" Nada bicara Tae-ri menininggi.

'Tunggu, kenapa nama si pria bukan nama Korea? Bukankah nama Radit, lebih mirip nama orang Indonesia? Mungkin itu alasan si pria tidak memiliki aksen ataupun logat Korea Selatan.' Pikir Binar. Sekarang ia mulai terbawa dengan K-drama yang ada di depannya.

Si pria tampaknya sadar bahwa Binar memperhatikan mereka berdua. Pria tersebut menatap ke arah Binar duduk dan Binar segera menunduk, berpura-pura membaca majalah wanita yang tadi baru saja dibelinya.

"Tae-ri, setelah satu tahun, aku merasa bahwa aku tidak mencintaimu. Bila kita melanjutkan hubungan ini, kita hanya akan saling melukai." Ujar Radit dengan serius, berusaha membuat gadis bernama Tae-ri itu mengerti tentang perasaannya.

"Kau, harusnya merasa beruntung! Dapat mengencani seorang aktris yang sedang naik daun sepertiku!" Ujar Tae-ri dengan kesal.

Binar yang masih menundukkan kepalanya, pura-pura membaca majalah tiba-tiba tertawa. 'Gadis yang sombong,' pikir Binar, 'mungkin pria bernama Radit itu sudah lelah dengan keangkuhan kekasihnya dan memilih putus.' Batin Binar dalam hatinya.

Radit sekali lagi menatap Binar, merasa curiga bahwa ia sedang mendengarkan percakapan antara dirinya dan Tae-ri.

"Tae-ri, kalau kau mabuk, kau bisa dilarang masuk ke pesawat." Ujar Radit dengan khawatir.

"Tentu saja!" Teriak Tae-ri kesal, "Tuan CEO sekaligus tuan produser musik. Kau pikir kau bisa mengatur segalanya!" Tae-ri tampak sangat marah kepada Radit.

Binar menikmati jus jeruknya dan croissant hangatnya. Ia masih memperhatikan K-drama yang masih berlangsung di hadapannya.

Beberapa saar kemudian, gadis bernama Tae-ri tersebut menyiram pemuda bernama Radit dengan anggur merah di wajahnya.

Binar menggigit bibirnya berusaha menahan tawanya. Ia berusaha menundukkan pandangannya dan tetap berpura-pura membaca majalahnya.

Binar mengintip dan tersenyum ketika K-drama yang ada dihadapannya telah selesai. Baik wanita bernama Tae-ri, maupun pemuda bernama Radit sudah tidak nampak di hadapannya.

Binar tersenyum dan menikmati croissant-nya. Tiba-tiba pelayan datang ke mejanya dan memberikan sekotak berisi enam buah croissant segar dan hangat. Ada sebuah catatan dalam tulisan hangul atau alfabet Korea.

Binar tersenyum, tampaknya pemuda bernama Radit itu sadar bahwa ia memperhatikannya. Binar tersenyum dengan pesan yang dituliskan Radit yang bila ditranslasi ke bahasa Indonesia 'Selamat menikmati croissant anda, aku garap anda memiliki hari indah.'

Binar tersenyum, sesungguhnya pesan yang ditulis pria asing yang tidak dikenalnya, pria bernama Radit tersebut telah membuat hari Binar semakin cerah. Binar tersenyum dan menyimpan catatan tersebut di balik pelindung telepon genggamnya agar catatan tersebut tidak hilang.

Binar memutuskan berjalan-jalan sebentar sebelum ke rumah sakit untuk mengecek kehamilannya. Ia harus segera memastikan ia menemukan tempat yang aman bagi ia dan bayinya.

Binar sedang mempertimbangkan untuk pindah ke Transylvania. Binar sudah meneliti bahwa dengan adanya mitos vampir di Transylvania, tempat tersebut aman dari manusia serigala. Tetapi Binar tidak yakin, kalau apakah anak yang nanti dilahirkannya akan memiliki kemampuan atau menjadi manusia serigala.

Binar berharap bayi yang dilahirkannya akan menjadi apsara, sehingga bila ia memutuskan kembali ke kayangan ia akan dapat membawa putranya. Pikiran bahwa ia harus berpisah dengan putranya seketika membuatnya sedih.

Ia mengelus-ngelus perutnya dan kemudian ia merasakan putranya menendang-nendang dengan kuat. Seakan-akan mengajaknya bermain agar Binar tidak sedih lagi.

"Iya, bocah, Mamah tau kok! Kita pasti bisa bahagia sama-sama, ya!" Binar memutuskan untuk memanggil bayinya dengan sebutan bocah sampai ia menemukan nama yang disukainya bagi putranya.

Tiba-tiba Binar membuat sebuah inspirasi untuk menulis sebuah lagu, ia mengambil gitarnya dan merekam sebuah lagu. Dalam hitungan menit, lagunya selesai dan ia segera mengunggahnya ke opensea. Kali ini, ia mengunggahnya agar lagunya dapat di donlot secara gratis.

Tanpa ia duga, akun RRMin muncul pertama dan menjadi orang yang mendonlot lagunya secara gratis.

[[RRMin: For free? For Real?]]

(RRMin: Gratis? Beneran?)

[[NBS: Yup! For real! I am happy today! My boy is healthy and both of us are thriving to have yummy croissant for dinner :) ]]

(NBS: Ya! Sungguhan! Aku sangat senang hari ini! Putraku sangat sehat dan kami berdua sudah tidak sabar untuk makan kroisang yang enak untuk makan malam :) ]]

[[RRMin: Glad to hear that! Where do you live? I have some tickets for Macbeth play in Paris. Do you think you can come? I can give you two tickets, for you and your mister.]]

(RRMin: Senang mendengarnya! Dimana kau tinggal? Aku punya beberapa tiket untuk sandiwara Macbeth di Paris. Apa kau pikir kau bisa datang? Aku dapat memberikanmu dua tiket, untukmu dan pasanganmu.]]