[[NBS: Currently, I live in Marseilles. I would love to visit Paris! And, there is no mister, I just need I ticket.]]
(NBS: Saat ini aku tinggal di Marseilles. Aku sangat ingin mengunjungi Paris! Dan, aku tidak punya pasangan, aku hanya butuh satu tiket.)
[[RRMin: I was in MArseilles this morning! We could met! I am sorry to hear that. The play will be held next week, on 28. Will be that okay for you? Can I get your name for the hotel and flight? I will prepare it for you.]]
(RRMin: Aku ada di Marseilles tadi pagi! Kita dapat saja bertemu! Maafkan aku. Sandiwaranya akan diadakan minggu depan pada tanggal 28. Apakah kau dapat datang pada tanggal itu? Dapatkah aku tahu nama aslimu? Aku akan menyiapkan tiket penerbangan dan hotelnya.)
[[NBS: Really! You were in Marseilles?! Bugger! Oh well.. Just write down my name as Ms. Yellow Sunflower :) Don't worried about the flight ticket. I can afford it by myself. So... See you next week!]]
(NBS: Benarkah? Kau ada di Marseilles pagi ini?! Sial! Baiklah... Sebut saja namaku Nona Bunga Matahari :) Jangan khawatir tentang tiket penerbangan, aku dapat membelinya sendiri. Sampai jumpa minggu depan!)
[[RRMin: See you!]]
(RRMin: Sampai jumpa!)
Binar tersenyum ketika ia menutup percakapannya dengan pemilik akun RRMin tersebut. Hingga saat ini ia masih tidak tahu siapa pemilik akun tersebut.
Suara notifikasi email Binar berbunyi dan ia tersenyum. RRMin mengirimkan tiket dan hotel yang sudah ia reservasi untuk Binar. 'Wow, president suite Four Season?' Siapapun RRMin ini, ia pasti sangat kaya raya, menyewakan sebuah kamar hotel mewah untuk seorang wanita yang belum pernah ditemuinya. Binar segera mengirimkan email ucapan terima kasih.
Binar tersenyum dan menikmati makan malamnya yang berupa croissant hangat, ham, dan salad segar. Dalam seminggu ia, ia fokus mempersiapkan kepergiannya ke Transylvania. Ia merencanakan untuk mengambil penerbangan malam. Ia akan langsung terbang ke tempat baru setelah sandiwara Macbeth.
Ia berharap Derek tidak dapat menemukannya dan tidak mengacaukan rencana yang sudah disusun Binar dengan sangat rapi.
Binar tiba di Paris pada tanggal 27 pagi. Binar segera check-in ke hotel yang sudah direservasikan oleh RRMin. Ia beristirahat sejenak sebelum ia memutuskan keluar untuk berjalan-jalan di Kota Paris. Ia hanya punya beberapa waktu sebelum ia terbang ke Transylvania dan melahirkan disana.
[[NBS: Hi RRMin! Touch down Paris! Nice hotel, thank you <3 Amazing city. Will I see you today?]]
(NBS: Hi RRMin! Aku tiba di Paris! Hotel yang bagus, terima kasih <3 Kota yang hebat. Apakah kita dapat bertemu hari ini?)
Binar mengirimkan pesan kepada RRMin, berharap ia dapat bertemu siapapu pemilik RRMin hari ini. Binar segera keluar hotel menuju Menara Eiffel. Ia tentu saja harus berfoto dan mengabadikan dirinya di objek-objek wisata terkenal di Kota Paris.
Binar menikmati makan siangnya di kafe kecil di pinggir jalanan Kota Paris, ia sedikit kecewa karena ia belum dapat bertemu dengan RRMin hari ini.
[[RRMin: I am sorry. I am so busy today. The orchestra's conductor is sick and I have to handle the orchestra for tomorrow play by myself! Can you imagine that? I will see you tomorrow, after the play. Okay?]]
(RRMin: Maafkan aku. Aku sangat sibuk hari ini. Konduktor orkestra mendadak sakit dan aku harus menggantikannya sebagai konduktor orkestra untuk sandiwara besok! Dapat kau bayangkan betapa menyebalkannya hal ini? Aku akan menemuimu besok, seusai sandiwara. Setuju?)
Binar sebenarnya sedikit kecewa dengan email tersebut, itu artinya ia hanya dapat mengobrol sebentar karena ia harus mengejar penerbangan ke Transylvania pada malam itu. Tetapi Binar sadar ia tidak dapat meminta lebih banyak. Toh, mereka ia dan RRMin hanyanya dua orang asing yang saling mengenal melalui akun Open Sea.
[[NBS: Sure! Not a problem! Break a leg :) ]]
(NBS: Tentu saja! Bukan masalah sama sekali! Semoga sukses :) )
Binar membalas email tersebut. Binar dapat merasakan Si Bocah menendang-nendang di dalam perutnya. Ia sudah tidak sabar untuk berjalan-jalan kembali.
"Iya, Bocah, Mamah juga sudah enggak sabar mau keliling Kota Paris." Ujar Binar sambil mengelus Si Bocah dalam perutnya.
Binar berjalan-jalan seharian, menikmati harinya di Kota Paris.
Ia berjalan-jalan hingga larut malam, ia sadar bahwa ia tersesat. Ia berusaha mencari jalan menuju hotel Four Season tempat ia tinggal. Binar tiba-tiba melihat sesosok Pria yang ia kenal.
'Sial!' Umpat Binar dalam hatinya. 'Untuk apa Derek ada di Kota Paris ini!' Batin Binar.
Binar masuk ke sevuah kafe untuk bersembunyi. Ia melihat bahwa Derek memimpin pengantaran barang dengan sebuah truk. Tampaknya ia dan kelompok mafianya sedang melakukan jual beli benda terlarang di Kota Paris.
Setelah merasa aman, Binar dengan hati-hati keluar kafe dan segera mencari taksi untuk mengantarnya ke Hotel Four Season.
Binar merasa tenang ketika ia yakin bahwa ia tidak diikuti dan aman hingga kembali ke kamar hotelnya.
"Tenang ya, Bocah. Pria jahat itu tidak akan mengganggu kita. Mamah berjanji, kamu akan aman." Binar mengelus-elus perutnya sebelum ia tidur.
Binar bangun dengan bersemangat pada tanggal 28 pagi. Dengan adanya Derek di Kota Paris, ia merasa bahwa kota ini sudah tidak aman baginya. Binar memutuskan untuk bermalas-malasan di kamar dan menulis lagu.
Binar tiba-tiba teringat jika ia belum memiliki gaun untuk dikenakan di acara sandiwara tersebut. Acara sandiwara tersebut termasuk acara formal yang mewah dan akan dihadiri oleh orang-orang kaya raya.
Binar berjalan-jalan ke butik pakaian di dekat hotel untuk mencari gaun yang pantas ia gunakan di sandiwara tersebut.
Setelah Binar memilih sebuah gaun yang indah, Binar tertarik dengan sebuah bros cantik di butik tersebut. Binar memanggil pelayan toko untuk melihat bros tersebut. Sayangnya pada saat yang bersamaan, seorang pria muda tampak ingin melihat bros yang sama dengan Binar.
"Permisi, aku melihat bros itu lebih dahulu!" Protes Binar dalam bahasa Inggris.
Si Pria muda yang tampak berwajah asia tersenyum, "dapatkah kau mengalah? Aku ingin membelinya untuk ibuku. Hari ini hari ulang tahunnya." Ujar Pria tersebut dengan datar dan dingin.
"Belikan ibumu hadiah yang lain, kau bisa pilih bros yang lainkan." Binar berbicara tenang dan tampak tidak mau mengalah.
"Tidak, aku yakin ibuku akan suka bros itu." Pria muda tersebut tersenyum ramah.
Bagi Binar, senyum pria muda yang tampan tersebut sangatlah menyebalkan."Kau beruntung, aku sedang baik hati hari ini. Lagipula, aku akan menjadi seorang ibu dan aku akan bahagia bila putraku membelikanku bros yang indah." Binar tersenyum ramah tetapi kemudian memutar bola matanya dengan kesal sebelum ia melangkah keluar butik tersebut.