*** SATU TAHUN KEMUDIAN ***
Binar menghias kue ulang tahun yang dipanggangnya sendiri untuk ulang tahun pertama Finlay.
Raditya tersenyum dan memeluk Binar dari belakang, membuat hiasan bunga dari pipping tips yang ada di tangan Binar melenceng.
"Radit! Jangan macam-macam deh!" Protes Binar kesal.
Radit terkekeh geli dan kemudian mencium pipi istri yang baru dinikahinya minggu lalu.
Pernikahan Radit dan Binar berlangsung sangat sederhana, tidak ada perayaan dan hanya dilakukan di kantor catatan sipil saja. Walau begitu mereka berdua sangat bahagia dengan status baru mereka sebagai suami istri.
"Sudah sana, temani Finn bermain. Nanti ia menghilang lagi." Finlay yang baru belajar berjalan sekarang sangat aktif dan sering berjalan-jalan berkeliling rumah.
Binar sebenarnya curiga jika Finlay memiliki kemampuan supernatural misalnya teleport atau berjalan menembus tembok. Pasalnya, Finlay seringkali kabur dari playpen yang dipasang Binar.
Radit terkekeh geli dan pergi bermain dengan Finlay sementara Binar melanjutkan menghias kue ulang tahun untuk Finlay.
Binar dapat mendengar suara Finlay yang tertawa dengan sangat kencang ketika bermain bersama Radit. Binar tersenyum bahagia, setelah semua yang ia dan Finlay harus lalui, kehidupan aman dan nyaman dilengkapi keluarga yang utuhlah yang selalu didambakan Binar untuk Finlay.
Binar kembali ke ruang duduk untuk ikut bermain bersama Finlay dan Radit. Sekarang mereka hanya perlu menunggu keenam saudarinya dan keenam sahabat Radit untuk datang dan merayakan ulang tahun Finlay bersama.
"Kau curang!" Binar tertawa geli melihat trik Radit untuk membuat Finlay tertawa terpingkal-pingkal. Radit melakukan transformasi menjadi manusia serigala. Penampilan Radit ketika bertransformasi menjadi manusia serigala memang sangat menggemaskan dibandingkan menyeramkan.
Rambut kecoklatan di wajah Radit membuatnya tampak seperti beruang, kecuali telinganya yang lancip yang menunjukkan bahwa ia adalah serigala.
"Finn, kamu suka paman beruang ya!" Tanya Binar kepada Finlay.
"Bukankah seharusnya sekarang aku dipanggil papah beruang?" Tanya Radit sambil tersenyum lebar.
"Bukannya Finn memang sudah memanggilmu papah sejak beberapa bulan lalu. Kau yang mencuri start dan mengajari Finlay kan." Binar mencubit perut Radit dengan gemas. Radit menarik Binar ke pelukannya dan mereka berguling bersama.
Finlay tertawa senang dan ikut bergulat dengan mereka berdua. Radit berpura-pura kalah dan kemudian mengangkat Finlay ke udara, membuat Finlay tertawa senang.
"Appa! Amma! Appa! Amma!" Finlay mengoceh tidak jelas.
Radit segera menatap Finlay tidak percaya, "appa! itu kata pertama Finlay!" Ucap Radit bangga dan memeluk Finlay.
Binar memutar bola matanya dan harus menerima kekalahannya dalam bertaruh kata pertama Finlay.
Beberapa saat kemudian, bel rumah mereka berbunyi dan satu per satu tamu mulai berdatangan. Dimulai dengan Bibi Aira dan Paman Ardhi yang sedang menantikan kelahiran anak kembar mereka. Selanjutnya Bibi Erina dan Paman Edi yang baru menikah beberapa minggu. Dilanjutkan dengan Bibi Citra dan Paman Cipta yang datang bersamaan dengan Bibi Ditya dan Paman Dimas.
Bibi Wulan dan Paman Tara datang beberapa menit kemudian membawa motor Ducati berukuran mini. Tara tahu, sama sepertinya, Radit menyukai motor keluaran Ducati dan hadiah darinya dan Wulan pasti akan sangat disukai Finlay dan Radit.
Bibi Fitria dan Paman Fadhly menjadi pasangan yang datang terakhir. Mereka semua segera memulai acara ulang tahun Finlay setelah mereka semua lengkap.
Setelah acara peniupan lilin dan makan siang bersama. Radit dan Tara mengajari Finlay cara mengendarai motor Ducati mininya.
Finlay dengan cepat dapat mengerti cara mengendarai motor Ducati mininya tersebut walau ia masih sering menabrak.
Radit membiarkan Finlay berputar-putar di halaman belakang rumah sementara para orang dewasa mengobrol dengan santai dan akrab.
Finlay menabrak sepasang kaki yang panjang. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap wajah yang tidak dikenal.
"Hello little man! [Hai pria kecil!]" Derek menatap putranya sambil tersenyum lebar. Ia kemudian mengangkat Finlay dari motornya. Finlay yang tidak mengenali pria tersebut, secara otomatis segera menangis dengan keras. Finlay benci digendong atau disentuh oleh orang asing.
"Appa!" Finlay berteriak keras memanggil Radit.
Radit dan Binar yang mendengar teriakan Finlay yang terlalu keras tersebut segera berlari ke arah sumber suara. Mereka berdua tahu jika Finlay adalah bayi yang kuat dan tangguh. Bahkan ketika Finlay terjatuh dan kesakitan hingga benjol pun ia tidak akan menangis sekeras itu.
Tara yang membelikan motor juga ikut berlari ke arah sumber suara, ia merasa harus bertanggung jawab bila Finlay terluka karena kecelakaan yang disebabkan hadiah yang diberikannya. Edi yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak berjalan dengan sedikit lebih tenang di belakang mereka bertiga.
Orang dewasa yang lain, menanti kabar tentang apa yang terjadi.
Binar dan Radit membeku ketika mereka berdua melihat motor mini tersebut tanpa Finlay. Radit mendekat dan di atas helm mini yang tadi digunakan Finlay tampak secarik kertas.
[Anak yang tampan. Jangan khawatir, aku akan membesarkannya menjadi pria sejati. DB.]
Binar dan Radit segera mengenali inisial DB tersebut. Derek Blaine.
Tara dan Edi yang menyadari apa yang terjadi segera pergi keluar rumah. Dengan telepati manusia serigala mereka, Radit, Tara, Ardhi, Cipta, Dimas, Edi, dan Fadhly segera berinisiatif mencari Finlay.
Ditya, Erina, dan Fitria juga pergi bersama Binar untuk mencari Finlay, sementara Citra menunggu bersama Aira dan Wulan di rumah.
Pencarian mereka selama beberapa jam berakhir dengan tangan kosong. Tara dan Radit juga sudah melaporkan dugaan penculikan ini ke polisi.
Binar duduk dan berpikir, ia harus menyelesaikan masalah ini sendiri. Derek tidak akan pernah melepaskan ia dan Finlay.
"Tidak," ujar Radit lembut. Seakan dapat membaca pikiran Binar, "kita akan menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Masalah ini bukan hanya masalah kita berdua. Derek dan Sebastian sudah berusaha melukai kita semua berkali-kali dan bahkan berusaha membunuh Tara dan Wulan." Radit mengingatkan Binar. "Ini adalah masalah kita bersama."
Binar tersenyum dan mengangguk.
Tara menatap Binar dan Radit, "jangan gegabah. Mereka sangat berbahaya. Aku rasa mereka tidak akan melukai Finlay." Tara berusaha menenangkan mereka berdua, "bagaimana pun juga, Finlay adalah darah daging Derek dan ia tahu kalau Finlay adalah anak yang spesial."
Binar mengangguk mengerti.
"Dan, Binar. Apapun yang akan kau lakukan kali ini, kuharap kau akan lebih terbuka kepada kami semua." Tara menatap Binar tajam.
Terakhir kali Binar menjalankan rencananya, walaupun rencana sangat brilian dan berhasil, tetapi rencana tersebut hampir melukai Wulan dan membuat Tara sangat marah kepada Binar.
Butuh beberapa saat hingga akhirnya Tara dapat memaafkan Binar. Walaupun mereka sudah bersahabat kembali, sekarang Tara sangat memperhatikan gerak gerik Binar. Apalagi Binar seringkali berlaku nekat seperti misalnya mencium Tara beberapa bulan yang lalu ketika mereka berada di tempat sandiwara Macbeth di Paris.
"Bagaimana caranya kita dapat menghubungi Derek atau Sebastian," tanya Radit sambil memandang Tara.
"Jessika!" Ujar Wulan tiba-tiba. "Sebastian bertunangan dengan Jessika kan? Kakak perempuan Tara? Mungkin Jessika dapat membantu kita."
Tara memutar bola matanya kesal, tapi tampaknya ide dari Wulan patut dicoba. "Kakak tiri." Tara kembali mengingatkan Wulan. Tara tampak sangat tidak suka bila dirinya diasosiasikan dengan Jessika.