Chapter 10 - Bulan ke-9

Binar akhirnya tiba di Transylvania. Ia segera menuju ke apartemen sederhana yang sudah direservasinya. Hamilnya yang sudah memasuki minggu ke tiga puluh dua, membuatnya menjadi sangat mudah lelah.

Binar tertidur seketika ketika tubuhnya menyentuh tempat tidur. Binar terbangun dari tidurnya, ia mengelus-ngelus perutnya. Si Bocah tampak sangat aktif dan terus menendang-nendang. Binar mulai bersenandung lembut berusaha meninabobokan Si Bocah.

Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya Si Bocah tenang dan Binar dapat kembali tidur. Binar masih merasa lelah hingga keesokan harinya dan ia hanya memesan pizza. Setelah matahari terbenam, barulah Binar merasa sedikit bersemangat untuk keluar rumah dan berbelanja bahan makanan segar.

Binar memilih berbagai sayuran hijau di supermarket.

"Kau berbelanja sendirian?" Sapa seorang pria muda dengan ramah. "Dengan kehamilan sebesar itu, kau harusnya ditemani."

Binar menatap si pria muda tersebut, "suamiku ada di lorong perlengkapan alat mandi." Ujar Binar santai, ia mengucapkan kebohongan dengan mudah kepada pria aaing tersebut, "permisi." Ucap Binar dengan sopan kepada si pria muda.

Si pria muda tersenyum, ia dapat merasakan suatu energi yang berbeda dari Binar. Pria yang ternyata adalah seorang vampir berusia dua ratus tahun bernama Nikolas Drake tersebut tahu, kalau Binar dan bayi kandungannya bukanlah manusia biasa.

Binar berjalan ke lorong perlengkapan bayi. Ia belum menyiapkan perlengkapan apapun untuk Si Bocah. Binar memilih beberapa baju lucu, popok, dan perlengkapan lainnya.

Ia kembali ke apartemen yang sederhana untuk beristirahat. Ada perasaan bersalah dalam hatinya karena ia tidak dapat memberikan yang terbaik bagi Si Bocah. Terutama ayah yang bertanggung jawab yang akan mencintai dan menjaga mereka berdua.

Binar belum pernah merasa kesepian seperti ini selama ia tiba di bumi. Rencana pertemuannya dengan RRMin, harus diakui Binar membuatnya bersemangat dan berharap bahwa ia akan berakhir bahagia bersama RRMin.

Tapi itu adalah pemikiran yang bodoh, ia bahkan tidak mengenal siapa itu RRMin. Mungkin ia pria gila, atau bahkan psikopat. Bukankah selama ini RRMin cukup gila untuk membeli lagu-lagu Binar dengan harga fantastis yang tidak masuk diakal.

Tapi Binar suka pria aneh. Ia kemudian tertawa, menertawakan dirinya sendiri. "Hei Bocah, kita akan baik-baik saja berdua." Binar mengelus perutnya, "berdua menghadapi dunia."

Binar akhirnya kembali tertidur.

Binar sadar, ia harus mencari kegiatan yang produktif. Ia tidak mau gejolak hormon kehamilan mempengaruhi pikirannya dan membuatnya depresi.

Ia memulai harinya dengan ke rumah sakit, untuk memeriksakan kandungannya dan membuat rencana kelahirannya yang semakin dekat.

Binar mendapatkan beberapa notifikasi adanya email dari RRMin, tetapi Binar menahan dirinya agar tidak membuka dan menjawab email tersebut. Ia harus membatasi kontaknya dengan RRMin agar hati Binar tidak berharap banyak kepada orang asing yang tidak dikenalnya tersebut.

Sesekali Binar berjalan-jalan, diam-diam ia mulai tertarik dengan mitos vampir dan manusia serigala. Berharap mungkin ada jalan untuk mengalahkan Derek bila ia datang.

Binar mendapatkan informasi yang dianggapnya penting. Vampir dapat dibunuh dengan menikamkan pasak perak ke jantungnya sedangkan manusia serigala dapat dibunuh dengan menembakkan peluru perak ke jantung mereka.

'Mungkin aku harus membeli pistol dan peluru perak,' pikir Binar. Walaupun Binar tidak dapat mendapatkan izin legal untuk memiliki senjata api, Binar mulai mengambil kursus dan pelatihan menembak.

Si Bocah tumbuh sehat dan kuat. Tampaknya Binar dapat melahirkan secara normal dan Binar bahagia dengan kabar tersebut, "sehat-sehat ya Bocah." Ujar Binar sambil mengelus perutnya dengan lembut.

Ketika bosan, Binar akan menulis lagu dan kemudian menjualnya. Walau ia tidak seaktif sebelumnya dalam mengunggah lagu ke Open Sea, RRMin tetap menjadi pembeli lagunya yang setia.

Binar hanya mengucapkan ucapan terima kasih pendek dan berusaha menghindari percakapan dengan RRMin. Ia tidak mau hatinya terluka karena berharap lebih.

Hingga akhirnya Binar mengambil suatu keputusan untuk menutup akun Open Sea miliknya.

[NBS: Hi, thanks again for buying my song. This will be my last song.]

(NBS: Hi, terima kasih lagi ya sudah membeli laguku. Ini akan menjadi lagu terakhir dariku.]

[RRMin: What! NO! Why? Something is going wrong? Please, let me help you. I can help! Trust me.]

(RRMin: Apa! TIDAK! Kenapa? Apakah ada suatu masalah besar? Izinkan aku membantu kamu. Aku dapat membantumu. Percayalah padaku.)

Binar tersenyum, permasalahan yang sedang dihadapinya sangatlah tidak masuk diakal.

[NBS: My problem is do not make any sense.]

(NBS: Permasalahan yang aku hadapi, sangat tidak masuk diakal.)

[RRMin: What problem? Tell me.]

(RRMin: Permasalahan apa? Katakan padaku.)

[NBS: Werewolf problem.]

(NBS: Masalah tentang manusia serigala.)

[RRMin: Werewolf? Give me more details.]

(RRMin: Manusia serigala? Katakan lebih banyak detailnya padaku.)

Binar tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia yakin jika RRMin akan menganggap dirinya gila ia berbicara lebih jauh tentang manusia serigala.

[NBS: This is stupid. Bye. Thank you for all of your help.]

(NBS: Ini bodoh. Selamat tinggal. Terima kasih atas segala bantuanmu.)

Radit menatap layar telepon genggamnya, ia tahu banyak tentang manusia serigala karena ia adalah salah satunya. Sejujurnya, Radit merasa bahwa NBS Ini mengatakan hal yang sejujurnya.

[RRMin: Wait! I know a lot about werewolf. I can help.]

(RRMin: Tunggu! Aku tahu banyak tentang manusia serigala. Aku dapat membantumu.]

Dan Binar tidak menjawab. Keputusannya sudah bulat dan ia segera menghapus akun Open Sea-nya sebelum ia berubah pikiran.

Walau begitu, ia sangat menghargai RRMin yang berusa membantunya. Binar menatap kosong sesaat setelah menghapus akun Open Sea miliknya.

Binar memilih untuk menyibukkan dirinya dengan kursus bernafas lamaze, yoga kehamilan, dan memanjakan Si Bocah dengan makanan enak.

Hari kelahiran Si Bocah semakin dekat. Binar masih belum ide untuk nama putranya tersebut.

Nama Indonesia yang gagah mungkin akan cocok untuknya. Tapi karena Derek adalah pria kulit putih dari ras kaukasia, mungkin nama barat akan lebih cocok untuk Si Bocah.

"Bagaimana kalau William? Seperti William Shakespeare? Mamah sangat menyukai sandiwara Macbeth tempo hari." Binar berbicara pada Si Bocah.

Si Bocah menendang keras. Binar terkekeh geli, "ya, Mamah juga sebenernya tidak terlalu suka nama William." Ujar Binar akhirnya mengakuinya secara jujur seakan setuju dengan tendangan Si Bocah yang tidak menyukai nama yang dipilih Binar.

Binar akhirnya menyerah, ia menghela nafas. "Baiklah, kita pilih nama untukmu nanti saya ya, Bocah. Setelah kamu lahir. Setelah Mamah lihat wajah kamu, mungkin ada ide cemerlang yang akan kita sepakati bersama." Ujar Binar pada akhirnya.

Binar mulai menyiapkan tas perlengkapan yang akan dibawanya ke rumah sakit saat melahirkan nanti. Binar bersenandung merdu berusaha menghibur dan menguatkan hatinya sendiri, Si Bocah menendang dengan lembut seakan sedang menari mengikuti senandung lembut Binar.