Segenggam Sinar untuk Binar : Pria yg menghamiliku berusaha membunuhku

Four_Percent
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 39.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bumi Bagian London

Nawang Binar Sekarlangit. Seorang Apsara berusia 221 tahun, walau begitu, penampilannya tampak sama dengan penampilan manusia di bumi pada umumnya. Ia tampak seperti gadis berusia 21 tahun normal dan tidak tampak mencurigakan sama sekali.

"Sial!" Binar berteriak kesal. Ia mendarat di sebuah sungai di tengah kota. Pakaiannya basah kuyup dan tas beserta gitar yang dibawanya juga basah terkena air sungai.

Binar segera bergerak menuju pinggir sungai yang kering. Ia memandang berkeliling dan tersenyum kecil. Ia menatap tower bridge. Ia berhasil mendarat di London. Binar segera mengecek segala barang bawaannya dan menyembunyikan selendang sutranya yang berwarna kuning. Selendang sutra berwarna kuning tersebut sangat penting bagi Binar.

Tiga tahun lalu, adik termuda Binar yang bernama Nawang Wulan, atau yang biasa ia panggil sebagai Wulan, harus tinggal di bumi. Hal ini terjadi karena Wulan kehilangan selendangnya yang berwarna merah. Bagi seorang apsara, selendang adalah sumber kesaktian yang akan membuat mereka dapat bepergian dengan bebas antara bumi dan kayangan.

Lalu, apasih sebenarnya apsara itu? Apasara adalah sebutan bagi kaum manusia yang memiliki kelebihan supernatural dan dapat hidup beratus-ratus tahun lamanya. Berbeda dengan manusia biasa yang hidup di bumi, apsara hidup di langit. Di suatu daerah yang disebut sebagai kayangan.

Apsara seringkali turun ke bumi untuk menikmati segarnya air dan udara di bumi. Ketika seorang, atau sekelompok apsara turun ke bumi. Daerah yang dikunjunginya, akan mendapatkan keberuntungan dan kemakmuran. Tetapi, bila apsara tinggal di bumi terlalu lama, maka daerah kesialan dan hal buruk mulai akan terjadi di daerah tersebut.

Selain itu, ketika apsara harus tinggal di bumi lebih dari satu malam, seorang apsara akan menderita satu penyakit yang diderita manusia bumi. Walau begitu, apsara tidak akan terkena penyakit lainnya seperti misalnya infeksi virus ataupun bakteri. Sama seperti manusia, apsara juga dapat terluka dan dapat mati. Walau begitu, beberapa apsara, dianugerahi kekuatan supernatural untuk sembuh secara cepat ketika terluka.

Binar berjalan ke arah kota. Berbeda dengan Wulan tiga tahun lalu. Binar sudah mempersiapkan dirinya untuk tinggal di bumi. Ia sudah mempersiapkan sedikit uang dan pakaian. Walau begitu, ia masih harus mencari cara agar ia mendapat lebih banyak uang untuk bertahan hidup.

Binar sudah membuat penelitian apa saja yang harus dilakukannya untuk dapat membaur dengan manusia bumi. Tempat pertama yang ia datangi adalah apple store. Ya! Binar sadar bahwa alat komunikasi adalah hal yang penting di bumi.

Tanpa berpikir panjang, Binar menghabiskan uangnya untuk memberi iPhone, iPad, dan MacBook. Ia sudah berencana akan membuat video dan menjual musiknya kepada para manusia di bumi. Membuat sebuah video dan menjadi viral, adalah jalan tercepat menjadi kaya di bumi, berdasarkan hasil pengamatan Binar.

Selanjutnya, BInar harus mencari sebuah tempat tinggal. Dengan internet, Binar dapat menemukan sebuah kamar yang disewakan dengan harga sangat murah. Binar segera mendatangi rumah tersebut dan menyewa kamar dengan harga termurah.

Binar bahkan sudah mempersiapkan kartu identitas palsu yang akan membuatnya aman selama tinggal di bumi. Binar sangat yakin bahwa ia akan baik-baik saja di bumi.

Binar berkeliling Kota London, mencari tempat dimana ia dapat mulai merekam video dan membuat music dan kemudian menjualnya sebagai NFT. Binar sangat percaya diri dengan kemampuan bermusiknya dan ia tahu jika ia akan baik-baik saja dengan bakatnya tersebut.

Binar mulai membuat sebuah video dan merekam suaranya. Ia lalu menguploadnya untuk mendapatkan uang. Pada hari pertamanya di London, ia berhasil membuat lima video yang langsung terjual dengan sangat cepat. Selain itu, ia juga membuat akun YouTubee dan TicToc, ia mengupload videonya dan berharap ia dapat segera memonetisasi musiknya.

Binar berjalan kembali menuju kamar sewaannya. Dalam perjalanannya, ia memandang sebuah toko yang menjual alat-alat musik. Ada sebuah poster yang terpampang di pintu masuk toko tersebut. Seorang pria muda berdasi, dengan wajah Asia, tampak tersenyum di dalam poster.

[[RR Entertainment is looking for new talent]]. Tulisan di poster tersebut.

'RR Entertainment?' Pikir Binar penasaran. Binar segera mengambil telepon genggamnya dan mencari tahu tentant RR Entertainment.

[[RR Entertainment adalah sebuah perusahaan rekaman yang dipimpin oleh CEO sekaligus produser musik bernama Raditya Randika. Perusahaan yang awalnya bermula dari Kota Kali Perak. Saat ini RR Entertainment sudah memiliki anak perusahaan di USA, Korea Selatan, dan Inggris.]]

Binar tidak tertarik untuk menjual lagunya ke perusahaan rekaman besar sehingga ia mematikan telepon genggamnya dan berjalan pulang menuju kamar sewaannya.

Binar berbaring di kasurnya, ia merasa semua rencananya berjalan lancar saat ini. Walau begitu, ia tahu bahwa sebagai apsara yang tinggal di bumi, ia akan menderita suatu penyakit. Ia hanya berharap, penyakit yang dideritanya adalah penyakit ringan sehingga ia tidak perlu kembali ke kayangan.

Keesokan paginya, Binar segera mengecek akun Youtubee dan TicToc-nya. Ia cukup senang dengan jumlah tayangan yang ia dapatkan. Tampaknya manusia bumi dapat mengapresiasi musik yang dibuatnya.

Hal ini membuat Binar lebih bersemangat untuk membuat musik lebih banyak lagi.

Binar memeriksa jumlah uang tunai yang dimilikinya. Ia sadar jika ia juga akan membutuhkan uang tunai. Satu hal yang terlintas dipikirannya adalah mengamen di jalanan dan menyanyi di kafe-kafe.

Binar segera bersiap dan kembali berjalan berkeliling kota, ia mencari tempat yang bagus untuk membuat video, merekam lagu, dan juga mencari pekerjaan sebagai penyanyi di kafe.

Setelah membuat video dan merekam lagu, Binar berjalan ke sebuah kafe yang ia lewati. Ia sempat membaca bila kafe tersebut mencari pegawai sebagai pelayan. Binar memncoba peruntungannya untuk bekerja sebagai pelayan dan berharap mereka juga membutuhkan musisi.

Bau liquor dan asap rokok dan cerutu menyeruak masuk ke hidungnya ketika ia masuk ke kafe tersebut. Kafe tersebut tidaklah terlalu besar tetapi tampak nyaman untuk minum bersama teman. Tampaknya kafe dengan gaya Irish Bar ini memang mengusung tema kekeluargaan.

Binar segera menyapa seorang pemuda. Ia tampak rapi dengan setelan jas, wajahnya tampan dengan mata berwarna biru yang cerah. Tebakan Binart, usia pria tersebut pasti baru sekitar 30 tahunan.

"Permisi, ujar Binar. Aku ingin mendaftar sebagai pelayan di kafe ini." Ujar Binar ramah.

Si pria menatap Binar dari atas hingga ke bawah dan tersenyum.

Binar merasa sedikit canggung dan kesal. Tapi Binar adalah seorang gadis yang selalu percaya diri. "Apakah kau pemilik kafe ini? Aku ingin melamar kerja." Ulang Binar lagi. Percakapan mereka dilakukan dalam Bahasa Inggris.

Si pria masih tersenyum, "ya ini kafe milikku! Perkenalkan, namaku Derek Blaine!" Si pria mengulurkan tangannya dan Binar menyambut tangan pria tersebut.

"Namaku Binar Sekarlangit, pasti sedikit sulit diucapkan bagi orang kaukasia sepertimu. Panggil saja, aku Binar."