minggu itu semua keluargaku berkumpul dirumah karena ayahku meliburkan toko. kakakku juga sepertinya kelelahan sehingga dia tak pergi keluar untuk bertemu teman-temannya.
jam 9 pagi ayahku berjemur dihalaman ditemani kakakku yang sedang menikmati kopi hangat diteras rumah.
disisi lain aku dan ibu sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. masak memasak menjadi tugas ibuku, sedangkan menyapu dan mengepel menjadi tugasku.
karena tak sendirian rasanya memang tak sepi, namun keberadaan anggota keluargaku di sekitar juga tak begitu membuatku bahagia. aku hanya tak merasa kosong dan tidak pula merasa ditinggalkan.
pukul 10.15 pagi setelah semua masakan selesai kami berempatpun makan bersama di meja makan. sebuah kejadian langka yang hanya terjadi beberapa kali saja dalam setahun.
orangtuaku lebih sering meliburkan diri dihari jum'at, sedangkan kakakku lebih sering berdiam diri dirumah pada hari sabtu sehingga kami berempat jarang berkumpul diwaktu yang sama.
awalnya selalu terasa canggung, namun setelah obrolan dibuka suasanapun menjadi lebih cair dan perbincangan bisa berlangsung cukup lama.
meski begitu aku selalu menjadi satu-satunya yang sedikit bicara. mungkin karena aku paling muda aku jadi merasa ragu untuk bertanya atau mengungkapkan sesuatu. biasanya aku hanya menjadi pendengar, banyak diam dan berbicara hanya ketika aku ditanya.
setelah selesai dengan sarapan yang kjesiangan semua orang beraktifitas sesuai dengan kebiasaan. orangtuaku bersantai menonton tv, kakakku bermain game online di teras rumah dan diriku nengunci diri didalam kamar.
fikirku setelah melakukan banyak hal aku akan bisa melupakan surat kaleng itu, tapi nyatanya setiap kali aku diam otakku langsung mengingatnya.
aku ingat betapa rapihnya tulisan yang terukir dikertas itu, aku ingat setiap rangkai kata-katanya, dan aku bahkan ingat detail yang ada pada kertas berwarna pink muda tersebut.
setiap kali aku memikirkannya rasanya waktu berjalan sangat lambat, padahal aku ingin supaya waktu dapat menghapus ingatanku tentang teka-teki dibalik surat kaleng itu.
setelah hampir 3 tahun lamanya masa SMA baru kali ini aku merasa menyesal karena tak pernah dekat dengan siapapun disekolah.
aku ingin bercerita namun tak ada seorangpun yang terlintas dibenakku, aku ingin berkata ( eh tau gak, aku dapet surat kaleng yang isinya tuh nyemangatin aku gitu, kira kira siapa ya? ), namun aku tak bisa.
bahkan meskipun aku memaksakan diri dan bercerita pada rara pasti rasanya akan sangat aneh dan mungkin aku hanya akan menjadi bahan tertawaan. ditertawakan oleh rara mungkin masih bisa ku tolerir, namun bagaimana jika setelah ku bercerita tiba-tiba tersebarlah berita dan aku menjadi bahan perbincangan semua orang.
akupun mengurungkan niatku dan tetap berfikir seorang diri dan mencoba memecahkan teka-teki seorang diri.
waktu berlalu.
karena aku mulai merasa lelah setelah lama berfikir aku istirahat sejenak dan mencoba menyibukkan diri dengan membantu ibu memasak makan malam.
satu demi satu bawang merah ku potong, setelah itu bawang putih, tomat, lalu terakhir daun bawang.
tak hentinya tanganku bekerja, tak hentinya tubuhku bergerak, namun aku justru merasa ringan tanpa beban.
sayangnya tak butuh waktu lama masakpun selesai, segera setelah semua makanan tersaji di atas meja kami sekeluargapun makan dan tanpa terasa waktu kembali berlalu.
aku kembali mencuci piring, merapihkan meja makan, lalu meskipun enggan, setelah semua selesai aku kembali ke kamarku.
seperti yang kuduga fikiranku kembali pada teka-teki itu. sudah kucoba mengalihkan perhatian pada musik dan film namun tetap gagal.
akhirnya ku hanya mengikuti arus dan membiarkan otakku berselancar didunia lamunan. malampun berlalu tanpa kusadari hingga akhirnya bumi mulai terang kembali.
hari senin tiba. saat kubangun orangtuaku sudah tak ada sehingga aku melewatkan sarapan karena merasa tak bersemangat.
( hari ini bakal ada petunjuk gak ya, atau mungkin gak sih hari ini bakal ada orang yang ngaku udah ngasih surat itu ke aku ) fikirku selama perjalanan menuju sekolah.
setiap hari senin aku selalu berangkat sekolah lebih pagi dari hari biasanya karena aku ingin bersiap-siap untuk upacara. bukan bersiap secara fisik melainkan bersiap secara mental karena entah mengapa aku selalu merasa tenang jika sampai lebih dulu dari yang lainnya.
ketika gerbang baru saja dibuka aku menjadi yang pertama melewatinya. di belakangku ada beberapa murid lain namun bukan dari kelas yang sama denganku sehingga aku tidak menghiraukannya.
pintu kelas sudah terbuka, kumasuk kedalamnya untuk menyimpan tas di atas meja lalu segera kembali keluar dan duduk di bangku taman yang ada tepat di depan kelas.
satu persatu temanku tiba namun aku berpura-pura tak memperhatikan dengan terus menunduk menatap layar ponsel.
tak ada yang menyapaku dan tak ada pula yang duduk di sampingku selama ku menunggu waktu upacara tiba. sampai akhirnya terdengar suara pengumuman yang meminta agar semua murid bersiap di lapangan sehingga akupun bangkit dari kursi.
( eh eh eh awas awas awas ) dari kejauhan terdengar suara seseorang berusaha menerobos kerumunan sembari berlari. dan ketika mataku spontan melirik kearah suara tersebut rupanya orang itu adalah indah yang sepertinya sedikit terlambat.
aku tak perduli sama sekali pada apa yang kulihat dan pada apa yang kudengar sehingga aku mengabaikannya. namun baru saja beberapa langkah ku ambil tiba-tiba ( bruuggg ) indah bertabrakan dengan seseorang di depanku dan ( plukkkk ) sesuatu terjatuh dari tasnya.
benda itu jatuh tepat di depan kakiku dan hampir saja ku injak namun setelah kuperhatikan tiba-tiba ku terkejut.
tergeletak di depanku sebuah buku diary kecil berwarna pink dengan gambar beruang coklat menghiasi covernya. sesaat ku terdiam membisu sampai ketika indah mengambil diary tersebut dan kembali memasukkannya kedalam tas akhirnya akupun tersadar dari lamunan.
tanpa sepatah katapun aku berpura-pura tak ada yang terjadi dan melanjutkan langkahku menuju lapang upacara.
tak butuh waktu lama upacarapun di mulai.
hampir setiap senin aku mendapatkan posisi di barisan paling tengah namun aku tak pernah mengucapkan sepatah katapun selama ku berdiri karena tak ada yang pernah mengajakku berbicara.
aku hanya fokus menatap kedepan dan sesekali melamun memikirkan banyak hal.
( kayanya kertas yang aku dapetin di sobek dari diary yang tadi indah bawa deh. warna pink nya sama persis, dan gambar beruang yang ada di covernya juga sama persis sama gambar beruang kecil yang ada di ujung kanan bawah kertas yang ku dapet. ) fikirku selama upacara berlangsung.
karena aku terlalu fokus pada buku diary rasanya waktu berjalan begitu cepat. upacarapun berakhir dan semua murid kembali ke kelas masing-masing untuk mulai belajar.
saat berjalan menuju kelas indah berada di depanku membuatku berfikir untuk menyapanya namun rasa maluku begitu amat besar sehingga aku tak tahu harus bagaimana.
( gimana ya aku nyapanya, harus ngomong apa dong, kira-kira aneh gak ya kalo aku negur dia, nanti basa basi dulu apa langsung nanyain tentang diarynya ya?, kok dia ngobrol terus sama temen deketnya sih, bikin aku makin bingung harus kapan ngajak ngomongnya. ) fikiranku berkecamuk.