Raissa kembali ke Nursing Station dimana ia bertemu dengan beberapa perawat yang sudah berganti baju untuk istirahat dan mencari makan siang. "Raissa, mau ikut kami cari makan siang? ada warteg enak dibelakang gedung loh, murah meriah!" kata Liza. "Ada Mie Ayam dan Es Podeng yang enak juga loh, seger deh siang siang begini!" kata Asya tidak mau ketinggalan. "Apa itu Es Podeng? aku belum pernah coba, mau ikut dong, tunggu ya, ganti baju dulu sebentar, habis diajak kak Mira keliling soalnya." kata Raissa lalu buru buru ke ruang ganti untuk mengganti bajunya. Sejak dari sekolah keperawatan memang sudah ditanamkan didalam dirinya untuk selalu mengganti pakaian seragam bila ingin keluar dari tempat bekerja demi menjaga kebersihan.
Tak lama kemudian, Raissa,Liza, Asya dan Peni bersama sama menuju belakang gedung untuk mencari makan siang.
"kamu beneran belum pernah makan Es Podeng Sa?" tanya Asya. "Belum, di Bandung kayaknya tidak ada, kalau es Oyen, es cendol ada." kata Raissa. " Nanti kamu harus coba Sa, uennnnaaakk deh! tapi jangan keseringan.. nanti berat badan bertambah hehehe." kata Asya. "Masih mending kalau cuma berat badan, ini kolesterol juga nambah. Kayak aku Sa, Oya kamu sudah tahu, setiap tahun kita semua harus medical check up, trus hasilnya yang terbaik dan terburuk dikasih tahu ke seluruh karyawan, idenya Pak Aditya tuh, katanya supaya karyawannya termotivasi jadi panutan pasien pasien yang datang, haah! bilang aja kita disuruh jaga penampilan!!" kata Peni berapi-api. "Sudahlah, jangan mengeluh terus Pen, kan buat kebaikan kamu juga, hihihi.. Peni kemarin pegang rekor kolesterol tertinggi soalnya Sa, trus ditegur Pak Aditya. Ngomong-ngomong tadi sudah ketemu dengan Pak Aditya belum? Gimanaaa? cakep kaan? Kece badai!!" kata Liza sambil menangkupkan kedua tangannya pada kedua pipinya yang memerah. "Yah.. susah yang fans pak Aditya, tapi memang cakep banget sih orangnya. Cuma peraturannya itu loh, ngeselin!!" kata Peni lagi masih dengan nada kesal. "Oh ya? jadi penasaran, kebetulan tadi pak Adityanya tidak ada di tempat, katanya sedang tidak enak badan. Jadi aku belum pernah ketemu deh." kata Raissa sambil nyengir. "Haah? Pak Aditya sakit, adduuhh gimana ini, aku pengen nengok deh Pen, Sya, Raissa,.. duh calon suamiku yang malang..."kata Liza dramatis sambil memeluk dirinya sendiri. "Hei.. bangun.. bangun.. sudah siang.. jangan mimpi teruss!" kata Peni sambil menepuk-nepuk pipi Liza. "Hahahah, jangan khawatir Liz, tadi kak Mira usul supaya Pak Aditya dibawa ke klinik saja, diperiksa sama dokter kita. Kebetulan Bu Tari dan Marissa sedang ke rumah pak Aditya membawa berkas berkas yang harus ditanda-tangani." Kata Raissa dengan maksud hati ingin menenangkan Liza. Ternyata Liza malah jadi meledak-ledak, "Marissaaa?!?!?! uuhhh.. kalah langkah lagi aku sama dia, agresif banget sih dia. Pasti cuma karangan dia saja tuh, ikut-ikut segala dengan Bu Tari ke rumah pak Aditya. Uuhhh.. kesal akuu!!" kata Liza sambil menghentakkan kakinya. "Ampun deh anak ini, dengar tidak kata Raissa, pak Aditya mau dibawa ke klinik, puas-puasin deh liat pak Aditya!" kata Asya, "nah kita sudah sampai, gimana nih, mau makan warteg atau mie ayam dan es Podeng aja? Raissa kan belum pernah makan, kita makan mie ayam aja ya, biar dekat ke tukang es Podeng." lanjut Asya dengan mata yang tidak lepas dari gerobak mie ayam dan gerobak es Podeng. " Emang maumu Sya, tapi boleh deh, kita makan mie ayam dan es Podeng saja " kata Peni. Liza yang masih cemberut hanya mengangguk saja. "Assiik, terimakasih teman teman, besok kita makan di warteg deh!"kata Raissa berkompromi. "Gampang, disini rata rata makanannya enak dan murah. Dimana aja asik. Eh duduk disini aja ya.." kata Asya sambil menarik kursi bakso di dekat gerobak mie ayam. Mereka masing masing mengambil kursi dan duduk. "Bang Somad, mie ayam 4 ya, cepetan..laparrr!"kata Peni, lalu kepada tukang es Podeng ia juga berkata, "Es podengnya juga 4 Bang, tapi bikinnya kalau udah selesai makan mie ayam ya, biar tidak cair."
"Siap Neng Peni, ada temen baru nih!" kata Bang Somad. "Iya Bang, ini Raissa gantinya Cinta yang sudah keluar dari klinik."kata Peni.
"Ooh Neng Cinta udah keluar? yaahh sedih dong si Samsul... Sul, Sul.. Pujaan hatimu udah keluar Sul..!" goda Bang Somad kepada Samsul si penjual Es Podeng. "Apaan sih Somadd, gosip aja.. bikin mie ayam sanaahh!" kata Samsul malu. Asya, Peni, Liza dan Raissa hanya tertawa. "Pantesan si Cinta sering dapat es Podeng gratisan, ternyata..." kata Asya. "Sudahlah kasian Bang Samsul, aku ngerti rasanya bertepuk sebelah tangan. Yah kayak yang aku dan Cinta rasakan sekarang..hufff.."kata Liza lesu. Raissa yang tidak mengerti maksud Liza menoleh pada Peni dan Asya minta penjelasan, "Cinta dan Liza tuh sama-sama ngefans sama pak Aditya, tapi kalau Liza masih dalam kategori akut, kalau Cinta udah kronis. Susah deh, kabarnya Cinta keluar juga karena sudah tidak kuat lagi bertepuk sebelah tangan. Pak Aditya dingin sih orangnya." kata Peni. "Ah Peni, kamu tuh nyalahin pak Aditya terus, memangnya pak Aditya harus membalas perasaanya Cinta, kan tidak mungkin. " kata Asya. "Sya, perasaan tidak bisa diatur. Kalau bisa diatur, sudah aku suruh Cinta suka sama Bang Samsul, bisa dapat es Podeng gratis tiap hari kitaaaa!" kata Peni. Raissa langsung tergelak. Tak lama kemudian mie ayam pesanan mereka datang, keempat gadis itu langsung melahap pesanan mereka diikuti dengan Es Podeng yang dinantikan Raissa.
Lalu setelah membayar mereka mulai berjalan kembali menuju tempat mereka bekerja. "Wah, enak sekali es Podeng ya, cocok sama mie ayam. " kata Raissa. "Memang, kesukaanku sebenarnya, tapi ya itulah, tidak bisa sering sering, hehehehe.. ngomong-ngomong Raissa sudah keliling ke semua tempat? kok tadi belum ke ruang treadmill? belum ketemu dr. Alexander dong?" tanya Asya. "Iya, belum sempat, karena tadi masih ada pasien, jadi menurut kak Mira nanti saja sesudah makan siang. Asya tadi jadi asisten dr. Alexander di ruang treadmill?" tanya Raissa. " Iya benar, janji temu selanjutnya ada jam 2 siang nanti. Seharusnya sekarang dr. Alexander ada di ruangan COO, biasanya beliau bawa bekal makan siang sendiri, jadi tidak makan keluar. Nanti aku bilang kak Mira deh supaya kalian ketemunya sebelum janji temu dengan pasien jam 2 nanti." kata Asya. " Baiklah, makasih ya Sya, Oya kapan kapan ajari aku cara mengoperasikan peralatan treadmill yaa.." kata Raissa. "Gampang, yang penting bisa baca EKG dulu, kalau mesin hanya tinggal pencat pencet doang kok, selesai deh." kata Asya. "Wah harus banyak belajar nih!" kata Raissa. "Jangan khawatir, seminggu sekali dr. Alexander suka kasih kelas tambahan buat kita, bisa tentang EKG, atau yang lain. tergantung apa yang beliau rasa perlu." kata Liza. "Keren, kalian semua pasti sudah pintar pintar ya?" kata Raissa kagum. "Seiring waktu kamu juga pasti bisa kok Sa, dulu waktu aku baru lulus juga bingung, tapi lama lama bisa belajar dari pengalaman. Yang penting semangat dan mau belajar." kata Peni. "Dan jujur kalau memang belum bisa, jangan membahayakan orang lain!" kata Liza. "Siaaapp.. makasih masukan dari kalian ya teman teman ."kata Raissa.
Mereka pun sama-sama masuk keruang ganti untuk mengganti baju mereka dengan seragam. Lalu bersama-sama ke Nursing Station, disana ada 3 orang perawat shift siang yang belum dikenal Raissa, mereka bernama Anna, Sinta dan Rosa. Semuanya menyapa Raissa dengan antusias. Tak lama kemudian Kak Mira datang. "Sudah selesai makan kalian? Sya, dr. Alexander ada di ruangan? jam berapa ada janji lagi? aku mau ngenalin Raissa." tanya kak Mira. "Jam 2 kak, tadi aku udah bilang Raissa juga, sekarang saja kak kesana. Pasti dokter udah selesai makan juga. Paling lagi baca-baca jurnal kedokteran." kata Asya. "Oke deh, Yuk Sa, kita ketemu dr. Alexander, dari situ kamu bisa langsung lanjut ke Medical Check Up lagi, Liza bisa ya sendiri dulu? kata Kak Mira. "Siap kak" kata Raissa dan Liza bersamaan, lalu mereka tertawa bersama dan mereka pun berpisah, Raissa dan Kak Mira menuju ruangan COO dan Liza ke medical check up.
Ruangan COO tidak terlalu jauh, letaknya dekat dengan ruangan medical record. Kak Mira mengetuk pintu ruangan berplat nama dr. Alexander SpJP, Chief Operating Officer. "Masuk" terdengar suara dari dalam. Kak Mira dan Raissa masuk ke dalam ruangan. " Siang dokter, Maaf menganggu istirahat siangnya, Saya mau memperkenalkan Perawat baru kita." kata Kak Mira sambil menarik Raissa ke dalam ruangan. "Siang Mir, tidak apa apa kok, saya sedang baca- baca saja, masuk.. masuk.., silahkan duduk." kata dr. Alexander sambil menunjuk dua kursi di depan mejanya.
Raissa dan Kak Mira menepati kursi di depan dr. Alexander. "Terimakasih dok, kenalkan ini Raissa, perawat baru. Baru lulus juga empat bulan yang lalu, tetapi saya lihat Raissa ini mau belajar dan semangat. Baru hari pertama saja sudah di puji Bang Ucok." kata Kak Mira memuji Raissa. " Oya, Bagus dong hari pertama sudah dapat pujian Bang Ucok, biasanya jarang memuji Bang Ucok. Teruskan kerjamu yang bagus ini ya Raissa." kata dr. Alexander sambil menatap Raissa. Raissa jadi salah tingkah, apalagi dr. Alexander adalah tipe dokter yang karismatik dan tampan. " Baik dok, saya akan bekerja sebaik mungkin." Janji Raissa. " Bagus, dan karena kamu baru lulus, berarti kelemahan kamu adalah pengalaman, kamu harus mau selalu belajar, jangan malu bertanya, semua karyawan disini pasti mau membantu, atau kalau kamu punya pertanyaan seputar medis, silahkan datang ke saya, pintu saya selalu terbuka untuk orang yang mau belajar. Selama saya sedang tidak ada pasien tentunya." kata dr. Alexander sambil melihat ke arah ponselnya yang dari tadi bergetar. "Baik dok, terimakasih dok." kata Raissa yang langsung terdiam karena dr. Alexander mengangkat tangan untuk meminta waktu mengangkat telepon. "Ya Dit,.. Oke,..ya.. datang aja kesini Dit, nanti EKG dulu trus hasilnya aku baca. Kemungkinan cuma heart burn, tapi kita lihat lah nanti. Oke, sampai ketemu bro!" lalu dr. Alexander menutup telpon dan memandang Raissa. " Kamu bisa EKG kan? nanti Aditya, CEO kita akan kemari, ada keluhan nyeri di dada kiri. Tolong di EKG ya, terus hasilnya bawa ke saya. Mir, tolong geser janji temu jam 2 saya ke 2.30 ya. Oya, bilang sama staff operasional yang lain supaya siap, kamu kan tahu bagaimana Aditya kalau sedang tidak enak badan, seperti beruang pemarah, hahaha.." kata dr. Alexander sambil menertawakan sepupunya. Raissa terkejut, "Saya?! eh.. baik dok." jawab Raissa. " Kami pamit dulu dok, mau siap siap." kata kak Mira. Lalu Kak Mira dan Raissa keluar dari ruangan. Di luar ruangan Raissa panik, " kak, aku kak yang EKG Pak Aditya? kan belum kenal kak!" seru Raissa tertahan. "Tidak apa apa Sa, sama aja kok kayak pasien lain, sekarang kamu pastikan saja ruang EKG bersih tidak ada sampah, tidak ada pelumas gel yang berserakan, kosongkan tempat sampah, semprot pewangi ruangan, ganti seprai tempat tidurnya, pastikan elektroda EKGnya cukup. Kalau kurang, ambil kebagian penyediaan alkes ya.. Oya, ingat.. kalau Liza tanya, bilang yang suruh bukan aku ya, tapi dr. Alexander. Sudah, ayo cepat kerjakan sana, Semangaat!" kata Kak Mira sambil berlalu menuju bagian front office meninggalkan Raissa yang tidak mempunyai pilihan lain selain menuju ruang medical check up.