Chereads / Tunangan CEO Yang Tertukar / Chapter 17 - 17.Roti Sobek Yang Menggoda

Chapter 17 - 17.Roti Sobek Yang Menggoda

Kaki Ariel yang dibalut dengan sepatu high heels berwarna coklat muda menggiring wanita itu menuju lantai di mana tempat kerja Ivy berada. Nafasnya terengah-engah dan juga butiran-butiran keringat membasahi wajahnya. Dengan teramat lelah akibat mendaki tangga, wanita itu langsung menjatuhkan tubuhnya ke kursi miliki Ivy.

"Tak kusangka sangat melelahkan menjadi karyawan biasa. Kenapa harus menaiki tangga? Aku tidak mau menaiki tangga lagi," kesal Ariel.

"Bukankah kamu sendiri yang membuat peraturan itu? Karena itulah Tuhan ingin kamu merasakan peraturan yang kamu buat sendiri." Lee tiba-tiba saja muncul dan duduk di kursi milik Ren.

Ariel menatap sang Malaikat yang saat ini sedang memutar-mutar kursi Ren seperti anak kecil yang suka memainkannya. Beruntung Ren dan karyawan kainnya masih belum datang. Jika mereka datang dan melihat kursi Ren berputar-putar sendiri, mereka akan ketakutan dan berpikir jika itu adalah ulah hantu.

"Bagaimana bisa Malaikat setampan ini menjadi hantu?" ucap Lee setelah membaca pikiran wanita itu.

"Sudah kukatakan jangan membaca pikiranku."

Lee menghentikan putaran kursinya. "Bukan inginku melakukan hal itu, Ariel. Karena pikiranmu itu berteriak sendiri dari dalam otakmu. Sehingga tanpa aku inginkan, aku bisa mengetahui apa yang kamu pikirkan."

Ariel mendengus kesal mendengar ocehan Lee. Karena apapun alasannya, tetap saja pada ujungnya Malaikat itu bisa membaca pikirannya.

"Jadi bagaimana rasanya jika kamu merasakan sendiri…"

"Sssttt…" Minhee menghentikan ucapan Lee. Dia menempelkan jari telunjuk di depan mulutnya sebagai tanda agar Malaikat itu tetap diam. Kemudian dia menajamkan indera pendengarannya karena menangkap sebuah suara.

Lee mendengus kesal melihat perlakuan Ariel. "YA!! Aku belum menyelesaikan…."

"SSSTTT…. Apa kamu tidak mendengarkan suara itu?" Ariel mencoba kembali mendengar suara yang tertangkap oleh telinganya.

"Suara apa?" Rasa kesal Lee lenyap setelah tahu Ariel menghentikan ucapannya karena mendengarkan suara.

Terdengar suara gemericik air dari arah ruangan Sunggyu. Tatapan Ariel tertuju pada pintu ruangan Nick. Dahi wanita itu pun berkerut.

"Apa Nick sudah datang? Padahal ini masih terlalu pagi. Kenapa pria itu datang pagi-pagi sekali?" tanya Ariel penasaran.

Wanita itu pun berdiri lalu berjalan menuju pintu ruangan Nick. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih gagang pintu. Ariel membukanya kemudian dia menjulurkan kepalanya untuk melihat situasi dalam ruangan. Karena tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Nick di dalam ruangan itu, Ariel melangkahkan kakinya berjalan masuk ke dalam ruangan atasan Ivy.

Langkah kaki Ariel mengarah ke kursi yang biasanya diduduki oleh Nick. Alih-alih menemukan Nick duduk di sana, Ariel hanya melihat pakaian yang tersampir di lengan kursi milik Nick. Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil kemeja putih dengan dasi kupu-kupu yang melingkar di bagian kerah yang dikenakan oleh Nick saat berada di pesta di kediaman kelaurga Feng.

"Bukankah ini pakaian yang dikenakan Nick semalam? Apa dia tidak pulang? Arinya dia menginap di sini. Apa yang dilakukannya hingga bermalam di sini?" heran Ariel.

Pintu kamar mandi di dalam ruangan Nick terbuka. Sehingga membuat Ariel menoleh ke sumber suara. Seketika mata Ariel membulat melihat pemandangan yang seharusnya tak dilihatnya. Nick yang baru saja selesai mandi keluar dengan hanya mengenakan celana hitam panjang. Kedua tangannya tengah mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk. Dengan susah payah Ariel menelan ludahnya sendiri saat melihat dada Nick yang telanjang. Dia tidak menyangka Nick memiliki dada yang menawan. Bahkan dia memiliki otot perut yang berlapis-lapis. Membuatnya terlihat seperti roti sobek yang ingin dimakannya. Ditambah rambut coklat gelapnya yang basah terlihat begitu menawan di mata Ariel. Membuat wanit itu ingin menyusurinya dengan kedua tangan tepat saat mereka sedang berciuman.

Sadar dengan apa yang dipikirkannya Ariel pun langsung membalikkan tubuhnya. Dia tidak mengerti bagaimana bisa wanita itu berpikiran mesum hanya karena melihat tubuh indah Nick. Langkah Nick terhenti saat menyadari kehadiran orang lain di dalam ruangannya. Pria itu begitu terkejut saat melihat Ariel memunggunginya.

"Ivy? Kamu sudah datang rupanya." Ucap Nick dengan sangat tenang..

"Y-ya, aku baru saja datang." Jawab Ariel tergagap. Dia masih terpengaruh dengan pemandangan dada bidang dan perut berotot milik Nick.

"A-apa kamu tidak pulang semalam, Nick?" Tanya Ariel yang masih memunggungi Nick.

"Ya, aku bermalam di sini karena ada yang harus kukerjakan. Aku tidak bisa menundanya sampai besok. Karena aku harus segera menyelesaikan sehingga kita bisa segera melakukan survey."

"Survey?" Ariel memicingkan matanya tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Nick.

"Kamu tidak lupa jika kita harus melakukan survey untuk produk White Cell DNA, Ivy? Jika kita tidak melakukannya, Presiden Direktur Lin tidak akan menyetujui produk ini."

Ariel pun teringat pada rapat di mana Nick sedang memberikan presentasi mengenai produk baru yang ingin dikembangkan bernama White Cell DNA. Sayangnya Ariel menanggapinya dengan sangat buruk dan meminta Nick untuk melakukan survey lebih dahulu.

"Tidak, aku tidak lupa. Hanya saja aku terkejut kamu mengerjakannya semalaman."

Tubuh Ariel menegang ketika mendengar derap langkah kaki Nick melangkah mendekatinya. Bahkan saking gugupnya, tangan Ariel meremas-remas kemeja Nick yang masih di pegangnya. Arie bisa merasakan langkah Nick terhenti tepat di belakangnya. Dia bahkan bisa merasakan kehadiran pria itu menjulang di belakang tubuhnya. Tangan Nick terulur menepuk bahu Ariel. Membuat wanita itu terlonjak seperti seekor kucing yang terkejut.

"Kamu baik-baik saja, Ivy?" panggil Nick yang terlihat cemas dengan reaksi Ariel.

"Ya, Manajer Si?" tanya Ariel dengan sangat gugup.

"Bisakah kamu mengembalikan kemejaku? Kamu tidak akan setega itu membiarkan aku seharian tanpa kemeja, bukan?"

Ariel menunduk lalu merutuki dirinya sendiri saat sadar dirinya masih memegang kemeja Nick. Tanpa menoleh wanita itu mengulurkan kemeja dan dasi kupu-kupu itu pada sang manajer. Melihat tingkah Ariel yang tampak menggemaskan, membuat Nick tidak tahan menggoda wanita itu. Nick mengambil kemeja itu lalu melangkah semaki dekat ke arah Ariel.

"Apa kamu sengaja mengulur waktu untuk mengintip tubuhku, Sekretaris Bei?"

Seketika Ariel melotot kaget mendengar ucapan Nick. Karena sebenarnya ucapan itu sepenuhnya benar. Pasalnya Ariel sangat menikmati pemandangan dada nick yang sangat menawan.

"Ti-tidak, itu tidak benar. Mana mungkin aku berpikiran seperti itu." Ariel langsung berbalik berbalik dengan cepat dan juga menggelengkan kepalanya keras.

Namun karena keseimbangan tubuh Ariel goyah, membuat tubuh wanita itu oleng dan nyaris terjatuh. Beruntung Nick dengan sigap mengulurkan satu tangan untuk menangkap tangan Ariel. Sedangkan satu tangan yang lain menahan punggung wanita itu agar tidak terjatuh.

Saat itulah Ariel bisa melihat wajah tampan Nick yang begitu dekat. Dari bulu mata hitam yang begitu lentik. Lingkaran matanya yang berwarna hitam menampilkan binar senang. Hidung yang sempurna. Dan tatapan Ariel tertuju pada bibir Nick. Bibir yang sedikit penuh itu tampak sangat menggoda. Seakan menarik Ariel untuk menciumnya. Saat itulah Ariel bisa merasakan debaran jantungnya yang tidak karuan.

Ada apa ini? Kenapa dadaku menjadi berdebar-debar begini?

***