Entah sudah berapa kali Naya melakukan kencan buta, layaknya seperti kencan buta dalam film drama korea.
Naya tidak tahu manusia seperti apa lagi yang akan ia temui kali ini, rasa kecewa dan sedih sudah sering ia alami, kecewa karena laki-laki yang ia temui sangat jauh dari ekspektasinya.
Sebenarnya Naya bukan mencari tipe pria yang sempurna atau pun kaya raya, namun lebih kepada pria yang apa adanya tanpa harus banyak membual.
Baru saja Naya akan beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba suara ponselnya berbunyi dan hampir saja membuatnya kaget, sudah bisa di pastikan kalau itu adalah pesan whatsapp dari Milea salah satu teman baiknya.
Milea memang sudah berjanji akan mengenalkan Naya kepada salah satu teman dari suaminya, sebenarnya Naya sudah menolak untuk melakukan kencan buta lagi, tapi apa mau di kata Milea begitu memohon agar Naya mau bertemu dengan pilihan suaminya itu, siapa tahu saja Naya bisa cocok dan berjodoh nantinya, itu lah harapan Milea.
"Naya! Cepetan bangun!
sudah jam berapa sekarang? gimana mau dapat jodoh kalau bangun saja masih kesiangan!"
Teriakan sang mama selalu menjadi alarm tersendiri bagi Naya, ia tak perlu susah payah untuk bisa bangun pagi karena mamanya sangat rajin untuk berteriak, bahkan terkadang mamanya berteriak diwaktu yang masih begitu pagi untuk Naya bangun.
"Nay! Ayoo bangun!"
Lagi-lagi mamanya berteriak sambil menggedor pintu kamar Naya karena belum mendapat jawaban dari anak gadisnya itu.
"Iya Ma, Naya udah bangun."
Jawaban Naya membuat sang mama segera beranjak dari pintu kamar, tak lupa diselingi dengan sedikit celotehan yang membuat Naya sudah hafal betul dengan setiap kata yang akan keluar dari mulut mamanya tersebut.
Maklum saja sejak semalam sang mama tak berhenti mengomel, apa lagi kalau bukan mengomel dengan perihal jodoh buat Naya, karena memang diantara ketiga anaknya hanya Naya yang belum menikah, dua kakak Naya sudah lama menikah bahkan salah satu anak dari kakaknya kini sudah duduk di bangku SMA.
Bagi sang mama umur Naya sudah terlewat matang untuk segera menikah, memang tahun ini Naya akan genap berumur 28 tahun, angka yang sudah bisa dibilang mengkhawatirkan untuk seorang perempuan.
"Lagi dan lagi," bisik Naya dalam hati sambil merapikan lagi baju pink warna kesukaannya itu, ia sudah bersiap untuk pergi menemui laki-laki pilihan Milea, baginya tak ada salahnya juga untuk meluangkan sedikit waktu hari ini, toh juga ia sedang libur kerja.
Naya merupakan karyawan swasta di sebuah perusahaan besar, mungkin karena terlalu sibuk bekerja membuat ia lupa akan mencari pasangan.
Hal itu lah yang sekarang ia alami, karir cukup bagus namun di dunia percintaan ia kalah jauh dari teman-temannya.
Mobil Naya segera melaju dari garasi rumahnya, mobil yang ia beli dari hasil menabung dan kerja kerasnya selama ini.
Naya memang anak yang mandiri dari kecil ia memang sudah terbiasa menabung, bahkan ia rela menyisihkan semua uang jajannya untuk ditabung agar bisa membeli sesuatu yang ia inginkan, makanya waktu sekolah tak jarang ia menjadi candaan dari teman-temannya karena masih membawa bekal seperti anak TK.
Hanya butuh waktu sekitar 20 menit Naya sudah tiba di salah satu cafe di mana tempat ia akan bertemu sang laki-laki pilihan Milea tersebut, tak lupa ia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, di sana sudah berbaris dengan rapi deretan mobil-mobil mewah, hanya mobil Naya yang terlihat biasa saja.
Braakkkk.
Terdengar sangat jelas suara tabrakan dari belakang mobilnya, dan benar saja ternyata Naya sudah menabrak salah satu mobil di sana, Naya pun segera turun dari mobilnya untuk memastikan hal itu.
"OMG, gue harus gimana sekarang!" Teriaknya sedikit berbisik setelah melihat mobil mewah berwarna hitam telah lecet dan penyok akibat ulahnya.
"Haduhhh ini mobil nyusahin gue aja, ngapain coba pakai acara nabrak segala, mana gue udah janjian sama cowok buat ketemu di cafe ini lagi."
Naya mengomel sendiri bingung harus berbuat apa, wajahnya terlihat panik, namun ia harus segera pergi, nanti kalau sudah selesai ketemuannya ia akan kembali lagi ke sana untuk bertanggung jawab.
Dengan tergesa-gesa Naya berjalan menujua cafe, tak lupa ia merapikan sedikit rambutnya terlebih dahulu untuk sekedar memastikan kalau penampilannya sudah rapi, untuk pertemuannya kali ini Naya memang terlihat lebih cuek, sadar akan pengalamannya yang sudah-sudah, di mana ia sudah berdandan maksimal namun hasil yang ia dapat ternyata nihil.
Naya segera mencari meja nomor 5 yang sudah di pesan terlebih dahulu oleh Milea, ternyata meja yang ia cari tak jauh dari tempat di mana ia berdiri, namun belum ada orang yang duduk di sana, mungkin ia terlalu cepat datang atau mungkin pria yang ia temui memang terlambat, pikirnya dalam hati.
Naya pun segera duduk, tak lupa pula ia memesan secangkir jus segar sambilan menunggu.
Matanya pun mulai berkeliling sekedar melihat-lihat seisi cafe, Milea memang berkelas dalam memilih tempat, sebab bukan hanya tempatnya saja yang nyaman, namun cafenya juga sangat mewah di bandingkan dengan cafe pada umumnya.
Naya mulai terlihat tidak sabar, sudah hampir 30 menit ia menunggu, namun belum juga ada tanda-tanda kedatangan laki-laki yang akan ia temui.
"Mendingan gue ke toilet dulu, kebelet juga," Naya bergumam sambil beranjak dari tempat duduknya, ialuy terlihat begitu tergesa-gesa sampai tak memperhatikan langkahnya, dan tiba-tiba saja ia menabrak seorang pria dengan kerasnya.
Prakkkk.
Terdengar benda jatuh dari tangan pria tersebut, dan ternyata itu adalah sebuah ponsel.
"Kamu?!" Teriak pria itu dengan kerasnya.
"Ma... Maaf Mas, saya gak sengaja." Naya menjawab dengan takutnya, mengingat ponsel yang terjatuh tadi retak.
"Maaf katamu? makanya kalau jalan itu pakai mata, bukan pakai dengkul!"
Lagi-lagi cowok itu berteriak dengan kerasnya.
"Sekali lagi saya minta maaf Mas, saya lagi kebelet, sebentar ya mas marahnya nanti saja." Naya pun segera berlari menuju toilet, disertai dengan suara teriakan sang pria tadi yang ia tabrak, terlihat jelas wajah kemarahan dari pria itu.
Sesampainya di dalam toilet Naya pun langsung menunaikan hajatnya, setelah selesai ia belum berani untuk keluar, ia masih takut mengingat pria yang ia tabrak tadi sangat marah dan terlihat ganas bahkan lebih ganas dari ibunya ketika sedang marah.
"Kira-kira itu cowok masih di luar gak ya?" Naya bertanya sendiri sambil mencoba membuka pintu toilet dengan pelannya, sekedar untuk mengintip apakah laki-laki yang ia tabrak tadi masih berada di sana atau tidak. Naya terlihat lega karena tak melihat siapa-siapa lagi di sana.
Brakkkkk.
Sebuah benda terjatuh dan seketika membuat Naya kaget bukan kepalang, saat mengetahui laki-laki yang ia tabrak tadi ternyata masih menunggu di sana dan kini laki-laki itu sedang melihat ke arahnya dengan tatapan tajam penuh marah.
"Ya Tuhan, tolong saya," bisik Naya dalam hati.
"Berani-beraninya kamu mau kabur, Hah!"
Teriakannya kali ini berhasil membuat Naya ketakutan.
"Bu... Bukan begitu Mas, tadi Sa... Saya kebelet." Naya menjawab dengan gemetar dan terlihat sangat takut. Entah apa yang akan pria itu lakukan kepada Naya sekarang.