Chereads / Terjerat Pesona Sang Ceo / Chapter 27 - Bos Yang Menyebalkan

Chapter 27 - Bos Yang Menyebalkan

"Nanti Riko akan menjemput mu, dandan yang cantik agar tidak malu-maluin," kata Andrean sambil keluar dari pintu lift.

Naya terlihat mengangguk mendengar ucapan Andrean, 'padahal acara pestanya nanti malam, kenapa dia memberi tau hal itu sekarang,' batin Naya menyeringai.

Andrean berjalan cepat menuju ruangan, di susul Naya yang mengekor dari belakang, tampak Stefi yang tengah duduk sedang menatap sinis ke arah Naya, tak mau kalah Naya pun membalas tatapan itu dengan lebih tajam, kalau saja tak ada Andrean di sana, mungkin mereka akan melanjutkan pertarungan ronde ke dua.

Ceklek...

Pintu ruangan terbuka, Andrean pun segera masuk, tentu saja ia langsung mengecek segala kelengkapan untuk meeting pagi ini, dan tentunya Naya belum menyiapkan apa-apa.

"Apa kamu tau pagi ini akan ada rapat penting,?" Tanya Andrean kesal.

"Tau pak, saya minta maaf, tadi saya kesiangan," jawab Naya beralasan.

"Memangnya kamu bangun jam berapa ? terus apa hubungannya kamu bangun kesiangan dengan rapat ini,?" Lagi-lagi Andrean bertanya dengan tatapan sinisnya.

"Sekali lagi saya minta maaf pak,"

"Siapkan semua keperluan saya sekarang!" Teriakan Andrean sontak membuat Naya terkejut.

"Ba-baik pak," Naya menjawab dengan gagap. Untung saja jantungnya sudah terlatih, jadi ia sudah terbiasa tiap kali Andrean membentaknya, sangat berbanding terbalik dengan apa yang di lakukan Andrean semalam, hari ini Andrean bersikap kasar dan membuatnya menjadi pelayan, tapi jika sudah berakting menjadi sepasang kekasih, sikapnya berubah drastis, begitu lembut dan perhatian. Naya hanya bisa mengelus dada memikirkan hal itu, mungkin sudah nasibnya di perlakukan seperti ini.

Dengan cepat Naya menyiapkan segala keperluan Andrean, sedangkan Andrean hanya memperhatikannya dari jauh.

Setelah semuanya selesai, Andrean segera pergi ke ruang rapat, sedangkan Naya hanya menunggu di ruangan, entah mengapa Andrean tidak pernah mengajaknya untuk ikut serta dalam meeting, mungkin karena Naya sering bertindak ceroboh, jadi Andrean tak berminat mengajaknya, dari pada membuat kekacauan nantinya.

Naya terduduk di tempatnya, sejenak lamunannya melayang entah kemana, terkadang ia merasa hidupnya seperti sebuah mainan, di satu sisi ia sangat bahagia meski hanya menjadi pacar kontraknya Andrean, tapi di sisi lain, ia tak ubahnya seperti seorang pelayan.

Apa hidupnya memang di gariskan seperti ini, terkadang ia merasa iri dengan kehidupan orang lain, antara karir dan asmara semua berjalan seiringan.

Berbeda dengan dirinya yang sampai sekarang belum juga mendapatkan jodoh, ia sudah bosan tiap kali mendengar mamanya mengomel, 'Oh tuhan, apa jodoh ku memang belum lahir,' lirihnya dengan mata berkaca-kaca, hingga membuat Naya terpejam, tak terasa sebening air sudah keluar dari matanya.

Sudah hampir 2 jam meeting pun akhirnya selesai, Andrean segera kembali ke ruangan, namun setibanya di ruangan lagi-lagi ia mendapati Naya yang tengah asik tertidur, Andrean segera mendekat bermaksud untuk berteriak membangunkan Naya, namun niat itu ia urungkan, apa lagi saat melihat wajah Naya yang terlihat sedih, masih ada sisa air mata di pipinya, 'apa dia habis menangis,' Andrean bergumam dalam hati. Ia perhatikan lagi wajah itu, Andrean baru sadar kalau asistennya itu adalah wanita yang sangat cantik, kecantikannya masih terlihat, meski ia sedang tertidur.

Drett... Drett... Drett...

Tiba-tiba suara ponsel Naya bergetar beriringan dengan suara deringan notifikasi, Andrean segera bergegas kembali ke tempatnya, sedangkan Naya masih terlihat membuka matanya secara perlahan. Ia segera meraih ponselnya, ternyata itu adalah pesan dari Milea.

[Nay, makan siang bareng yuk?]

Naya tersenyum, dengan cepat ia membalasnya, sudah lama ia tidak makan bareng dengan sahabatnya itu.

Namun seketika Naya terkejut saat melihat jam di ponselnya.

"What, sekarang sudah jam 12, pantesan Milea ngajakin makan, rupanya gue ketiduran, hoaaam... "

Naya menguap dengan kerasnya, ia belum sadar kalau Andrean sedang memperhatikannya.

***

Baru saja Naya akan beranjak dari tempatnya, tiba-tiba ia terkejut bukan kepalang, apa lagi saat melihat Andrean yang sedang duduk santai sambil menatap ke arahnya datar, wajah yang tampan itu seketika luntur, berganti dengan wajah judesnya yang mulai terlihat.

"Ba-bapak sudah selesai meeting ?" Naya terlihat gelagapan, ia tidak tau sejak kapan bosnya duduk di sana.

"Apa kau terkejut ? Selain suka bengong, tidur di waktu jam kerja, sering bertindak ceroboh, apa lagi kebiasaan buruk mu yang belum saya tau," kata Andrean sambil menyender di kursi empuknya.

"Ma-maaf pak, saya tadi ketiduran," jawabnya dengan enteng.

"Ketiduran kata mu ? di saat yang lain sibuk kerja, kamu enak-enakkan tidur, mau jadi apa perusahaan ini kalau semua karyawannya seperti kamu," Andrean mulai mengomel, Naya paham betul kalau sudah begini, lebih baik ia tidak menjawab, cukup mengangguk mengakui kesalahan, toh juga ini memang kesalahannya, 'bakal panjang urusan jika di ladeni,' batinnya.

"Cepat ambilkan saya minum!"

Perintah Andrean berteriak, dengan cepat Naya mengangguk dan bergegas untuk mengambilkan minum.

"Hei tunggu ! bawakan saya makan siang juga," tambah Andrean lagi.

"Mau makan siang sama apa pak ?" Ucap Naya terlihat bingung, biasanya Andrean selalu makan siang di luar, apa karena Riko tidak kerja hari ini, makanya ia malas untuk keluar.

"Bawakan apa saja, yang penting makanan yang bisa di makan,!" Balasnya santai, sedangkan Naya terlihat mengerutkan keningnya, 'gayanya apa saja di makan, gue bawain singkong rebus baru tau rasa,' umpatnya dalam hati, Naya mulai bingung makanan apa yang harus ia bawa, ia juga tidak tau makanan apa yang Andrean suka.

"Kenapa masih berdiri ? Saya ini sudah lapar," ucapnya ketus. Tingkah laku Andrean benar-benar menguji kesabaran Naya, kalau saja dia bukan bos, mungkin sudah Naya benamkan mukanya dalam comberan, biar tau rasa, 'sabar Naya, ini sudah tugas mu melayani dia,' batin Naya menyemangati diri sendiri. Ia pun segera meninggalkan ruangan, sebelum Andrean kembali berteriak.

Terlebih dahulu Naya menghubungi Riko, untuk menanyakan makanan apa yang sering Andrean santap pada saat jam makan siang, Naya pun segera mengirim pesan, namun sepertinya Riko belum membaca pesan itu, sudah hampir 5 menit Naya menunggu tapi belum juga ada balasan. Naya mulai terlihat panik, dia harus bertanya kepada siapa lagi, 'apa gue harus searching di google dulu buat cari referensi makan siang buat para bos,' ucapnya frustasi.

"Sesuai dengan arahan pak Andrean, makanan apa saja, asalkan bisa di makan," ucap Naya sambil menirukan omongan Andrean. Dengan langkah seribu Naya segera mencari mamang-mamang gerobak yang sering mangkal di depan jalan, pilihannya jatuh pada makanan gado-gado, salah satu menu kesukaan Naya, selain enak gado-gado juga termasuk makanan sehat, karena terdapat banyak sayuran di dalamnya, sayurannya pun cukup di rebus, kemudian tinggal di siram dengan kuah kacang membuat gado-gado semakin lezat untuk di santap.

"Sebungkus gado-gado dan segelas jus lemon, segera datang, semoga aja pak Andrean suka," pinta Naya sambil tersenyum.