Hari pertama, Liony berangkat kerja ke lokasi yang baru. Dia tidak bisa lagi jalan kaki karena jaraknya sudah lumayan jauh. Liony menaiki mini bus yang akan mengantarnya hingga ke depan lokasi bangunan yang akan di kerjakan olehnya.
"Pinggir, Pak."
Liony turun dari mini bus tersebut. Dia keluar sembari duduk di samping sebuah ruko yang kosong. Dia mengarahkan pandangannya melihat model dari tanah kosong. Liony sudah menyusun banyak rencana tentang cara untuk memulai bangunan tersebut.
Saat lagi asik, Liony melihat Lima orang pekerja yang sudah turun dari mobil. Dia kemudian mendekati karena sudah yakin kelima orang tersebut adalah anggotanya yang dikirim oleh Pak Yen Yi.
Seorang dari mereka mempunyai sifat sedikit angkuh. Dia selalu menganggap rendah orang lain, apalagi orang tersebut, begitu jelas jauh berbeda di bawahnya. Liony yang hanya berpenampilan sangat sederhana dan juga model apa adanya, kini mencoba mendekati lima orang tersebut.
"Hei, kamu siapa? Apakah kamu juga anggota untuk bekerja disinj?" tanya lelaki tersebut.
"Iya, Pak." Liony hanya menjawab sepintas saja.
"Kamu itu salah tempat. Pekerjaan ini bagian laki-laki, belum lagi tubuh kamu yang sama sekali tidak mengijinkan untuk kuat bekerja. Sebaiknya kamu pulang saja! Cari pekerjaan yang sesuai dengan kamu!"
Liony hanya diam. Dia tidak mau menjawab sepatah kata, pun pada lelaki tersebut. Dia kembali ke tempatnya tadi. Dia masih menunggu bahan bangunan yang akan dikirim oleh Pak Yen Yi.
"Lihat, deh! Aku sebenarnya kasihan pada wanita itu. Mana mungkin dia bisa bergabung dengan kita yang sudah biasa dalam pekerjaan ini," ucap Lelaki tadi.
"Chain, kamu jangan berkata begitu! Kita disini sama-sama bekerja untuk makan. Biarkan sajalah! mungkin beban hidupnya berat, sehingga dia harus ikut bekerja seperti kita ini," jawab yang lainnya.
"Iya, sih. Kalau dilihat, wanita itu pasti berasal dari keluarga miskin. Lihat saja pakaiannya!" ucap Lelaki yang bernama Chain.
Sebuah Truck datang dengan banyak bahan bangunan di gerobaknya. Di belakang, terlihat dua Truck lagi yang menyusul membawa bahan lainnya.
"Lihat! Bahan-bahannya sudah datang. Tetapi mana orang yang akan menjadi Bos kita?" Tanya Chain.
"Sebentar lagi pasti datang. Sekarang mari kita membantu mereka untuk menurunkan bahannya!" Sambung yang lainnya.
Seorang lelaki paruh baya, turun dari dalam mobil tersebut. Dia menemui ke lima pekerja tersebut untuk menanyakan mana Arsitek dari bangunannya yang akan menandatangani Faktur dari semua bahan yang telah masuk.
"Maaf, Pak. Bos kalian mana? Aku ingin secepatnya minta tanda tangan, aku juga tidak punya waktu banyak menunggu disini."
Lima orang tersebut saling berpandangan. Mereka bingung mau menjawab apa pada lelaki tersebut.
"Maaf Pak, Bos baru kami belum datang ke lokasi," ucap Chain.
Lelaki tersebut menghubungi Yen Yi. Dia bertanya tentang masalah tersebut.
"Hallo, Pak. Arsitek bangunan yang menangani lokasi ini belum datang, Pak,"
"Itu tidak mungkin, Coba cari di sekitar! Nanti ada seorang perempuan tubuh langsing, dengan nama Liony," jawab Yen Yi.
"Oke, Pak."
Lelaki itu kembali melihat sekitar. Matanya tertuju pada Liony yang sedang duduk di samping bangunan kosong.
"Mungkin itu orangnya," ucap Lelaki itu.
"Ha.. ha.. ha.., Chain tertawa seakan tidak yakin dengan ucapan lelaki itu.
"Hei.. kamu!"
Liony melihat seorang lelaki sedang memanggilnya. Liony berdiri dan menghampiri Lelaki tersebut.
"Apa anda yang bernama Liony?"
"Iya, benar. Aku adalah Liony."
"Tolong, tandatangan disini!"
Liony menandatangani faktur tersebut kemudian memberikannya kembali pada Lelaki itu.
"Mampus kamu Chain! ternyata wanita yang kamu rendahkan itu adalah Bos kita," ucap seorang dari mereka. Chain malu dan menundukkan diri. Dia tidak bisa memandang muka Liony.
"Oke, untuk semuanya. Dengarkan arahan ini," ucap Liony.
Liony bicara tegas layaknya Bos yang sudah terbiasa bicara dengan para bawahannya. Liony membagi tugas masing-masing dari mereka sehingga semuanya bisa berjalan dengan lancar.
Pada awalnya mereka tidak suka dengan Liony. Mereka berpendapat Liony orangnya pendiam dan tidak suka bergabung. Lama kelamaan, sifat asli dari Liony sudah terlihat, sehingga dengan mudahnya kekompakan diantara mereka bisa terjalin.
Satu hari kerja, sudah terlihat bentuk pondasi yang bagus dikerjakan oleh semuanya. Liony senang dengan hasil kerja mereka satu hari ini. Sore hari telah tiba. Saatnya Liony dan anggotanya pulang ke rumah masing-masing.
******
Satu bulan kemudian, tepatnya di pagi hari. Liony terlihat sudah siap berangkat kerja. Saat mau melangkah, tiba-tiba dia dikejutkan oleh kehadiran Naomi pemilik kontrakan tersebut.
"Liony, tidak terasa kamu sudah satu bulan tinggal disini. Hari ini aku ingin mengatakan bahwa, kontrakan ini tidak lagi aku sewakan. Akan ada seorang warga baru yang akan membeli rumah ini, Liony."
Liony terlihat diam. Dia bingung dan kepikiran dengan kontrakan yang akan dijual. Hari itu, Liony masih tetap saja berangkat bekerja. Sepanjang perjalanan, dia ingin melihat kontrakan yang lebih dekat lagi dengan lokasi tempat dia bekerja.
Hasil bangunan sudah mulai terlihat. Bentuk dan model dari bangunan tersebut sangat berbeda dengan yang lain. Liony turun dari mobil dan melihat ada banyak orang yang membicarakan bangunan tersebut.
"Bangunan ini unik tapi menarik, ya!" ucap seorang dari mereka.
"Iya, aku sangat suka dengan bangunan toko ini. Kalau boleh tahu, siapa Arsiteknya? Bila nantinya aku punya biaya, aku ingin dialah yang akan membuat bangunan baru untukku."
Banyak pujian yang diucapkan pada Liony. Mereka ingin mengenal langsung siapa orangnya. Liony mendekati seraya bertanya pada mereka.
"Maaf, Pak. Apa ada yang salah dengan bangunan ini?"
"Kami sangat suka dengan bangunan ini. Apakah kamu yang merancang bangunan ini?"
"Iya, Pak. Aku memang orang yang merancang bangunan ini," jawab Liony.
Semuanya saling berpandangan. Mereka tidak menyangka perempuan yang berdiri di depan mereka adalah Arsitek dari bangunan yang unik dan menarik tersebut.
"Maaf, Nak. Kalau boleh kami ingin tahu siapa nama kamu? Lantas, kamu tinggal dimana?"
"Namaku, Liony. Selama ini aku tinggal di dekat Rumah Sakit. Tapi hari ini, aku ingin mencari tempat tinggal di dekat sini, Pak. Kebetulan rumah yang aku kontrak, akan dijual oleh pemiliknya."
"Wahhh...kasihan sekali kamu, kalau kamu mau, aku punya kontakan tidak jauh dari sini. Ukurannya lumayan besar, di dalam fasilitas dilengkapi," Apa kamu mau, Liony?"
Ditengah kerumunan, mereka tidak tahu kalau Yen Yi sudah ada diantara mereka. Yen Yi dari tadi sudah mendengar pembicaraan antara para warga dengan Liony.
"Baik, Pak. Rumah itu buat Liony saja," jawab Yen Yi.
Liony melihat wajah Yen Yi. Dia bingung, kenapa Yen Yi langsung mengambil keputusan begitu cepat.
"Pak, Yen Yi. Jujur aku belum sanggup untuk kontrakannya, Pak."
"Liony, kamu saja yang merasa belum sanggup. Tapi kalau menurut aku, hasil kerjamu sudah jelas berkata kalau kamu itu sangat sanggup dan cocok untuk tinggal disana," jawab Yen Yi.
Liony terdiam. Dia seakan tidak percaya dengan ucapan Yen Yi pada dirinya. Yen Yi sangat kagum dan mengaku kalah pada Liony di bidang merancang sebuah bangunan.
"Liony, siang ini, kita akan mengangkat barang-barang kamu untuk segera pindah ke rumah yang baru," ucap Yen Yi.