Yen Yi melihat rumah Liony sepi. Pintu rumah terlihat terbuka. Sudah hampir jam Sembilan, Yen Yi merasa tidak yakin kalau Liony masih dirumah. Langkah kaki Yen Yi dan Sieon terlihat lebih cepat, mereka mendorong pintu yang terlihat ternganga.
"Liony...!"
Yen Yi dan Sieon berlari menghampiri Liony yang masih terbaring lemah dengan muka pucat. Yen Yi langsung mengangkat Liony masuk ke dalam mobil. Mereka langsung membawa Liony ke Rumah Sakit terdekat.
Para perawat datang membantu mengangkat Liony masuk ke dalam ruangan. Dokter Yen Shan langsung menangani Liony di dalam ruangan. Sieon dan Yen Yi menunggu di luar dengan rasa khawatir. Tidak jarang mereka mondar-mandir, gelisah menunggu kabar dari Dokter Yen Shan.
Capek dan kurang istirahat, adalah penyebab utama Liony jadi jatuh sakit. Belum lagi guyuran hujan, yang lumayan lama mengakibatkan Liony jadi menggigil dan demam.
Dokter Yen Shan, keluar dari dalam ruangan. Dia menemui Yen Yi dan Sieon. Dengan mengajak keduanya masuk ke dalam ruangan, Dokter Yen Shan menerangkan penyebab Liony jatuh sakit.
"Maaf, apakah kalian berdua adalah keluarganya?"
Yen Yi dan Sieon saling berpandangan. Mereka sangat tahu bahwa keluarga Liony tidak ada. Sembari menutupi kebohongan, Yen Yi langsung menjawab pertanyaan Dokter Yen Shan.
"Benar, Dokter. Kami adalah saudaranya. Bagaimana keadaan adik kami?"
"Pasien mengalami kelelahan. Kemungkinan tadi malam dia juga kehujanan. Dengan kurangnya istirahat, menjadikan pasien jadi lemah dan demam seperti saat ini," ucap Dokter Yen Shan.
"Kasihan kamu, Liony," bathin Sieon.
Sieon mengakui pekerjaan Liony selama ini yang tidak kenal lelah. Belum lagi sewaktu Ibunya masih hidup, dia tahu kalau Liony hanya punya waktu beberapa jam untuk istirahat karena harus bekerja dan mengurus Ibunya.
"Apakah pasien memerlukan rawat inaf disini, Dokter?"
"Iya, Pak. Kemungkinan, pasien harus dirawat selama tiga hari atau lebih," jawabnya.
"Baiklah, Dokter. Kami harap, Dokter memberi pelayanan yang terbaik agar pasien segera sembuh."
Setelah Dokter pergi, Sieon dan Yen Yi saling bertatapan. Mereka berpikir, harus mencari seorang wanita yang bisa merawat Liony semasa sakit.
"Sieon, sebaiknya kita cari seorang wanita untuk merawat dan menjaga Liony. Kita tidak mungkin bisa untuk merawatnya apalagi hubungan saudara tidak ada diantara kita dengan Liony."
"Iya, Kakak. Sekarang juga, aku akan pergi untuk mencari wanita tersebut," ucap Sieon.
Sieon keluar dan pergi dengan mobilnya. Dia bermaksut akan pergi ke rumah sahabatnya, Lin. Disana, ada banyak wanita yang bekerja di berbagai usahanya. Kemungkinan, ada diantara mereka yang akan mau bekerja untuk menjaga Liony.
Mobil hitam milik Sieon kini telah tiba di rumah Lin. Sieon keluar dan masuk ke dalam Toko milik Lin. Sebagai lelaki yang terlihat tampan dan mapan, Sieon banyak diperhatikan oleh wanita yang bekerja disana.
"Permisi...!"
Seorang wanita datang menghampiri Sieon. Dengan senyum manis dan sambutan yang ramah, wanita itu langsung menyapa Sieon.
"Ada yang bisa kami bantu, Pak?"
"Maaf, aku ingin berjumpa dengan Lin," ucap Sieon.
Wanita itu masuk dan memanggil Lin. Tidak berapa lama kemudian, Lin datang dan melihat Sieon berdiri di depan pintu. Lin seakan terkejut dan tidak menyangka Sieon datang dengan tiba-tiba ke tempatnya.
"Hai, Sieon. Kamu apa kabar? Ayo, silahkan duduk!"
Dengan senyum ramah, Sieon mendekati Lin dan duduk di ruang tamu. Sembari duduk, Lin penasaran dengan kedatangan Sieon yang begitu tiba-tiba.
"Sieon, sepertinya kedatangan kamu kesini sangat penting dan begitu terburu-buru. Kalau boleh tahu, ada keperluan apa, Sieon?"
Sieon menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Dia juga menyampaikan keinginannya untuk mencari seorang wanita yang akan bekerja merawat Liony selama satu minggu. Setelah mendengar semua penjelasan Sieon, Lin jadi kasihan pada wanita yang bernama Liony.
Lin terlihat terdiam dan berpikir, siapa sebaiknya orang yang paling cocok untuk dia kirim menjaga Liony. Sembari berpikir, dia teringat dengan wanita yang bernama Sozy. Dia tahu, kalau wanita yang bernama Sozy punya pengalaman di bidang tersebut.
"Sieon, sebentar aku tinggal dulu! Aku akan mencari seorang karyawan yang akan bisa membantu kamu merawat Liony."
Lin keluar. Tidak berapa lama kemudian, dia kembali dengan seorang wanita cantik datang dan berdiri di depan Sieon. Dengan sebuah tas besar di tangannya, Sozy sudah yakin akan pergi bersama lelaki yang ada di depan matanya.
"Sieon, ini orang yang akan membantu kamu merawat Liony. Namanya Sozy," ucapnya.
Sieon melihat dan memperhatikan Sozy. Melihat badan dan kepribadiannya, Sieon yakin kalau Sozy sangat sesuai dan cocok untuk bekerja dan merawat Liony.
"Hai, Sozy. Apakah benar, kamu telah setuju bekerja menjaga rekan kami yang sedang sakit?"
"Iya, Pak. Dengan senang hati, aku bersedia membantu Bapak," jawab Sozy.
Lin tersenyum. Dia sangat bahagia karena sudah bisa membantu sahabatnya, Sieon. Sembari pamitan, Sieon dan Sozy keluar dan pergi langsung ke Rumah Sakit.
Kurang lebih setengah jam perjalanan, Sieon dan Sozy sudah tiba di Rumah Sakit. Keduanya masuk dan langsung menemui Yen Yi. Yen Yi melihat dan menyambut keduanya.
"Kakak, aku telah membawa orang yang akan membatu kita menjaga Liony," ucap Sieon.
Tanpa membuang waktu, ketiganya masuk ke ruangan Liony. Liony masih terbaring lemah dan sudah bisa membuka matanya dan melihat kedatangan ketiganya.
"Hai, Liony!" Yen Yi menyapa Liony dengan senyum dan ingin membuat Liony tetap bersemangat.
Liony hanya bisa memandang. Dia belum cukup tenaga untuk membalas sapaan Yen Yi. Di mata Liony, Yen Yi dan juga Sieon adalah yang terbaik dan sangat membantu dirinya baik di dalam suka maupun duka.
Liony melihat seorang wanita berdiri di samping Yen Yi. Dia merasa kalau dia tidak pernah mengenal dan melihat wanita itu sebelumnya. Sieon melihat tatapan mata Liony tertuju pada Sozy. Dia yakin, Liony pasti sedang bertanya siapa wanita yang saat itu sedang bersama mereka.
Spontan, Sieon mendekati Liony. Dia bermaksut ingin menjelaskan semuanya pada Liony agar dia tidak berpikir banyak tentang apa yang saat itu sedang dilihatnya.
"Liony, kamu ingin kenal dia?" ucap Sieon sambil menunjuk ke arah Sozy.
"Liony, namanya adalah Sozy. Dia yang akan menjaga kamu di Rumah Sakit ini hingga bisa sehat dan kembali ke rumah. Kata Dokter, kamu akan membutuhkan waktu tiga hari bahkan seminggu untuk bisa sehat kembali," ucap Sieon.
Sebagai pertanda mengerti, Liony mengedipkan matanya. Yen Yi dan Sieon saling berpandangan. Keduanya bahagia melihat Liony sudah mulai sehat dan kenal pada mereka.
"Sozy, kami akan pergi pulang. Mulai sekarang, kamu jaga dan rawat Liony dengan baik! Ini ada sejumlah uang. Kamu bisa pergunakan untuk semua keperluan kamu dan Liony di Rumah Sakit ini," ucap Yen Yi.
"Baik, Pak." Sozy terlihat menunduk dengan perintah Yen Yi pada dirinya.
"Satu lagi, ini ada kartu namaku. Kamu bisa menghubungi aku, kapanpun bila dibutuhkan," ucap Yen Yi.