Chereads / Strongst Woman / Chapter 4 - Kejutan Dari Ibu

Chapter 4 - Kejutan Dari Ibu

Sebelum berangkat kerja, Liony masih menyempatkan diri untuk membersihkan tubuh Ibunya yang sudah berbau obat dan infus Rumah Sakit. Dengan penuh Ikhlas dan sabar, dia merawat Ibunya dengan penuh kasih sayang.

"Ibu, cepatlah sembuh! Liony berharap, Ibu memberikan kejutan pada Liony dengan kesembuhanmu Ibu," ucap Liony.

Liony mencium kening Ibunya. Dia berdiri dan pergi berangkat kerja ke Proyek, Pak Sieon. Sembari menyusuri jalan, tubuh Liony sudah dibalut keringat. Asap kenderaan yang lewat, sudah menjadi sarapan Liony setiap hari.

Liony tidak pernah mengeluh, dia tetap saja bersemangat walaupun panas terik sudah mulai terasa menggigit kulitnya. Tanpa terasa, Liony sudah tiba di Proyek tersebut.

"Hai.. Liony!"

Liony melihat para teman kerjanya menyapa sambil menyambut kedatangannya.

"Hai.. Pak," jawab Liony sembari menyumbangkan senyuman pada semuanya.

Seorang dari mereka ingin memberikan sepatu bekas yang masih layak pakai untuk Liony. Dia kasihan melihat Liony yang harus menggunakan sendal jepit bekerja setiap hari.

"Liony, apa kamu mau menerima sepatu bekas yang masih layak pakai ini?" ucapnya.

"Kenapa tidak, Pak. Justru aku sangat berterimakasih pada Bapak, dengan pemberian Bapak, ini."

"Hei lihatlah! Bos Seion sudah datang."

Seion datang dan turun dari dalam mobilnya. Dia melihat anggotanya sedang berkumpul menantikan kedatangannya di bawah pohon depan bangunan.

"Selamat pagi, semuanya!" ucap Seion.

"Pagi, Pak." jawab semuanya dengan nada serentak.

Seion melihat satu persatu anggotanya. Semuanya sudah hadir dan siap untuk bekerja.

"Oke, untuk semuanya. Hari ini, kita akan bekerja di bagian samping kanan bangunan," ucapnya.

"Siap, Pak."

"Liony, ini ada baju seragam beserta helm pengaman untuk kamu. Sekarang kamu bisa tukar bajumu dan segera gabung dengan yang lainnya."

"Baiklah, Pak." jawabnya.

Sieon membagi pekerjaan pada semuanya. Dia terlihat begitu semangat dan selalu memberi contoh pada anggotanya, agar hasil bangunan bisa maximal.

Hari itu kesibukan masing-masing sangat jelas terlihat. Kekompakan jadi nyata, menjadikan Sieon bahagia melihat anggotanya.

Di siang hari, Dokter Youn datang kembali ke ruangan Mooji. Dia memeriksa keadaan Mooji seraya menulis resep tambahannya.

"Bagus.. kelihatannya kesehatan pasien ada peningkatan. Mungkin tidak lama lagi, pasien akan segera sadar," bathin Dokter Youn.

"Suster..!"

Seorang Suster datang menemui Dokter Youn. Dia memegang beberapa buku, yang akan dia isi sesuai nasehat Dokter.

"Suster, tolong kamu siapkan obat yang saya tulis di kertas ini! Semua yang saya tulis, saya harap bisa dibawa dengan secepatnya!"

Suster keluar mengerjakan perintah Dokter. Dokter Youn, masih saja melanjutkan pemeriksaannya pada Mooji.

Hari sudah mulai siang. Kini saatnya Liony dan para pekerja lainnya istirahat dan makan. Seperti biasanya, Liony selalu membeli nasi bungkus karena tidak ada yang membuat bekal seperti yang lainnya.

Saat mau keluar, Sieon melihat Liony sedang berjalan. Dia tahu Liony pasti akan membeli nasi bungkus. Seketika, Sieon berteriak memanggil Liony, dan langsung memanggilnya.

"Liony..!"

Sontak Liony terkejut dengan suara yang memanggil namanya. Dia berbalik dan melihat kalau Bos Sieon sedang memanggilnya.

Liony datang menghampiri Bos Sieon. Dia khawatir bila Bos Sieon akan memberi peringatan pada dia. Sembari berdiri di depan Sieon, Liony bertanya pada Bos Sieon.

"Ada apa, Pak?" Liony terlihat pucat karena takut dapat teguran dari Bos Sieon.

"Kamu kenapa takut, Liony. Aku tidak marah pada kamu. Aku sengaja memanggil kamu hanya untuk memberikan nasi bungkus ini untuk kamu," ucap Bos Sieon.

"Tapi.. Pak," ucap Liony heran.

"Tidak ada tapi-tapian, Liony. Sekarang kamu ambil saja nasi dan air minum ini! Mulai besok, kamu tidak perlu membeli nasi untuk makan siang, aku akan membawanya setiap hari untuk kamu."

Liony sangat bahagia. Dia tidak menyangka kalau Bos besar seperti Sieon berhati mulia. Dia merasa sangat beruntung bertemu dengan orang-orang baik seperti yang ada di dekatnya.

Tidak terasa, hari sudah mulai sore. Kini Liony dan para pekerja lainnya bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Seperti biasanya, sebelum pulang Sieon selalu memberi upah hasil kerjanya.

"Liony, ini upah kamu hari ini. Aku harap Ibu kamu secepatnya bisa sembuh, ya!" ucap Sieon.

"Iya Pak. Terimakasih atas semua kebaikan, Bapak!"

Liony meninggalkan Sieon. Dia mengambil karung dan peralatan lain yang sengaja dia bawa untuk memulung barang bekas, sembari dia pulang ke rumah.

Di tengah perjalanan. Liony membuka beberapa tempat sampah. Dia mengambil botol air mineral bekas dan memasukkannya ke dalam karung. Saat menggeser tumpukan kantong plastik, dia dikejutkan dengan sebuah tas yang kelihatannya sengaja di sembunyikan disana.

"Apa ini?" ucap Liony. Dia kemudian mengambil tas dan segera memasukkannya ke dalam karung untuk dibawanya pulang.

Sepanjang perjalanan pulang, Liony masih saja menambah barang bekas untuk dia bawa pulang. Akan tetapi, pikirannya masih saja tertuju pada sebuah tas yang dia temukan. Liony sangat takut bila ada orang yang melihatnya dan menuduhnya sebagai pencuri.

Sesampainya di rumah. Liony melihat tempat duduk Ibunya yang sudah kosong. Dia terbayang, melihat Ibunya duduk sambil menunggu dia pulang memulung.

Hahh... Liony meletakkan karung berisi barang bekas tersebut. Dia mengeluarkan sejumlah uang yang dia terima dari Bos Sieon sepulang kerja, tadi.

"Lho..uang ini, kan sudah lebih dari biasanya. Aku yakin Bos Sieon telah salah hitung saat memberikannya padaku," ucap Liony.

"Aduh..bagiamana ini? Lebih baik uang ini aku simpan saja dulu, besok aku akan mengembalikannya pada Bos Sieon." bathin Liony.

Liony kembali teringat pada tas yang dia temukan. Dia membongkar barang bekas hasil pulungannya sore itu. Liony mengeluarkan sebuah tas hitam yang sengaja dia masukkan. Sebelum membukanya, Liony terlihat masih ragu-ragu dan takut. Tapi karena rasa penasaran, dia jadi yakin untuk melihat apa isi dari tas tersebut.

Perlahan tas tersebut dibuka. Dia sangat terkejut, melihat di dalam tas ada ikatan uang dan juga perhiasan beserta surat-surat berharga. Liony membaca surat dan tanda pengenal pemilik tas tersebut.

Di dalam kartu pengenal yang ada di dalam tas. Liony membaca bahwa pemilik tas tersebut bernama Yen Yi. Alamat beserta nomor ponselnya juga tertera di dalamnya.

Saat itu, terlintas sebuah pikiran Liony untuk tidak mengembalikan tas tersebut. Dia berencana akan menggunakannya untuk biaya perobatan Ibunya dan juga membeli rumah untuk mereka. Tapi, hati kecil Liony berkata lain. Dia tidak mau mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya.

"Apa yang akan kulakukan sekarang ini? Lebih baik untuk sementara waktu aku simpan dulu tas ini. Sekarang aku harus mandi dan melihat Ibu ke Rumah Sakit," bathin Liony.

Di rumah kumuh Liony, tidak ada lemari sebagai tempat penyimpanan. Dia menaruh tas temuannya di bawah tumpukan barang bekas yang sengaja dia kumpulkan. Liony berdiri dan segera mandi. Dia kemudian bergegas melihat Ibunya ke Rumah Sakit.

Malam sudah tiba. Liony juga sudah sampai di Rumah Sakit. Sebungkus nasi yang dia beli, sengaja dia bawa sebagai penambah tenaga untuk makan malam nanti.

Pintu ruangan kini di buka oleh Liony. Dia melihat Ibunya masih terbaring di tempat tidur. Layaknya seperti orang sehat, Liony mengajak Ibunya bicara dan curhat dengan apa yang dia lakukan satu harian.

"Ibu, Liony sudah datang, Bu. Liony bekerja keras untuk kesembuhan Ibu." ucap Liony.

Sembari bicara, Mooji seakan mendengar Liony bicara. Jari tangannya mulai bergerak dan lama kelamaan kepalanya pun mulai bergerak. Liony terkejut bahagia melihat gerakan Ibunya. Dia seakan mendapat kejutan besar dari Ibu tercintanya.