Sementara itu Stella di rumah Ricandra sendirian penasaran dengan lantai dua rumah Ricandra. Ia pun naik ke atas mau bersih-bersih sekaligus ngecek dan penasaran dengan isi kamar Ricandra.
Ia menaiki tangga dan membuka pintu kamar pertama tapi sayangnya di kunci oleh Imelda atas perintah Ricandra. Stella pun membuka pintu kamar kedua dan tampak kamar kosong tak berpenghuni. Stella pun masuk, menyapu dan membersihkannya. Setelah membersihkan kamar kedua ia keluar dan menutup pintunya lalu membuka pintu kamar ketiga dan lagi-lagi kamar itu di kunci Imelda karena itu kamar pribadi Ricandra dan Imelda. Akhirnya Stella membuka pintu kamar ke empat yang isinya alat-alat olahraga pribadi Ricandra. Stella pun semakin mengerti kenapa Ricandra gagah sekali karena Ricandra rajin berolahraga di rumah. Ia juga mengira kedua kamar yang di kunci adalah masing-masing kamar Ricandra dan Imelda.
Sementara itu di kantor Ricandra kedatangan klien yang ternyata teman SMA nya dulu yang kini sudah sama-sama sukses. Tidak sengaja perusahaan mereka bekerja sama dan ketika saling bertemu mereka baru tahu kalau pemiliknya adalah temannya sendiri.
"Gimana kabarmu Rey?" Sambut Ricandra sambil berdiri dan menjabat tangan Reyhan dan tersenyum.
"Baik Ricandra. Kamu?" Balas Reyhan sambil membalas jabat tangan Ricandra lalu duduk di kursi depan Ricandra.
"Seperti yang kamu lihat. Aku juga baik. Sudah lama kita tidak bertemu. Terakhir waktu wisuda SMA kalau tidak salah." Ujar Ricandra setelah duduk kembali di kursinya.
"Iya betul. Karena setelah itu aku kuliah ke Australia." Balas Reyhan.
"Dan aku ke London. Hahaha." Sahut Ricandra lalu mereka sama-sama tertawa.
"Kamu sudah menikah?" Tanya Reyhan pada Ricandra.
"Ya baru dua bulan yang lalu. Kamu?" Jawab Ricandra.
"Hmmm selamat atas pernikahanmu Ricandra. Aku sudah menikah hampir tiga tahun yang lalu dan memiliki seorang putra." Ujar Reyhan memberi selamat pada Ricandra dan mengulurkan tangannya. Ricandra membalasnya.
"Terima kasih Rey. Wah aku kalah cepat. Hahaha. Malam minggu datanglah kerumahku untuk makan malam. Ajaklah anak dan istrimu." Ujar Ricandra pada Reyhan mengundang makan malam.
"Oke. Aku akan datang. Dimana rumahmu sekarang Ricandra?" Tanya Reyhan.
"Perumahan Bougenvile blok B no 3." Jawab Ricandra.
Setelah membicarakan masalah kerja sama Reyhan pamit undur diri dari perusahaan Ricandra.
Menjelang sore hari, Imelda pamit pulang dari rumah Melly. Melly mengantar Imelda sampai di depan rumahnya.
"Ntan beneran kamu belum ngapa-ngapain sama suami kamu?" Tanya Melly masih penasaran.
"Kenapa? Kepo banget sich." Jawab Imelda sambil menuntun motornya.
"Cara jalan kamu beda. Dari tadi aku perhatiin lo..." Ujar Melly.
"Hahaha. Kamu aneh-aneh saja. Aku sedang menstruasi. Mungkin jalanku beda karena memakai pembalut." Jawab Imelda. Melly pun mempercayainya.
Sesampainya di rumah, Imelda segera ke kamarnya di lantai atas. Sambil menunggu Ricandra pulang Imelda merebahkan tubuhnya di ranjang hingga akhirnya ia tertidur.
Satu jam kemudian Imelda merasa ada yang membelai-belai pipinya. Ia pun membuka matanya dan tampaklah Ricandra sedang memandangi wajahnya dengan tersenyum.
"Sejak kapan Mas Ricandra disini?" Tanya Imelda kaget.
"Baru saja. Mau belanja sekarang?" Tanya Ricandra.
"Sebentar. Aku mandi dulu Mas." Ucap Imelda pada Ricandra.
"Oke. Aku istirahat sebentar. Bangunkan aku ketika sudah selesai mandi." Balas Ricandra sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Setelah Imelda mandi dan berganti pakaian, Ricandra dan Imelda turun ke bawah. Stella sedang menyetrika dan melihat Ricandra dan Imelda menuruni tangga.
"Menstruasimu sudah berhenti?" Tanya Ricandra pada Imelda sambil berjalan menuruni tangga.
"Belumlah Mas... kan masih tiga hari." Jawab Imelda.
"Memangnya harus nunggu berapa lama?" Tanya Ricandra lagi.
"Biasanya seminggu Mas." Jawab Imelda.
"Huft lama sekali." Balas Ricandra kesal.
Stella yang mendengar percakapan mereka pun membatin 'Kakaknya perhatian banget. Sampai-sampai menstruasi adiknya di tanyain sampai segitunya.'
"Mbak Stella, aku sama Mas Ricandra mau belanja. Mbak mau nitip dibeliin apa?" Tanya Imelda pada Stella.
"Nggak usah Mbak. Terima kasih." Jawab Stella sambil memandang Imelda setelah itu memperhatikan Ricandra yang pergi duluan ke luar rumah.
Di dalam mobil Ricandra fokus mengemudi. Sedangkan Imelda membalas whatsapp dari Adit.
Adit : "Kamu kapan ke sekolah? Aku ingin ketemu kamu Ntan."
Imelda : "Ada apa Dit?"
Adit : "Aku mau daftar sekolah polisi. Sebelum pendidikan aku mau ketemu kamu Ntan."
Imelda : "Aku nggak janji Dit. Aku sudah bilang sama kamu lupain aku. Aku nggak ada perasaan apa-apa sama kamu."
Adit : "Tapi aku cinta sama kamu Ntan. Aku sudah menunggumu sejak lama."
Imelda : "Maaf Dit."
Tiba-tiba Adit menelpon. Imelda panik lalu menolaknya dengan menggeser tanda merah. Imelda melirik Ricandra tanpa menolehnya. Ia tahu Ricandra tidak suka sama Adit. Tidak berapa lama Adit menelpon lagi dan lagi-lagi Imelda menolaknya lalu me-silent ponselnya.
"Kenapa nggak di angkat?" Tanya Ricandra tanpa menoleh dan masih fokus mengemudi.
"Nggakpapa Mas. Nggak penting." Jawab Imelda.
"Siapa?" Tanya Ricandra ingin tahu.
"Temen." Jawab Imelda mulai ketakutan di tanya Ricandra, jika sampai Ricandra bertanya sampai ke akar-akarnya.
"Siapa? Cewek apa cowok?" Tanya Ricandra lagi.
"Cowok. Jangan marah Mas. Aku nggak ada apa-apa sama dia." jawab Imelda jujur sambil memegangi lengan Ricandra.
"Iya aku nggak akan marah asal kamu tidak macam-macam. Kalau sampai kamu macam-macam atau berselingkuh di belakangku. Bersiaplah menjadi janda. Kalaupun nanti kamu hamil, anak itu akan menjadi milikku setelah kamu lahirkan." Ancam Ricandra sungguh-sungguh.
"Nggak Mas. Nggak akan. Aku janji hanya setia sama kamu Mas" Ucap Imelda ketakutan.
"Bagus!" Ujar Ricandra puas.
Ricandra sengaja mengancam Imelda karena ia tidak mau di pusingkan dengan hal-hal yang mengusik rumah tangganya. Ia hanya mau menikah cukup satu kali seumur hidupnya seperti papa dan mamanya yang langgeng sampai tua bersama.
Sesampainya di supermarket Imelda memilih belanjaan yang perlu di beli dan Ricandra mengikutinya sambil mendorong kereta dorong. Selain ikan, sayur, dan sabun Imelda juga memilih bra yang agak besaran dari yang ia pakai biasanya.
"Kenapa membeli bra juga?" Tanya Ricandra saat melihat Imelda memasukkan beberapa bra ke dalam kereta dorongnya.
"Nggak muat. Dadaku makin besar sekarang." Jawab Imelda spontan. Ricandra pun tersenyum nakal. Ia puas dengan hasil karya nya yang membuat dada Imelda mengembang. Karena menurutnya dada Imelda terlalu kecil sehingga kurang pas di tangan. Ia pun berinisiatif memanipulasinya setiap hari.
Setelah merasa belanjaannya lengkap Imelda mengantri di kasir dan Ricandra yang membayarnya. Setelah berbelanja, Ricandra dan Imelda makan malam di luar sekalian. Ricandra merasa tidak nyaman dengan kehadiran Stella di rumahnya.
Hari sabtu yang di nantikan pun tiba. Ricandra memberi tahu Imelda untuk menyuruh Stella merapikan rumah karena akan ada tamu malam ini. Ricandra juga tidak pergi bekerja ke perusahaan dan ia mengajak Imelda untuk berbelanja dan menyuruhnya untuk memasak.
"Kenapa Mas Ricandra nggak bilang dari kemarin kalo mau ada tamu?" Tanya Imelda saat sedang memasak di dapur. Ricandra menemaninya sambil duduk di meja makan dan menyalakan laptopnya.
"Aku lupa." Jawab Ricandra masih fokus ke laptopnya.