Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 28 - BAB 28

Chapter 28 - BAB 28

Setelah berbincang-bincang dengan Pak Ramdy, Ricandra beristirahat di kamar Imelda. Sedangkan Imelda membantu ibunya di dapur yang kebetulan sedang membuat kue. Imelda bisa memasak dan membuat kue di usianya yang masih muda karena ia selalu membantu ibunya di dapur. Dari situ ia belajar sehingga ketika ia sudah menikah dengan Ricandra, Imelda sudah bisa memasak layaknya istri pada umumnya.

"Imelda kamu bahagia kan menikah sama Ricandra?" Tanya Bu Romelis saat mereka membuat kue di dapur.

"Iya Bu. Mas Ricandra baik sama Imelda." Jawab Imelda. Meskipun kadang mereka bertengkar tapi Imelda tidak mau memberi tahu ibunya.

"Ibu selalu merasa khawatir. Sebelum menikah kamu nangis terus. Ibu jadi ikut sedih Imelda. Kamu anak gadis ibu satu-satunya. Ibu ingin kamu bahagia." Ujar Bu Romelis sambil mengingat kejadian sebelum Imelda menikah dengan Ricandra.

"Ibu nggak usah khawatirin Imelda. Imelda baik-baik saja Bu..." Ujar Imelda sambil tersenyum dan memeluk ibunya dari belakang. Meskipun Imelda sering menangis gara-gara Ricandra dan pernah di paksa Ricandra berhubungan Intim untuk pertama kalinya, Imelda tidak akan mengaduh pada orang tuanya. Sekarang Ricandra adalah suaminya. Ia tidak mau orang tuanya membenci Ricandra yang berakibat retaknya rumah tangga mereka.

Sore hari Ricandra dan Imelda pamit pulang ke rumah mereka kembali. Ibunya membawakan kue yang mereka buat tadi. Imelda memotong dan menaruhnya di meja makan. Ricandra memakannya.

"Ini enak. Kamu yang membuatnya?" Ujar Ricandra setelah memakan kuenya.

"Ibu. Aku yang membantunya." Jawab Imelda sambil memasak air hendak membuatkan Ricandra kopi.

"Tapi kamu bisa membuatnya kan? Aku mau ini setiap hari." Tanya Ricandra.

"Iya Mas. Oh iya mbak Stella mana ya? Dari tadi pagi nggak kelihatan. Apa dia sakit?" Tanya Imelda dan hendak pergi ke kamarnya Stella.

"Dia sudah pergi. Sebelum kamu bangun tadi pagi aku sudah memecatnya." Ujar Ricandra santai.

"Kenapa?" Tanya Imelda ingin tahu.

"Aku tidak suka." Jawab Ricandra.

"Baru juga kerja seminggu sudah di pecat. Mbak nya baik kok Mas. Kerjaannya juga beres." Ujar Imelda sambil menyodorkan kopi di depan Ricandra.

"Dia pernah kerja di rumahnya Reyhan. Temanku yang makan malam di rumah kemarin. Dia bilang Stella itu bukan orang baik. Reyhan pernah di goda di rumahnya. Aku pun juga merasa begitu. Sebelum itu terjadi dan kamu marah nggak jelas, aku memecatnya sekarang." Jelas Ricandra santai lalu menyeruput kopinya.

"Oh gitu. Lalu siapa yang akan bersih-bersih rumah Mas?" Tanya Imelda.

"Tentu saja kamu. Ini rumah kamu juga sekarang. Kamu bebas mengaturnya. Lagian akhir-akhir ini kamu kan nganggur di rumah. Ajak aja teman-teman kamu main kesini. Tapi nggak boleh teman laki-laki." Ujar Ricandra.

"Iya Mas. Aku mau mandi dulu." Balas Imelda lalu naik ke atas meninggalkan Ricandra di meja makan.

Ke esokan hari nya seperti biasa Imelda bangun pagi dan memasak. Kali ini ia memasak agak banyak karena ia mengundang Melly, Rita, dan Vina main ke rumahnya.

Setelah memasak, Imelda naik ke atas hendak membangunkan Ricandra, tapi Ricandra sudah bangun dan mandi. Imelda membantu Ricandra berpakaian dan memasang dasi serta jas ke tubuh Ricandra.

"Ayo sarapan Mas..." Ajak Imelda.

"Kamu nggak mandi dulu?" Tanya Ricandra karena biasanya setelah memasak Imelda segera mandi.

"Nanti aja Mas. Aku mau bersih-bersih rumah dulu. Kan nggak ada pembantu sekarang." Jawab Imelda sambil menarik tangan Ricandra keluar kamar.

Sesampainya di meja makan Ricandra merasa heran melihat banyak makanan di meja makan. Ia tidak tahu kalau Imelda mengundang teman-temannya hari ini.

"Tumben masak banyak? Ada apa?" Tanya Ricandra saat sudah duduk di meja makan.

"Bukannya kemarin Mas Ricandra nyuruh aku mengundang teman-temanku kerumah? Jadi hari ini aku mengundang mereka." Jawab Imelda sambil mengambilkan makanan untuk Ricandra.

"Berapa orang?" Tanya Ricandra lagi.

"Hanya tiga orang. Melly, Rita, dan Vina. Oh iya Mas Ricandra mau bawa bekal?" Tanya Imelda menawarkan.

"Hmm boleh." Jawab Ricandra mengiyakan setelah itu menyantap sarapannya.

"Aku siapin dulu Mas..." Ujar Imelda.

Selesai sarapan Imelda mengantar Ricandra sampai di garasi. Setelah itu ia membersihkan rumah Ricandra sendirian.

Sesampainya Ricandra di perusahaan ia membawa bekalnya turun dari mobil hingga ke ruangan kantornya. Saat Ricandra berjalan semua mata tertuju pada bekal yang di bawa Ricandra. Ini pertama kalinya Ricandra membawa bekal. Bertahun-tahun bekerja Ricandra tidak pernah membawa bekal. Seperti biasa Romaldy sangat kepo dengan sahabat sekaligus atasannya itu. Ia segera menyusul Ricandra ke ruangannya.

"Tumben bawa bekal Rick?" Tanya Romaldy saat sudah memasuki ruangan kerja Ricandra.

"Iya. Imelda masak banyak hari ini. Teman-temannya mau datang ke rumah." Jawab Ricandra sambil melepas jasnya.

"Hmmm cantik-cantik nggak?" Tanya Romaldy penasaran.

"Nggak tahu. Aku belum pernah ketemu mereka." Balas Ricandra.

"Ah kamu Rick nggak asyik" Ujar Romaldy kecewa lalu pergi meninggalkan Ricandra.

Setelah membersihkan rumah, Imelda mandi dan memakai bedak serta lotion seperti biasa. Tidak berapa lama Melly datang. Imelda pun mengajaknya ke ruang tengah sambi menunggu Rita dan Vina.

"Widih. . . Rumah kamu besar ya Imelda? Mendadak kaya nich?" Ucap Melly nyindir sambil duduk di sofa.

"Hahaha. Rumah suamiku kale. Disini aku numpang. Kamu tahu sendiri rumahku nggak sebesar ini. Bentar ya aku ambilin minum." Jawab Imelda lalu pergi ke dapur mengambil minum dan camilan.

Setengah jam kemudian Vina dan Rita datang. Sama seperti Melly mereka takjub dengan rumah Imelda.

"Eh enaknya ngapain nich? Jangan belajar mulu guys." Tanya Rita sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Aaahh... aku ada ide." Ucap Vina lalu mengeluarkan dan menyalakan laptop yang ia bawa.

"Mau ngapain Vin?" Tanya Melly penasaran. Vina pun membuka beberapa folder video yang berisi video porno.

"Kita nonton ini bareng-bareng yuk. Mumpung sepi nggak ada orang selain kita." Jawab Vina.

"Boleh juga. Yuk." Balas Rita. Yang lain pun ikut setuju.

Mereka berempat menonton film dewasa di rumah Ricandra dengan bebas. Melly merasa takut dan jijik. Ia nyengir-nyengir ketakutan. Rita menghayati setiap adegannya hingga melongo. Vina yang punya video pastinya ia sudah menontonnya berkali-kali di kamarnya. Ia menahan tawa melihat ekspresi teman-temannya. Imelda memperhatikan setiap gaya dan adegan di video itu. Karena ia sudah melakukan hubungan intim dengan Ricandra, Imelda menjadi terangsang dan ingin bermain dengan berbagai macam gaya yang ada di video itu. Tanpa mereka berempat sadari pangkal paha mereka menjadi basah dan becek.

Setelah menonton 1 film dewasa di laptop Vina, mereka berempat ngos-ngosan melihat adegannya dan rebahan di karpet ruang tengah rumah Imelda.

"Vin dari mana kamu dapat film begituan?" Tanya Melly yang sama polosnya dengan Imelda.

"Download dong. Kenapa? Mau minta? Hahaha." Jawab Vina lalu tertawa.

"Aku nggak nyangka kamu ternyata nggak sepolos yang aku kira." Ujar Rita pada Vina.

"Hehehe. Awalnya aku nggak sengaja pinjam laptop kakakku buat ngerjain tugas soalnya laptopku lagi di service. Setelah selesai ngerjain tugas aku buka-buka tu foldernya barang kali nemu foto pacarnya. Eh nggak nyangka aku nemu film begitu. Jadi aku copy deh." Ujar Vina. Karena penasaran Imelda pun melihat laptop Vina dan masih banyak video lain. Ia pun membukanya dan menekan tombol play.

"Eh ternyata videonya banyak. Nonton lagi yuk?" Ajak Imelda. Yang lain pun segera bangkit dan kembali menonton film dewasa itu.