Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 25 - BAB 25

Chapter 25 - BAB 25

Saat Ricandra memasuki kamarnya ia melihat Imelda menyisir rambutnya baru selesai mandi dan berganti pakaian. Ricandra duduk di tepi ranjang sambil melonggarkan dasi di lehernya.

"Apa pembantu barunya sudah datang?" Tanya Ricandra pada Imelda.

"Apa Mas Ricandra tidak melihatnya di bawah? Orangnya masih muda dan cantik. Mas Ricandra sengaja ya milih yang bening-bening gitu?" Tanya Imelda balik.

"Kemarin aku hanya menghubungi yayasannya minta dikirimkan seorang pembantu. Aku tidak tahu mereka mengirim pembantu yang seperti apa? Kalau kamu tidak suka aku akan meminta ganti pada yayasannya." Balas Ricandra sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.

"Nggak usah Mas. Nggakpapa yang ini aja. Siapa tahu dia kerja karena butuh uang. Lagian dia umurnya nggak jauh beda sama aku. Kan enak kalo di ajak ngobrol nyambung." Tolak Imelda.

"Ya sudah. Aku mau mandi dulu." Ujar Ricandra lalu masuk ke kamar mandi.

Jam 6 sore Imelda dan Ricandra turun ke lantai bawah. Ricandra menyalakan televisi di ruang tengah. Imelda hendak memasak makan malam di dapur. Stella yang mendengar ada orang di lantai bawah ia segera keluar dari kamarnya. Ia melihat Imelda memasak di dapur dan Ricandra menonton televisi.

"Biar Aku saja yang masak Mbak. Mbak nya nonton televisi aja sama Mas nya." Ucap Stella menawarkan diri.

"Oh ya sudah kalo gitu. Makasih ya Mbak." Balas Imelda lalu pergi ke ruang tengah dimana Ricandra berada.

Saat Ricandra dan Imelda sedang menonton televisi tiba-tiba Stella muncul menyuguhkan kopi dan teh sambil curi-curi pandang sama Ricandra. Tapi Ricandra dan Imelda tidak memperhatikannya.

"Terima kasih Mbak." Ujar Imelda pada Stella. Ricandra diam saja hanya melihat Stella sekilas lalu melihat ke arah televisi kembali.

Setelah masakan siap, Stella memberi tahu Imelda dan Ricandra untuk segera makan. Imelda dan Ricandra duduk di meja makan untuk makan malam bersama. Imelda mengajak Stella untuk makan bersama juga. Stella pun menyetujuinya dan sangat senang. Ia menuangkan air putih di gelas Ricandra dan Ricandra tidak meresponnya.

"Mulai besok biar Imelda saja yang memasak. Aku lebih suka masakannya." Ujar Ricandra ketika selesai menghabiskan makanannya.

"Iya Mas." Jawab Stella sopan.

'Sial! Dia tidak suka masakanku.' Umpat Stella dalam hati.

Setelah makan Ricandra mengajak Imelda naik ke atas. Stella memperhatikan mereka dari dapur saat mereka menaiki tangga.

"Kakak adik ini mesra sekali seperti pasangan kekasih." Batin Stella sambil membersihkan meja makan lalu mencuci piring.

"Cantik dan masih muda kan Mas mbak nya?" Tanya Imelda pada Ricandra saat sudah di dalam kamar.

"Lalu kenapa kalau dia cantik dan muda? Itu bukan urusanku. Dia bekerja dan aku membayarnya." Balas Ricandra sambil duduk di tepi ranjangnya.

"Kamu nggak tertarik Mas?" Tanya Imelda menggoda.

"Nggak. Aku sudah punya istri." Jawab Ricandra singkat.

"Syukur deh kalo gitu." Balas Imelda sambil tersenyum.

"Aku lelah. Aku mau tidur dulu." Ucap Ricandra pada Imelda lalu membaringkan tubuhnya di ranjang.

Imelda mengambil bukunya dan belajar untuk persiapan ujian masuk kuliah. Ia ingin kuliah di universitas negri.

'Pembantu genit gitu apa yang bikin tertarik?' Batin Ricandra. Meskipun Ricandra tidak memperhatikan Stella tapi insting Ricandra tahu dan merasa kalo Stella sedang ingin mendapatkan perhatiannya. Karena itu ia tidak mau dekat-dekat dengan pembantu barunya itu.

Pagi hari Imelda bangun dan memasak seperti biasanya. Stella membantu Imelda memasak di dapur sambil mengorek informasi dari Imelda.

"Mbak Imelda, Mas Ricandra biasanya suka makan apa?" Tanya Stella pada Imelda.

"Semua makanan Mas Ricandra suka Mbak." Jawab Imelda sambil memasak.

"Papa mamanya kemana Mbak? Kok nggak kelihatan dari kemarin?" Tanya Stella lagi.

"Oh papa sakit dan di rawat di rumah sakit. Mama juga disana menjaganya." Balas Imelda santai.

"Mbak Imelda masih sekolah ya? Apa sudah kuliah?" Tanya Stella lagi.

"Masih SMA kelas tiga Mbak. Tapi bentar lagi lulus. Rencananya juga mau kuliah." Jawab Imelda.

"Iya Mbak Imelda kuliah saja. Sayang kalo nggak kuliah padahal biaya ada." Ujar Stella.

"Iya Mbak." Balas Imelda sambil tersenyum.

Setelah memasak Imelda kembali ke kamar dimana Ricandra berada. Ia melihat Ricandra sedang berganti pakaian. Imelda pun membantunya memakaikan dasi dan jasnya.

"Mas minta uang dong... Nanti aku mau belanja ke pasar sama mbak Stella." Ujar Imelda pada Ricandra saat memasang dasi di leher Ricandra.

"Kamu mau naik apa? Motor? Boncengan? Emang bisa?" Tanya Ricandra khawatir.

"Bisa Mas. Kamu nggak percaya?" Tanya Imelda balik.

"Nanti sore saja ya. Aku antar ke supermarket. Aku khawatir kamu keluar sendirian atau sama pembantu baru itu." Balas Ricandra sambil ngelus puncak kepala Imelda dan tersenyum.

"Ya sudah Mas Ricandra turun dulu saja. Aku mau mandi." Balas Imelda.

Ricandra pun turun dan duduk di meja makan. Stella menghampirinya.

"Ada yang bisa di bantu Mas?" Tanya Stella pada Ricandra dengan suara lembut yang di buat-buat.

"Panggil Aku 'Pak'. Aku bukan 'mas' kamu." Balas Ricandra tegas lalu menyeruput kopi yang di siapkan Imelda di meja makan. Ricandra merasa sangat jijik dengan orang yang seperti ini.

"Iya Pak." Jawab Stella lalu pergi menyapu halaman belakang.

'Sabar Stella. Kamu pasti bisa mendapatkannya.' Batin Stella bersemangat. (Padahal selama ini juga gagal mulu nggak ada yang berhasil. Hahaha)

Setelah mandi, Imelda turun dan sarapan bersama Ricandra yang sudah menunggunya di meja makan. Setelah sarapan bersama Imelda mengantar Ricandra sampai di garasi.

"Mas nanti aku main kerumah temanku ya?" Ijin Imelda. Ia ingin main ke rumah Melly yang kebetulan tidak jauh dari rumah Ricandra karena ia tidak masuk sekolah. Ia merasa bosan kalau hanya tinggal di rumah.

"Iya. Pulangnya jangan sore-sore dan juga kunci pintu kamar kita dan ruang kerjaku sebelum pergi." Perintah Ricandra sebelum masuk ke mobilnya.

"Kenapa Mas? Nanti Mbak Stella nggak bisa bersihkan ruangan itu dong?" Tanya Imelda ingin tahu.

"Aku nggak percaya sama dia. Udah siang aku berangkat dulu." Pamit Ricandra.

"Iya Mas. Hati-hati di jalan." Balas Imelda lalu mencium punggung tangan Ricandra.

Setelah Ricandra pergi, Imelda kembali ke kamarnya mengambil jaket dan tas lalu mengunci pintu kamar dan ruang kerja seperti perintah Ricandra lalu pergi ke rumah Melly dengan motornya.

Sesampainya Imelda di rumah Melly, Melly merasa ada sesuatu yang beda dengan tubuh Imelda. Imelda terlihat seperti agak gemukan dari pada waktu terakhir ketemu saat ujian waktu itu.

"Ntan kamu doyan makan ya akhir-akhir ini?" Tanya Melly.

"Enggak Mel. Sama aja seperti biasanya. Kenapa?" Tanya Imelda balik.

"Badan kamu makin gemuk. Eh tunggu dulu. Sepertinya dada kamu yang makin besar." Ujar Melly sambil melihat-lihat dada Imelda dan merabanya.

"Masak sih? Tapi emang kayaknya bra ku agak nggak muat sich akhir-akhir ini." Balas Imelda.

"Kok bisa? Udah di apa-apain ya sama suami kamu?" Tanya Melly menyelidik.

"Apaan sich. Ayo belajar Mel. Aku nggak bisa lama-lama. Aku harus pulang sebelum Mas Ricandra pulang." Balas Imelda.

"Tapi udah kan Ntan?" Tanya Melly kepo.

"Rahasia." Balas Imelda sambil menjulurkan lidahnya.

Imelda memang merasa akhir-akhir ini bra nya sudah tidak dapat menopang payudaranya lagi. Mungkin memang benar kalau payudaranya semakin membesar karena Ricandra selalu memainkannya ketika akan tidur malam.