Chereads / Wanita yang dicintai suamiku / Chapter 11 - BERTEMU KEKASIH SUAMIKU

Chapter 11 - BERTEMU KEKASIH SUAMIKU

"Jangan biarkan Yudha jatuh ke tangan orang lain!" ucap Neli tanpa basa-basi lantas membuat bola mata Aisha menegang. Wanita yang masih terisak itu langsung menatap Neli dengan dahi mengkerut, dia sangat heran, bagaimana Neli bisa mengetahui kelakuan Yudha, padahal Aisha tidak pernah memberitahu orang lain mengenai masalah di dalam rumah tangganya.

"Bagaimana kamu bisa tahu, mengenai mas Yudha, Nel?"

"Aku tahu, semua ini karena Yudha masih mencintanya, benar bukan?" Neli meraih tangan Aisha yang mengepal dengan bergetar. Dia tahu, temannya itu sangat terluka setelah mengetahui suaminya yang masih menyimpan rasa untuk mantan kekasihnya.

"Aku tidak tahu, apakah wanita itu masih menjadi kekasihnya atau tidak?" tandas Aisha dengan wajah murung.

"Aku lelah, Nel. Sudah terlalu sering aku berpura-pura kuat di hadapan banyak orang." Air mata yang selalu Aisha sembunyikan di hadapan orang lain, kini tak kuasa untuk dirinya tahan lebih lama.

"Rasanya aku ingin sekali menyerah, tapi disisi lain aku tidak bisa meninggalkan dirinya, aku pikir aku tidak akan mencintainya, tapi ternyata salah."

"Aisha." Melihat temannya yang menangis dengan suara rintihan yang tertahan, membuat Neli terburu-buru duduk di samping Aisha kemudian memeluknya dengan erat.

"Aku tahu kamu wanita hebat, kamu sudah melewati duri ini selama delapan bulan, dan aku yakin, kedepannya akan lebih baik, Aisha."

"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Neli melepas pelukannya, kemudian menatap Aisha dengan dalam.

"Aku akan tetap bertahan, Nel. Aku tidak mau kehilangan dia, aku sudah terlanjur mencintainya," jawab Aisha dengan yakin.

Aisha terdiam sejenak, mengucapkan kata bertahan dengan hati yang diselimuti keraguan membuatnya sesak nafas, seolah harapannya untuk memiliki Yudha sangatlah mustahil, ditambah dengan bayangan-bayangan wajah Sarah yang bermain diingatannya, membuat Aisha frustasi dan menyerah.

Beberapa waktu yang lalu, dunia seakan berhenti. Mengetahui suami yang dicintainya berhubungan dengan wanita lain. Wanita yang menjadi kekasihnya sebelum Aisha dan Yudha menikah, bahkan Yudha sangat mencintai wanita itu.

"Kamu yakin bisa menerima, jika Yudha masih belum berubah? Kamu yakin ikhlas, jika wanita itu kembali dalam dunia Yudha?" Sepertinya pertanyaan itu tidaklah pantas untuk Aisha dengar, tidak ada seorang pun wanita yang akan ikhlas apabila suaminya bersama wanita lain.

"Kamu tahu, Nel. Ikhlas itu hanyalah sebuah fiksi dengan fakta yang mana logika memaksa aku untuk melupakan dia. Namun, aku tidak tahu, entah ini ego atau hati, aku tidak bisa meninggalkan mas Yudha, meskipun hatiku telah hancur berkeping-keping karena ulahnya."

"Aku yakin kalau kamu juga tahu. Bahwa sesuatu yang ditakdirkan untukmu, tidak akan pernah menjadi milik orang lain. Dan sesuatu yang bukan milikmu, sekeras apapun usahamu mengejarnya, dia akan selalu menghindar. Yudha adalah suamimu, dan kamu lebih berhak akan dirinya, raganya, juga hatinya, jangan kalah dari Sarah yang mencoba untuk merebut posisimu dalam kehidupan Yudha."

"Lakukan secara perlahan! Aku yakin, usahamu untuk merebut hatinya akan berhasil," ucap Neli.

"Apa mungkin perubahan itu sudah dimulai?" Aisha bertanya-tanya, ia beralih menatap jendela, mengamati sekitar yang terlihat mendung.

***

Derasnya hujan kembali mencium atap rumah yang cukup luas. Aisha meringkuk dengan air mata yang tak berhenti untuk keluar, matanya terasa sangat panas karena menangis selama berhari-hari ini.

Diliriknya jam weker di atas nakas yang sudah menunjukan pukul sebelas malam, Aisha menghela nafas berat. Ingin sekali dia menepis semua bayangan-bayangan yang menyakitkan di dalam pikirannya, tapi semua itu terus saja bermain dan menghantuinya.

"Jujur, aku tidak ingin kamu pergi, Mas. Aku takut jika kamu hanya menggunakan alasan itu untuk bertemu dengan Sarah, bagaimana jika di sana ...." Aisha menarik nafas, menghentikan kalimat yang mencekiknya.

"Apa pernikahan kita akan berangkhir secepat ini?" ucapnya lagi.

Beberapa detik Aisha menatap langit-langit yang bergemuruh, pikirannya kembali terbang mengingat perkataan yang Yudha ucapkan sebelum dirinya pergi ke luar kota. Laki-laki itu meninggalkan janji yang Aisha yakini dia akan menepatinya.

"Apa kamu benar-benar akan memulai semuanya dari awal, mas, seperti ucapanmu pagi tadi? Aku tidak sabar menungumu kembali." Aisha terbaring, perlahan dirinya terlelap dalam tidurnya.

***

Pagi hari menyapa, Aisha yang sudah terbiasa bangun lebih awal sebelum pajar, kini disibukan dengan membuat makanan ringan, meskipun kepulangan Yudha masih sehari lagi, tapi dirinya sudah sibuk untuk menyambut kedatangan suaminya.

"Aku harap, perubahan yang lebih baik terjadi setelah mas Yudha kembali, aamiin," gumamnya seraya mengaduk adonan kue.

Subuh tadi, setelah Aisha selesai mengaji, sebuah pesan dari Yudha masuk, pria itu bertanya tentang warna pakaian yang Aisha suka. Setelah mendapat pesan itu, Aisha sangat bahagia, hingga dirinya benar-benar percaya, jika Yudha akan memulai hubungan yang baru dengannya, tidak butuh waktu lama, Aisha langsung merespon pesan tersebut dan mengatakan kalau dirinya sangat suka warna-warna yang terlihat sopan dan tidak mencolok.

"Yah, aku kehabisan gula." Aisha merengut, tanpa menunggu lama dirinya pergi ke luar untuk membeli bahan-bahan kue dan beberapa keperluan lainnya di supermarket.

Did... did...

Tepat di pinggir jalan, sebuah mobil menghentikan laju kendaraan Aisha dengan paksa. Tidak berselang lama, seorang perempuan yang Aisha kenal turun dari mobil tersebut dengan percaya diri. Aisha yang mengenali wajah wanita itu langsung turun dan menghampirinya dengan mantap.

"Ada apa lagi, Sarah?" Aisha melipat kedua tangannya di depan dada, ia memalingkan wajahnya dengan ketus ke sembarang arah, rasa sesak di dadanya kembali menggebu saat melihat wajah Sarah yang segar di ingatan.

"Aku tidak percaya ini, ternyata kamu cukup berani untuk mempertahankan pernikahanmu," ujar Sarah dengan sinis.

Aisha tersenyum miring. "Tentu saja. Aku tidak akan pernah membiarkan seseorang merusak rumah tanggaku dengan mas Yudha, sekalipun wanita itu adalah mantan kekasihnya," balas Aisha dengan nada menyindir.

"Ups, sepertinya kamu tidak tahu, Aisha, apa Yudha yang tidak memberitahumu tentang hubungannya denganku? Baiklah, kalau begitu aku yang akan memberitahumu."

"Sebagai infomasi pembuka, aku katakan kalau aku dan Yudha tidak pernah mengakhiri hubungan kami, dan selanjutnya. Kami akan segera menikah," bantah Sarah dengan percaya diri. Dia tersenyum kemudian menunjukan sebuah foto yang dirinya ambil ketika sedang bersama Yudha, sebelum pria itu pergi ke luar kota.

Aisha terdiam dengan kaku, tubuhnya seakan sulit untuk ia gerakan. Tubuhnya bergetar hebat saat mendengar pernyataan mematikan itu. Dia benar-benar tidak percaya, Yudha bisa melakukan semua itu, bahkan laki-laki itu membohonginya, Aisha seperti orang bodoh yang sedang dipermainkan.

Sebuah gambar yang memperlihatkan kemesraan diantara suaminya dengan wanita lain, sungguh sangat menusuk hati Aisha, untuk sesaat dirinya kembali mengatur nafas, berusaha menguasai diri dari letupan amarah. Delapan bulan sudah pernikahannya, nyaris tidak pernah ditimpa kebahagiaan. Namun, sangat sulit untuk Aisha menerima kenyataan bahwa suaminya bisa bertindak sejauh ini.

"Dan ini. Kamu pasti tahu Yudha sedang melakukan apa."