Chereads / Kasih Berbalut Luka / Chapter 23 - 23. Zara mau bilang apa?!

Chapter 23 - 23. Zara mau bilang apa?!

"Waktu itu di hari senin pagi saat semua siswa sekolahan sedang upacara bendera, sedang apa kamu di jembatan atas sungai? Dan kenapa kamu berfikir  kalau laki-laki yang berdiri di tepi jembatan adalah orang yang ingin melompat untuk bunuh diri? Konyol banget!" Kata Bastian  lagi pada Zara tiba-tiba.

Zara semakin terkejut mendengar perkataan Bastian. Seketika ingatan nya kembali pada masa SMA nya, karna memang benar kalau apa yang di katakan oleh Bastian memang pernah terjadi dulu.

Namun yang membuat Zara bingung dan heran adalah bagaimana Bastian bisa mengetahui cerita kejadian itu, sedangkan Zara tak pernah menceritakan hal itu kepada siapa pun dan yang mengetahui kejadian itu hanya ia dan laki-laki itu saja.

"Mas! Kamu kok bisa tau kejadian itu?!" Zara bertanya kepada Bastian sambil memegang tangan Bastian.

Bastian hanya diam menatap Zara dengan tatapan yang begitu dalam. Tangan Zara seketika menjadi dingin, perasaan nya menjadi tak karuan. Zara dibuat gugup dan penuh penasaran akan siapa sebenar nya Bastian ini.

Apakah antara diri nya dan Bastian memang pernah saling kenal sedangkan Zara merasa kalau ia baru mengenal Bastian setelah ia kenal dengan Vira.

"Mas jawab dong! Aku uda berulang kali loh tanya sama kamu, apa kita memang pernah ketemu atau saling kenal sebelum ini mas?" Zara kembali mencecar Bastian dengan pertanyaan-pertanyaan nya lagi.

Zara berdiri dan menatap wajah Bastian begitu dalam. Seketika ingatan akan kejadian dimasa lalu nya kembali terbayang dalam benak nya. Zara mendapatkan sesuatu dari ingatan itu, Zara mengingat bahwa laki-laki yang dilihat nya saat itu berdiri di jembatan memiliki sebuat tato berbentuk kalajengking kecil di bagian belakang leher nya.

Secepat kilat tangan Zara menarik Bastian. Zara langsung menarik kerah baju yang digunakan Bastian untuk memastikan apakah Bastian memiliki tato yang sama dengan laki-laki yang ditemui nya waktu itu.

Dan betapa terkejut nya Zara ketika ia melihat bahwa memang benar jika si Bastian memiliki tato yang sama persis dengan laki-laki yang dulu pernah ditemui nya.

"Mas! Jadi ternyata itu memang kamu? Jadi kamu laki-laki itu mas? Ya ampun nggak percaya loh aku mas! Kenapa kamu nggak pernah bilang sih sama aku mas?!" Zara langsung mencecar Bastian tanpa jeda sangking terkejut dan tidak menyangka nya ia akan hal yang terjadi dan tidak snagka-sangka nya.

Bastian diam tanpa mengucap sepatah kata pun. Bastian hanya menatap Zara dengan tatapan yang begitu dalam, bahkan Vira istri nya sendiri tidak pernah ditatap nya sedalam nya itu.

Menyelah suasana pembicaraan antara Zara dan Bastian yang sedang serius, tiba-tiba hp Zara berdering karna ada panggilan masuk dari Kenedi.

"Halo pa, iya ini aku lagi di jalan menuju rumah, lima belas menit lagi aku sampai, see you ya pa!" Zara langsung menerima dan mengakhiri telfon dari Kenedi tanpa basa-basi lagi.

"Tunggu apa lagi? Ngapain masih disini? Pulang sana!" Bastian langsung berkata kepada Zara dengan nada ketus.

"Mas, sebentar ya... aku mohon deh, kita bahas sebentar ya mas, aku penasaran banget! Mas sejak kapan kamu ingat sama aku mas?" Tanya Zara kembali mendesak Bastian.

"Nggak penting! Kejadian nya uda lama banget, basi kalau di bahas sekarang!" Bastian menjawab tanpa menoleh ke arah Zara dan langsung masuk ke dalam mobil dan akan meninggalkan Zara di pinggir jalan itu.

"Tunggu apa lagi di situ? Nggak pulang?" Kata Bastian lagi bertanya dari dalam mobil nya sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Zara.

Namun Zara masih mematung tanpa kata di situ, ia bahkan tak bergeming melihat mobil Bastian perlahan melaju meninggalkan nya seorang diri di pinggir jalan dalam gelap nya malam saat itu.

Tanpa diduga tiba-tiba terdengar suara gemuruh di langit seolah memberi isyarat untuk Zara kalau langit akan segera menurunkan hujan, dan Zara harus segera pulang dan meninggalkan tempat itu jika ia tak ingin basah.

Benar saja, tak lama waktu berselang rintik-rintik gerimis mulai turun setetes demi setetes menyentuh wajah Zara. Tetesan gerimis itu akhir nya mampu menyadarkan Zara dan menghentikan lamunan nya.  Zara langsung bergegas masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan nya menuju rumah.

Sampai di depan gerbang rumah nya Zara menghentikan mobil nya sejenak untuk menatap ke arah rumah Bastian dan Vira. Zara masih sulit mempercayai kalau ia dapat bertemu lagi dengan Bastian yang ternyata adalah laki-laki yang dulu pernah membuat nya jatuh hati pada pandangan pertama dalam pertemuan yang sangat-sangat tidak di sangka.

Sampai di depan pintu rumah nya, langkah kaki Zara terhenti sejanak, kepala nya menoleh ke arah garasi rumah yang di sana sudah terlihat mobil mewah sang mertua terparkir di sana.

Sejenak Zara menarik nafas dalam-dalam dan membuang nya perlahan untuk menghilangkan rasa ragu dan takut yang kini bersarang di benak nya.

Zara membuka pintu rumah nya dengan langkah yang pasti dan percaya diri Zara langsung menghampiri semua orang yang sudah menunggu nya sejak lama di ruang keluarga.

Maklum saja kejadian tak terduga dan tak terencana antara ia dan Bastian tadi membuat Zara tak sadar bahwa waktu berlalu begitu cepat dan ia sudah sangat terlambat sampai di rumah.

"Malam ma, pa, bik, maaf ya aku sangat terlambat pulang ke rumah dan uda membuat kalian semua nungguin aku" Zara langsung menyapa semua orang yang ada di sana dengan permintaan maaf nya karna Zara memang merasa bersalah sudah membuat semua orang menunggu lama.

"Hey sayang, its oke, santai aja, kita juga baru selesai makan malam dan berberes di dapur, kamu sudah makan malam sayang?" Jawab Hana sang ibu mertua dengan penuh kasih sayang sambil menjemput Zara untuk duduk di samping nya.

"Udah ma, aku uda makan tadi" jawab Zara singkat.

"Oh gitu alhamdulillah, yasudah kalau begitu kamu naik dan mandi dulu sana gih biar seger dan capek nya hilang" sambung Hana yang memang teramat sangat menyayangi zara layak nya putri kandung nya sendiri.

"Oh nggak kok ma, aku nggak capek-capek banget kok, lagian mumpung kita lagi ngumpul semua di sini, aku pengen omongin sesuatu ma" tutur Zara perlahan.

"Oh iya sayang, papa ingat tadi kamu juga sudah bilang ya saat kita bicara di telfon kalau kamu ada hal penting yang ingin dibicarakan" jawab Kenedi.

"Iya pa, ini memang hal yang penting bagi aku" jawab Zara.

"Ada apa sayang? Apa ada masalah yang mama dan papa bisa bantu?" Sambung Hana sambil memegang bahu Zara.