Chereads / Kasih Berbalut Luka / Chapter 28 - 28. Zara berpamitan kepada tetangga nya.....

Chapter 28 - 28. Zara berpamitan kepada tetangga nya.....

"Baiklah, mari kita langsung masuk sebelum kesiangan" kata Eva.

Zara melangkah dengan langkah pasti memasuki ruangan yang di sediakan untuk mendaftarkan gugatan perceraian nya. Kali ini Zara benar-benat tidak setengah-setengah lagi dalam usaha nya memperoleh kebebasan dalam hidup nya.

Saat sudah berada di dalam ruangan tempat ia mendaftarkan gugatan perceraian nya, Zara langsung mengatakan semua hal terkait pemasalahan dalam pernikahan nya agar memudahkan gugatan nya di terima oleh pengadilan.

"Baik lah mbak, kita tinggal menunggu intruksi selanjut nya dari pengadilan ya" kata Eva setelah mereka keluar dari ruangan.

"Baik bu kalau begitu, terimakasih atas bantuan ibu ya, kalau begitu saya permisi dulu ya karna masih ada beberapa hal lagi yang harus saya urus dan selesaikan hari ini" kata Zara.

Zara dan Eva sang pengacara yang baik hati dan ramah berpisah di parkiran setelah mereka sudah berada di mobil masing-masing.

Eva meninggalkan kantor pengadilan agama menuju kantor tempat ia berkerja lagi. Zara pun melajukan mobil nya kearah tempat tinggal Radit.

Saat dalam perjalanan menuju rumah dan hampir sampai di komplek Zara melintasi sebuah minimarket tempat ia biasa membeli kebutuhan nya sehari-hari.

Zara berhenti sejenak di minimarket itu, terlihat Zara begitu bersemangat membeli barang-barang yang ternyata sudah di buatkan nya list sendiri. 

Setelah hampir satu jam Zara berkeliling di minimarket itu akhir nya belanja nya pun selesai, Zara keluar dengan membawa berkantung-kantung plastik belanjaan.

Setelah barang belanjaan nya selesai dimasukan ke dalam mobil, Zara langsung melajukan mobil nya menuju rumah Radit untuk menjemput Inah di sana. Bagi Zara Inah adalah orang tua kedua setelah mendiang kedua orang tua nya tiada lagi di dunia.

Zara sampai tepat di depan pintu gerbang rumah Radit. Zara menghentikan mobil nya sejenak dan kemudian Zara membelokan mobil nya menuju ke rumah Vira dan Bastian tetangga baru yang kini sudah menjadi teman satu-satu nya untuk Zara.

"Ding dong...." terdengar suara bel rumah Vira berbunyi.

Tidak lama menunggu pintu di buka, Vira lansung membuka pintu dan langsung menyambut Zara dengan pelukan hangat selayak nya seorang kakak memeluk adik nya yang sudah lama tidak ia temui.

Begitu hangat nya perlakuan dan kasih sayang yang diberikan Vira untuk Zara membuat Zara begitu bersyukur karna Tuhan setidak nya memberikan satu kebahagiaan untuk nya.

"Apa kabar kamu?" Tanya Vira sambil membawa Zara masuk ke dalam rumah nya.

"Aku baik mbak, dan ini aku tadi mampir di minimarket seberang komplek untuk membeli beberapa keperluan aku, karna memang sudah niat mau mampir kesini jadi aku beli beberapa makanan ringan dan jajanan anak-anak nih mbak, nggak tau deh apa mereka suka atau enggak" kata Zara menjawab pertanyaan Vira sambil memberikan sebuah kantung belanjaan berwarna putih untuk Vira.

"Hmmm suka sekali merepotkan diri deh! Lain kali kalau mau mampir ya mampir aja Ra, nggak perlu lah bawa-bawa beginian segala!" Kata Vira saat menerima bungkusan yang di berikan oleh Zara.

"Repot apa nya sih mbak? Nggak lah! Kan aku sudah bilang tadi sekalian jalan mbak" kata Zara lagi sambil memberikan senyuman manis nya untuk menggoda Vira.

"Oh ya mbak, aku sengaja mampir ke sini karna aku mau bilang terimakasi ke mbak!" Kata Zara sambil tiba-tiba memeluk erat Vira.

"Terimakasih buat apa?" Jawab Vira yang heran dan terkejut.

"Terimakasih banget karna mbak sudah hadir dalam hidup aku dan memberikan aku keberanian untuk menghadapi dunia dan tidak lagi pasrah dengan nasib buruk yang datang singgah menghampiri ku" Zara berkata kepada Vira dengan linangan air mata yang mulai mengalir.

"Mbak berkat nasehat mbak aku sudah memutuskan untuk memperjuangkan hidup ku dan mencari lagi kebahagiaan untuk ku, aku sudah menggugat cerai Radit mbak! Dan aku bisa begini semua nya berkat mbak!" Tutur Zara dengan senyum kebahagian yang haru di wajah nya.

"Itu bukan berkat aku lah, itu berkat semangat dan keberanian dalam diri mu untuk memilih jalan dan mengambil keputusan mu sendiri sesuai dengan apa yang hati kecil mu inginkan" jawab Vira yang terlihat ikut senyum semringah mendengar apa yang dikatakan Zara.

"Kan mbak sudah bilang, hidup mu adalah milik mu bukan milik orang lain siapa pun itu! Mbak ikut senang melihat kamu sebahagia ini, dan ingat ya Ra kamu tidak pernah sendiri karna seperti kata kamu bik Inah selalu menyayangi kamu dan sekarang sudah aku yang akan selalu siap jadi pendengar mu dan akan membantu tanpa ragu jika aku mampu" sambung Vira lagi.

"Terimakasih mbak, setidak nya hari ini aku percaya kalau malaikat memang ada dan pelangi setelah badai memanglah indah mbak" kata Zara mengungkapkan bagaimana isi hati nya saat ini.

"Oh ya mbak aku nggak bisa lama-lama nih karna aku mau jemput bik Inah dan kami masih harus sedikit berbenah di rumah baru kami" kata Zara mulai berpamitan pada Vira.

"Rumah baru? Kamu sudah nggak tinggal di rumah itu lagi? Tanya Vira terkejut mendengar Zara mengatakan perihal rumah baru.

"Oh iya aku hampir lupa cerita ya! Jadi begitu aku memutuskan untuk berpisah dengan Radit aku langsung memberitahukan semua orang dan malam itu juga aku mutusin untuk pergi dari rumah itu" Tutur Zara memberikan penjelasan kepada Vira.

"Bukan rumah baru sih sebenar nya, itu rumah peninggalan almarhum kedua orang tua aku, nggak terlalu jauh juga dari sini, dan kalau mbak ada waktu kosong besok siang ajak mas Bastian dan anak-anak kerumah ku kita makan siang di rumah aku gimana mbak? Biar kalian tau dimana rumah aku sekarang!" Kata Zara begitu bersemangat ingin memberi tahukan kepada Vira rumah masa kecil nya.

"Oke kalau begitu! aku selalu memiliki waktu luang kok, apa lagi buat kamu aku akan selalu meluangkan waktu yang ku punya!" Kata Vira menyenangkan hati Zara.

"Hmmmm kamu memang yang terbaik deh mbak!" Kata Zara sambil kembali memeluk Vira sebagai pelukan perpisahan.

"Oke kalau gitu, aku pamit dulu ya mbak,kasian bik Inah kalau aku kelamaan di sini, takut nya dia uda nungguin aku" Zara berpamitan pada Vira sambil berjalan keluar rumah.

"Iya yauda kamu hati-hati ya, besok aku hubungi kamu kalau kami sudah siap berangkat menuju rumah baru non Zara" kata Vira kembali mengguyon Zara.

"Hahaha..... oke mbak! Dan besok aku share lokasi rumah ya biar kalian gampang nyari rumah aku" kata Zara.

Zara langsung meninggalkan rumah Vira dan kembali masuk ke mobil untuk bergegas ke rumah Radit menjemput Inah.