"Bik sebelum kita masuk ke dalam aku mau bilang sesuatu deh sama bibik" kata Zara.
"Iya non, katakan saja langsung" kata Inah.
"Mulai hari ini aku mau bibik jadi mama untuk ku bukan lagi bik Inah pengasuh Zara atau pun asisten rumah tangga almarhum mami dan papi" kata Zara tiba-tiba dengan senyum semringah nya.
Seketika linangan air mata membasahi pipi wanita lanjut usia itu. Inah gemetar mendengar permintaan manis yang keluar dari mulut Zara.
"Non bilang apa non? Mana pantas wanita tua tidak berpendidikan seperti bibik menjadi seorang ibu untuk non Zara" jawab Inah sambil menangis haru.
"Apa sih bik! Kok malah kemana-mana sih ngomong nya! Itu semua nggak ada pengaruh nya sama sekali bagi ku, aku cuma butuh dukungan, perhatian dan kasih sayang yang tulus dari bibik buat aku, itu aja nggak lebih bik" jawab Zara sambil ikut meneteskan ait mata.
"Non, apa bibik memang pantas untuk itu bik?" Inah bertanya lagi kepada Zara.
"Lebih dari pantas bik! Bibik selalu menyayangi dan memperlakukan ku melebihi perlakuan dan kasih sayang seorang ibu untuk anak kandung nya sendiri" Zara menjawab dengan tegas.
"Noooon..." kata Inah kehabisan kata-kata mengahadapi Zara.
"Oke fix! Tidak ada tawar menawar lagi ya, mulai hari ini cukup panggil aku dengan nama Zara dan aku akan panggil bibik dengan sebutan ibu mulai sekarang!" Kata Zara tegas.
"Baiklah sayang, terimakasih sudah memperlakukan ku semanis ini" kata Inah sambil tersenyum bahagia.
Setelah selesai dengan pembahasan mereka, Inah dan Zara turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di ruang tamu rumah, Inah terdiam sejenak. Air mata nya berlinang tanpa terasa. Kenangan akan masa lalu bertebaran dalam bayangan nya saat itu.
Zara tak merubah sedikitpun nuansa dan suasana seisi rumah, Zara membuat seolah semua nya masih sama seperti dulu.
Dengan membawa Inah kembali ke rumah nya lagi Zara ingin hidup dengan suasana dan kebahagian yang sama seperti dulu lagi. Zara ingin belajar perlahan melupakan segala rentetan kejadian buruk yang pernah di alami nya kemarin-kemarin.
"Mbak Sri..." Zara sedikit berteriak memanggil Sri sang asisten rumah tangga nya di rumah itu.
"Sri? Siapa Sri Ra?" Tanya Inah yang belum mengenal Sri.
"Oh iya lupa aku, mbak Sri asisten rumah tangga di sini buk, jadi nanti segala keperluan rumah tangga ibuk tinggal bilang aja sama mbak Sri biar dia yang melakukan segala nya ya! Ibuk jangan Capek-capek lagi di sini ya" kata Zara.
Inah terdiam dan hanya bisa tersyum sambil bersyukur dalam benak nya.
Jangankan membayangkan nya, untuk bermimpi pun Inah tak pernah kalau diri nya akan menjadi seorang nyonya. Mendengar panggilan dari Zara, Sri pun langsung datang ke ruang tamu memenuhi panggilan sang nyonya muda.
"Eh ibu sudah sampai" kata Sri.
"Iya, tolong bawakan tas dan beberapa barang punyak ibu ku ke kamar yang sudah aku suru siapkan tadi ya" kata Zara sambil menyerahkan barang bawakan diri nya dan Inah kepada Sri.
"Oh baik buk, mari nyonya saya bawak kan" kata Sri mengambil barang yang di pegang oleh Inah.
"Yasudah Ra kalau begitu ibu biar ikut Sri ke kamar ya sekalian ibu mau tau kamar ibu dimana, mari biar saya bantu bawa barang nya" kata Inah dengan hangat kepada Sri.
Sri berjalan menuju kamar Inah yang sudah di siapkan. Inah berjalan mengikuti langkah Sri sembari mata nya memandangi keadaan sekeliling rumah yang masih terlihat sama sama seperti dulu nyaris tak banyak perubahan.
Tak lama Sri berhenti di depan sebuah pintu kamar yang letak nya persis dihadapan kamar Zara.
"Silahkan nyonya, ini kamar nyonya yang telah disiapkan oleh bu Zara" kata Sri.
"Sri, kamu jangan panggil saya nyonya ya"kata Inah.
"Loh kenapa nyonya? Terus saya panggil nya apa dong?" Tanya Sri merasa heran.
"Kamu cukup panggil saja aku dengan sebutan Inah" kata Inah menjawab dengan santai.
"Loh...loh....loh! Ya mana mungkin dong nyonya ada-ada aja, mana bisa saya manggil mama nya bu Zara dengan sebutan nama langsung, ndak ilok!" Jawab Sri lagi dengan tegas.
"Yasudah kalau gitu kamu cukup panggil aku dengan sebutan ibuk juga sama seperti Zara, terus terang aku betul-betul nggak nyaman dengan sebutan nyonya" kata Inah lagi memberi penjelasan kepada Sri.
"Naaah..... kalau itu baru cocok buk, yasudah ibuk istirahat biar saya bereskan barang-barang ibuk ya" kata Sri yang langsung mengakrabkan diri dengan Inah.
"Eh itu lagi, satu hal lagi yang harus kamu ingat ya Sri, aku nggak perlu kamu bantu dalam melakukan sesuatu karna aku akan melalukukan segala nya sendiri malahan kalau kamu merasa kesulitan mengerjakan sesuatu dan butuh bantuan ku silahkan kamu bilang ya" kata Inah lagi.
"Loh kenapa gitu buk? Nanti saya dimarah sama buk Zara dong" kata Sri protes kepada Inah.
"Kalau masalah itu kamu tenang aja, masalah Zara itu urusan ku" kata Inah menenangkan Sri.
"Yasudah deh kalau mau nya ibuk begitu, saya izin kebelakang ya buk" kata Sri.
Sri meninggalkan Inah di kamar nya sendiri agar Inah beristirahat sejenak. Sri kambali menuju ke dapur untuk menyambung menyelesaikan tugas rumah tangga nya lagi.
"Mbak ibuk masih di kamar?" Tanya Zara kepada Sri saat berpapasan dengan Sri di depan kamar nya.
"Iya buk, Ibuk ada dikamar nya kata nya ibuk mau membereskan barang bawakan nya sendiri dan kata ibuk juga kalau ibuk nggak mau dibantu sama saya kalau melakukan sesuatu karna ibuk sudah biasa melakukan segala nya sendiri buk kata nya" tutur Sri kepada Zara.
"Oh gitu, yasudah kalau memang ibuk yang bilang begitu ikutin aja ya mbak, dan kamu jangan panggil aku ibuk deh karna seperti nya terlalu formal dan ketuaan deh buat aku" kata Zara.
"Yasudah kalau gitu saya panggil neng aja gimana?" Kata Sri sedikit mengguyon Zara.
"Nah oke juga tuh, jadi berasa dipedesaan ya mbak, oke mulai sekarang panggil aja aku neng ya!" Kata Zara sambil tertawa.
"Iya neng, yasudah neng dan Ibuk jangan lupa makan ya, makanan sudah bibik siapkan di meja makan ya neng" kata Sri meninggalkan Zara dan menuju ke dapur.
Zara masuk ke dalam kamar nya untuk mandi dan berganti pakain, setelah itu baru ia akan mengajak Inah makan bersama di rumah baru mereka ini.
Inah sendiri masih dengan rasa perasaan haru dan rasa percaya tak percaya bisa kembali lagi di rumah ini.