Chereads / Kasih Berbalut Luka / Chapter 33 - 33. Hari-hari baru

Chapter 33 - 33. Hari-hari baru

Inah langsung menyudahi percakapan antara diri nya dan Zara. Inah mengerti bahwa luka yang dialami Zara begitu dalam dan tak bisa dipahami hanya dengan melihat air mata nya saja.

kini Inah berpasrah pada sang waktu, agar waktu yang menyembuhkan luka di hati Zara, dan Inah hanya akan selalu mendapingi setiap langlah Zara hingga ia benar-benar sembuh dan dapat melupakan segala luka yang pernah di alami nya.

Inah terus berusaha memahami Zara dalam segala keadaan yang saat ini terjadi. Hal ini dilakukan Inah hanya karna satu alasan, Inah tidak ingin Zara semakin rapuh dalam melalui ujian dalam hidup nya.

Inah ingin Zara merasa kuat dan tangguh karna Zara merasa ia selalu didukung dan tak pernah sendirian dalam setiap masa sulit yang dilewati nya.

Hari pun kini sudah malam. Zara, Inah dan anggota keluarga baru nya berkumpul di meja makan dan asyik menyantap hidangan makan malam yang di sajikan sambil bersenda gurau dengan penuh kehangatan.

Di tempat yang berbeda, Radit, Hana dan Kenedi pun sedang berada di meja makan rumah mereka untuk menikmati makan malam mereka malam ini.

Tidak seperti biasa nya malam ini makan malam terasa begitu hampa dan kosong. Sesekali tatapan mata Kenedi dan Radit mengarah ke arah kursi yang biasa di duduki Zara dan kini kursi itu kosong.

"Tidak perlu mengingat-ngingat lagi orang yang sudah tidak berada di tempat nya lagi, habiskan makanan kalian kemudian istirahat" celetuk Hana tiba-tiba memecah keheningan di ruang makan rumah mereka malam itu.

Radit dan Kenedi hanya diam dan saling menatap satu sama lain saja. Baik Kenedi maupun Radit enggan menjawab atau menanggapi perkataan Hana karna mereka tidak ingin berdebat dengan Hana dan membuat susana hati Hana menjadi buruk lagi.

"Dit kamu pindah saja ikut mama dan papa pulang kerumah mama dan papa, buat apa kamu sendirian di sini?!" Kata Hana lagi tiba-tiba.

"Ha?! Ikut mama dan papa? Maaf ma, pa, Radit nggak bisa!" Jawab Radit langsung menolak perintah Hana.

"Terus mau apa lagi kamu di sini? Siapa yang akan ngurusin kamu di sini?" Sambung Hana.

"Kalau masalah itu gampang lah ma, nanti tinggal cari pembantu aja satu untuk stay di sini! Gampangkan?!" Jawab Radit lagi.

"Kamu itu ya Dit, mbok ya sekali-sekali nurut saja dong sama apa yang mama bilang, toh apapun yang mama lakukan semua nya hanya demi kebaikan kamu saja!" Kata Hana yang mulai geram dengan sikap penolakan dari Radit.

"Ma sudahlah ma! Aku sudah besar sekarang dan aku mau belajar mengatur hidup ku sendiri ma, jangan perlakukan aku seperti anak kecil lagi ma, aku mohon!" Kata Radit dengan tegas.

"Sudah besar ya? Lalu apa yang bisa kamu lakukan dengan kursi roda mu itu? Sudah besar apa nya? Dipukuli orang sampai setengah mati kok tidak melawan!" Kata Hana lagi.

"Ma cukup! Tidak perlu mengungkit lagi kejadian yang sudah lewat, dan apa yang dikatakan oleh Radit tidak ada yang salah kok ma, biarkan dia sendiri yang mengatur segala hal dalam hidup nya, kita sebagai orang tua cukup mendoakan saja Radit akan berubah dan menjadi sosok yang lebih dewasa lagi" kata Kenedi menengahi perdebatan antara istri dan anak nya.

"Kamu itu ya begitu pa! Apa-apa yang aku katakan selalu salah tidak ada yang cocok dengan pemikiran mu!" Kata Hana ketus.

"Mama percaya saja kepada ku, aku janji aku nggak akan membuat masalah lagi kedepan nya, aku janji akan memperbaiki segala hal yang sudah ku hancurkan" kata Radit lagi.

"Jangan bilang sama mama kalau kamu mau mengemis-ngemis belas kasihan kepada Zara mu itu!" Saut Hana lagi yang kali ini membawa-bawa nama Zara dalam permbahasan nya.

"Ma! Kok mama jadi bawa-bawa Zara dalam masalah ini? Nggak ada hubungan nya sama Zara sama sekali ma, aku memang ingin mandiri ma! Lagi pula ini rumah ku, sayang kalau aku membiarkan rumah ini kosong" sanggah Radit lagi.

"Halah omong kosong!" Jawab Hana ketus.

Merasa kesal dan jengkel dengan sikap anak dan suami nya yang terus menerus membantah setiap perkataan nya, Hana pun memutuskan untuk meninggalkan meja makan dan kembali ke kamar.

Kenedi dan Radit hanya diam melihat Hana pergi meninggalkan mereka berdua di meja makan.

"Biarkan saja, mama mu butuh waktu untuk bisa menerima semua ini dan berdamai dengan keadaan" kata Kenedi kepada Radit yang tampak sedih melihat perubahan sikap Hana sekarang.

"Iya pa, memang semua yang terjadi ini diluar kendali kita pa, Radit sendiri masih tidak menyangka jika Zara akan mengambil keputusan untuk berpisah seperti ini pa, dan ini semua memang kesalahan ku pa! Aku yang sudah membuat Zara muak dengan segala kebodohan ku pa!" Kata Radit sambil menangis.

"Sabar nak, papa cuma berharap akan ada keajaiban yang akan membalikan semua keadaan seperti semula, papa ingin kita bisa hidup dan bahagia bersama-sama lagi" kata Kenedi.

"Iya pa, setelah keadaan ku pulih seperti semula lagi, aku akan menemui Zara dan meminta maaf dari nya pa, dan jika memang perlu aku akan memohon dan bersujud di kaki nya untuk mendapatkan satu kesempatan terakhir dari Zara pa, karna aku yakin nggak ada wanita sebaik Zara lagi di dunia ini pa" kata Radit sambil meneteskan air mata nya.

"Ya bagus lah Dit jika kamu sudah ada pemikiran sepertu itu meskipun papa akui sudah terlambat, namun lebih baik terlambat dari pada kita tidak mencoba sama sekali, dan harus kamu ingat Dit bahwa kamu jangan sampai mengulangi kesalahan mu di masa lalu lagi, kamu paham Dit?!" Kata Kenedi sambil memegang bahu Radit.

Waktu berlalu malam pun semakin larut. Di rumah Bastian dan Vira terlihat sepasang suami istri terpaut usia itu sedang duduk santai di teras samping rumah mereka sambil memperhatikan Vino dan Vindi yang tengah asik main-main.

"Besok siang Zara ngundang kita makan siang di rumah baru nya, kamu mau ikut Bas?" Tanya Vira pada Bastian di selah percakapan mereka.

"Zara? Wanita yang tinggal di rumah depan itu?" Jawab Bastian.

"Iya, Zara sudah memutuskan untuk berpisah dari suami nya, jadi Zara memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan pindah ke rumah nya sendiri" tutur Vira kepada Bastian.

"Kamu pergilah dan bawa anak-anak, aku tidak bisa janji karna ada beberapa hal yang harus ku selesaikan di kantor" kata Bastian yang seperti nya tidak tertarik pada undangan makan siang dari Zara.