Raya sekarang merasa bahwa markas rahasia ATS sudah bukan lagi markas rahasia, tapi sebuah ruang perjodohan, karena kalimat yang dikeluarkan oleh mentornya tadi. Apakah markas ATS memang bisa digunakan sebagai ruang perjodohan? Pikir Raya sambil menatap gurunya dengan wajah terkejut dan bingung.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, Aku tidak akan mengulanginya lagi!"
"Ya, soal itu Aku mengerti!"
Raya paham jika dia sedang ingin dijodohkan dengan putrinya, apa yang dia tidak mengerti adalah kenapa tiba-tiba dia menawarkannya hal tersebut? Jagt hanya tersenyum melihat reaksi terkejut dan bingung Raya.
"Bagaimana Arany? Apa pendapatmu tentang dirinya?"
Jagt bertanya pada putrinya yang sedari tadi hanya berdiam diri. Mata Raya secara otomatis langsung berpindah ke arahnya.
"Hmm, jika Aku harus jujur..."
Wanita muda yang selalu menutup mulutnya tersebut, akhirnya membuka suaranya. Raya harus mengakui bahwa wanita itu memiliki suara yang indah dan lembut.
"... dia benar-benar payah!"
Tapi sayangnya perkataannya sangatlah dingin dan menyakitkan. Raya melihat ke arah gurunya untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat, tapi dia hanya mendapati gurunya yang tersenyum. Apakah itu artinya dia memang tidak salah dengar?
"Bisakah kau menjelaskan, kenapa kau memanggilku payah?"
Raya memberanikan dirinya untuk bertanya pada wanita muda bernama Arany itu, wanita itu kemudian menatap tajam pada Raya. Matanya seolah-olah mengatakan bahwa "Apa kau serius masih perlu menanyakan hal itu?", Raya bisa merasakan bahwa gadis itu menganggap bahwa pertanyaanya tadi adalah pertanyaan yang bodoh.
Setelah menghela nafas, akhirnya Arany membuka mulutnya dan menjelaskan kenapa dia menganggap Raya payah.
"Pertama, kau tadi mengatakan bahwa kau membaca dokumen-dokumen itu sebanyak 10 kali, kan?"
"Aku belum selesai membaca semuanya sampai sepuluh kali, hanya di tengah-tengahnya, tapi kurasa kau benar... Aku memang akan membacanya sebanyak 10 kali, memangnya kenapa?"
"Apakah kau tidak berpikir bahwa apa yang kau lakukan itu hanyalah membuang-buang waktumu? Meskipun kau menghafal semua isi dokumen itu, tapi pada akhirnya itu hanya berupa data tertulis saja... data itu memang penting, tapi jika kau hanya terpaku pada data yang telah terkumpul, maka kau tidak akan bisa berbuat apapun saat pertarungan asli berlangsung!"
"Meski begitu, Aku tetap berpikir memiliki informasi tentang lawanmu tetaplah penting!"
"Aku tidak pernah mengatakan bahwa memiliki informasi itu tidaklah penting, masalah yang sedang kubicarakan adalah dirimu sendiri! Kau menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membaca hal yang belum tentu berguna bagimu! Seharusnya kau hanya perlu mengambil kesimpulan dari apa yang kau baca, lalu membuat rencana dari hasil kesimpulanmu!"
"Aku jelas memiliki kesimpulan, lalu apa yang kau permasalahkan?"
"Lalu kesimpulanmu adalah manusia serigala adalah yang paling berbahaya, kan?"
"Ya, lalu kenapa?"
"Itulah masalahnya! Aku tidak menyangkal bahwa apa yang kau katakan tadi memang benar, tapi kau terdengar seperti meremehkan mahluk lainnya... memang manusia serigala memiliki kekuatan fisik yang mengerikan, tapi kau tidak boleh meremehkan kemampuan sihir dari para peri!"
"Peri?"
"Dilihat dari wajahmu, sepertinya dokumen yang diberikan oleh Ayahku tidaklah memuat informasi apapun mengenai peri, ya... huhh... ini akan benar-benar merepotkan."
Raya memang tidak menemukan informasi apapun mengenai peri pada dokumen yang tadi dia baca, tapi dia mengenal apa itu peri. Tentu saja bukan yang berasal dari legenda, tapi yang ada di dunianya saat ini.
Peri adalah mahluk misterius yang memiliki kemampuan yang sangat unik dan berbeda dari mahluk lainnya, dikatakan dia bisa menggunakan sihir sebagai serangannya. Raya tidak tahu bagaimana mereka bisa melakukannya, tapi dia tahu bahwa kemampuan itu sangat luar biasa. Alasan kenapa dia tidak memilih peri sebagai mahluk yang berbahaya, karena peri hanya memiliki kemampuan manusia normal atau setidaknya itulah informasi yang dia tahu tentang peri.
"Aku tahu apa itu peri dan apa kemampuan mereka, tapi Aku tidak mengerti kenapa kau harus memilihnya sebagai yang paling berbahaya? Mereka bisa dibunuh dengan mudah, sama seperti kau membunuh manusia normal... kau hanya perlu menyerang mereka dari jauh dengan sniper, selama kau bisa membidik titik vital mereka, maka kau bisa membunuh mereka... Aku mendengar bahwa mereka juga bisa menyembuhkan luka mereka dengan cepat, tapi kurasa tidak secepat manusia serigala!"
"Aku tidak pernah mengatakan bahwa peri adalah mahluk yang paling berbahaya dari semua mahluk misterius yang ada, tapi yang ingin kukatakan adalah semua mahluk itu adalah mahluk yang berbahaya, kita tidak boleh meremehkan mereka sedikitpun!"
Setelah mendengar hal itu, Raya akhirnya paham apa yang ingin disampaikan oleh Arany. Gadis itu ingin mengatakan bahwa cara berpikir Raya sangat naif. Dia tidak bisa menyimpulkan begitu saja mahluk mana yang lebih berbahaya, hanya dari data yang ada, tapi dia harus mewaspadai mereka semua.
"Jadi menurutmu mereka semua adalah mahluk yang berbahaya?"
"Kau bisa mengatakannya seperti itu, tapi sejujurnya Aku menganggap bahwa mereka tidaklah berbahaya, selama kau bisa menjauhi mereka."
"Tapi sayangnya kau tidak bisa! Para mahluk menjijikan itu akan memburu kalian, meskipun kalian hidup dalam damai!"
Di tengah-tengah pembicaraan Raya dan Arany, Jagt masuk dan membuat komentar yang tidak menyenangkan.
"Kau berpikir bahwa mahluk menjijikan itu akan membiarkanmu selama kau tidak ikut campur dengan mereka? Jika kau berpikir seperti itu, lebih baik kau buang jauh-jauh pemikiran seperti itu!"
Jagt mengeluarkan aura kebencian yang sangat jelas. Raya sudah lama tahu bahwa gurunya itu sangat membenci mahluk itu, jadi dia tidak berkomentar apapun, begitu juga dengan Arany yang telah kembali menutup mulutnya.
"Aku tidak menyangkal bahwa semua mahluk menjijikan itu adalah mahluk yang berbahaya, bagaimanapun mereka adalah mahluk terkutuk dan bukan manusia biasa seperti kita, jadi wajar bila mereka jauh lebih berbahaya dari pada kita!"
Raya hanya menganggukan kepalanya, sementara Arany tidak bergerak sedikitpun. Dia sepertinya tidak begitu suka dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya.
"Raya, sepertinya kau tidak begitu disukai oleh putriku, maka kupikir lebih baik kita buat sesi penilaian untuk melihat kualitas yang sebenarnya kau miliki... untuk hari ini, kurasa kita bisa memulainya dengan tanya jawab, seperti yang tadi kita lakukan... apakah kau siap?"
Raya sebetulnya tidak memiliki niat untuk menikahi Arany, tapi karena dia menganggap bahwa ini adalah bagian dari tes dan latihan yang diberikan oleh gurunya, maka dia harus menjawabnya dengan serius. Dia tidak boleh mengecewakan ekspektasi gurunya.
Sementara Raya sudah bersiap-siap menjawab pertanyaan dari Jagt. Arany menampakan sedikit perubahan ekspresi pada wajahnya, jika kau tidak memperhatikannya dengan seksama, maka kau mungkin tidak akan sadar akan perubahan tersebut, karena perubahan itu memang sangat sedikit. Dia nampak tidak suka dengan apa yang akan dibicarakan oleh Ayahnya.
"Baiklah, inilah pertanyaanmu yang ketiga..."
Saat mendengar pertanyaan itu, wajah Raya nampak sangat terkejut. Dia tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu untuk penilaiannya. Begitu juga dengan Arany, gadis muda itu melihat wajah Ayahnya dengan pandangan tak percaya.