Chapter 15 - ATS

"Meskipun kau mengatakannya dengan keren, tapi Aku tetap saja merasa marah dengan percakapan kalian!"

Ageha melotot pada Arya dan Meister yang berbicara seenaknya. Arya tidak merasa bersalah, karena dia telah memberikan jawaban jujur dan juga memikirkan perasaannya, mungkin hanya cara dia mengatakannya yang tidak benar. Sementara si biang kerok hanya tersenyum tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Kau tidak perlu merasa bersedih, masih ada kesempatan lainnya untuk merebut hatinya... lagi pula dia tidak terlihat seperti orang yang populer di kalangan para gadis!"

Sekarang bukan hanya Ageha yang marah, tapi Arya juga nampak tersinggung dengan perkataan si Pria tua. Meskipun Arya memang tidak ingin populer di kalangan gadis, tapi dirinya tetap tidak suka jika ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak populer.

"Lupakan saja si kakek tua ini! Apakah ada hal lainnya yang ingin kau tanyakan?"

"Hmm... sebetulnya ada satu hal yang ingin kutanyakan!"

"Apa itu?"

"Ini tentang ATS... Aku tahu bahwa ATS adalah satuan yang menangani kasus-kasus terorisme, tapi Aku tidak mengerti alasan kenapa kau nampak takut dengan mereka... bahkan lelaki itu juga nampak tidak suka dengan ATS."

Ageha dan Meister nampak terdiam sebentar, sebelum langsung memandang satu sama lain. Sementara Roy masih mendengarkan dalam diamnya. Mereka nampak ragu untuk menceritakan tentang ATS pada Arya.

"Jika kau bertemu dengan ATS di jalan, lebih baik kau segera menghindari mereka... tidak ada hal yang baik yang berhubungan dengan mereka bagi mahluk seperti kami."

Ageha nampak tidak senang saat mengatakan itu, sementara Meister malah mengelap beberapa gelas yang sudah bersih. Sepertinya pria tua itu hanya ingin melakukan sesuatu saat berbincang.

"Bisakah Aku meminta alasanmu?"

"Yah, meskipun Ageha mengatakannya dengan buruk, tapi sebetulnya mereka hanya melakukan perkerjaan mereka... meski dia memang memiliki alasan yang bagus untuk itu."

Meister sepertinya tidak ingin terlalu membahas tentang ATS di depan Ageha. Dia nampak melirik ke arah Ageha saat mengatakan hal tersebut, dia seperti sedang mengamati perasaan dari Ageha. Sepertinya memang terjadi hal buruk pada Ageha di masa lalu yang berkaitan dengan ATS.

"Jika kau tidak ingin bercerita, maka Aku tidak akan menanyakannya lebih jauh."

"Tidak... kau tidak perlu khawatir padaku... Aku tidak apa-apa... kau memang wajib mengetahui tentang mereka demi kebaikan dirimu sendiri."

"Jika kau mengatakannya seperti itu, maka Aku yang akan menjelaskannya kembali padanya!"

Meister kembali menatap Arya setelah memastikan Ageha memang baik-baik saja. Ageha hanya menyangga dagunya dengan punggung tangannya tanpa memberikan ekspresi apapun.

"ATS... masyarakat umum mengenalnya sebagai Anti-Terrorist Squad, tapi kami lebih mengenalnya dengan Anti-Terror Squad!"

Meskipun katanya hanya sedikit berbeda, tapi Arya sadar bahwa kedua kata itu sangatlah berbeda bagi mereka. Arya mulai mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Meister selanjutnya.

"Meskipun keduanya tidak begitu berbeda jauh dari segi kata, tapi keduanya memiliki arti yang sangat berbeda... kata Terror pada nama organisasi mereka bukan mengacu pada terrorist yang suka melakukan bom bunuh diri dan kegiatan meneror lainnya, tapi pada mahluk yang bisa menimbulkan teror hanya dari keberadaan mereka... kau bisa menganggap arti terror di sini adalah menakutkan!"

"Jadi mereka adalah organisasi yang memburu kami?"

Arya sekarang mulai mengerti alasan kenapa Meister sangat khawatir pada Ageha saat membicarakan tentang ATS. Kemungkinan orang tua Ageha terbunuh oleh mereka, makanya dia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya.

"Kau bisa mengatakannya seperti itu, meski mereka tetap bukan orang jahat... mereka hanya ingin melindungi manusia dari teror mahluk seperti kami!"

"Meski sayangnya mereka bisanya tidak membeda-bedakan kami sedikitpun, mereka tidak akan melihat apakah kami adalah mahluk yang baik atau buruk terlebih dahulu, mereka akan langsung membunuhmu di tempat saat mereka berhasil menemukan keberadaan dirimu!"

Ageha berkata dengan skeptis terhadap ATS. Sepertinya dia tidak memiliki kepercayaan baik apapun pada ATS.

"Kalau begitu, tindakanku tadi memang berbahaya?"

"Maksudmu saat kau menelepon?"

"Ya."

"Tindakanmu tidaklah begitu berbahaya, jika kau langsung pergi dari tempat itu... belum lagi kau tidak langsung menghubungi ATS, tapi kepolisian, jadi kurasa memang butuh waktu cukup lama bagi ATS untuk mendapatkan infomasi itu untuk melarikan diri cukup jauh... meski tidak begitu lama, jika kau berleha-leha."

Arya jadi paham kenapa Ageha dan pria itu sangat ingin mengakhiri pertarungan mereka. Pria yang bernama Leo saat ini pasti telah kehilangan nyawanya, jika dia masih tidak bisa lolos dari langit-langit yang menimpa dirinya.

"Kalau begitu, apakah ATS dan polisi tidak berkerja sama?"

"Menurut informasi yang kudapat, mereka berada dibawah kepemimpinan yang berbeda."

Roy yang sedari tadi diam, akhirnya memberikan penjelasan tambahan pada Arya. Semua mata memandangnya dan menunggu pria besar itu kembali melanjutkan penjelasannya.

"Mereka adalah dua organisasi yang sangat berbeda dan tidak memiliki hubungan satu sama lain, meski mereka sama-sama bertugas melindungi masyarakat."

"Kenapa bisa seperti itu?"

"ATS memiliki banyak teknologi rahasia yang tidak diketahui oleh masyarakat luas, bahkan kepolisian tidak tahu senjata macam apa yang dikembangkan untuk mereka... ada yang mengatakan bahwa ATS memiliki banyak fasilitas illegal untuk mengembangkan senjata mereka dan polisi sama sekali tidak dapat bergerak terhadap mereka."

"Apakah itu karena ATS dilindungi oleh pemerintah?"

"Ya, meski tidak semua anggota pemerintahan tahu tentang tujuan sebenarnya dari ATS, tapi para pemimpin penting mengetahuinya dan melindungi mereka secara rahasia."

Arya sekarang mulai mengerti tentang ATS. Sepertinya pemerintah tidak ingin membuat keributan di masyarakat dengan menyebarkan kebenaran tentang mahluk seperti Arya dan yang lainnya, jadi mereka membuat ATS sebagai organisasi untuk menangani mereka dengan tujuan yang dirahasiakan dari masyarakat umum. Sepertinya kepolisian telah menerima perintah secara diam-diam untuk tidak menyelidiki tentang ATS atau apapun yang berkaitan dengan mereka.

"Aku sudah mengerti alasan kenapa mereka dibentuk dan tujuan mereka, tapi bagaimana mereka bisa menemukan kita dan bagaimana mereka bisa menutupi kebenaran tentang mereka?"

Meister nampak berpikir sejenak dengan pose khasnya, tangan didagu sedangkan satu tangan lainnya menyangga tangannya yang memegang dagunya, sebelum memberikan jawabannya atas pertanyaan Arya.

"Aku tidak benar-benar mengetahui nama dan bagaimana alat itu berkerja, tapi mereka memang memiliki semacam alat yang bisa mendeteksi kita saat kita menggunakan kekuatan kita atau wujud kita berubah... meski Aku tidak tahu seberapa jauh jarak efektif dari alat itu, tapi alat itu memang sangat berguna untuk mereka... beberapa orang dari kami sudah tertangkap oleh alat itu."

Kalau alat itu memang nyata, maka Arya harus berhati-hati. Dia tidak bisa lepas kendali di tempat yang berdekatan dengan lokasi patroli dari ATS atau menggunakan kekuatannya di sembarangan tempat.

"Apa yang sebetulnya dideteksi oleh alat itu? Apakah ada perbedaan antara kita saat menggunakan kekuatan kita atau saat berubah wujud dengan diri kita saat ini?"

"Hmm, karena kau baru berubah menjadi mahluk seperti kita, jadi kurasa wajar jika kau tidak mengetahuinya atau mungkin kau hanya belum sadar."

"Perbedaan suhu, bau, getaran dan masih banyak lagi!"

Sementara Meister hanya mengomentari Arya, Ageha memberikan beberapa contoh perbedaan antara mereka saat berubah dengan diri mereka saat ini. Dari semua contoh yang diberikan oleh Ageha, ada satu hal yang menarik perhatian Arya.

"Getaran?"

"Ya, getaran... saat kau memakai wujud manusiamu, kau hanya akan memberikan getaran dari suaramu atau langkah kakimu, tapi saat kau memakai wujud manusia serigalamu, kau akan memberikan getaran yang lebih kuat... bisa dikatakan kau memberikan semacam gelombang sinyal seperti yang ada di smartphone-mu... meski tentu saja kedua gelombang itu berbeda."

Ageha nampak mengalihkan pandangannya dari Arya saat dia menyelesaikan kalimatnya. Sepertinya Ageha masih merasa sedikit bersalah, karena telah menghancurkan smartphone Arya. Jika seperti itu, kau seharusnya tidak perlu merusak smartphone-ku sejak awal. Arya berpikir seperti itu saat menatap Ageha.

"Jadi apakah kau bisa merasakan gelombang yang kupancarkan saat itu?"

"Sayang sekali tidak bisa... hanya ada beberapa mahluk yang bisa melakukan hal tersebut."

"Lalu bagaimana caramu menemukan keberadaanku? Apakah kau hanya kebetulan berada di sana, lalu melihat pertarungan kami?"

"Itu bukanlah kebetulan, sudah kukatakan sebelumnya, kan? Bahwa Aku telah menyelidiki si rubah itu cukup lama... Jadi Aku memang sedang mencoba untuk mengecek salah satu properti milik keluarganya untuk membuktikan kejahatannya, saat itulah Aku merasakan adanya pertarungan di area parkir bahwa dari apartemen itu... kau sudah melihat kemampuanku, kan? Aku bisa mengendalikan udara dan angin, jadi menemukan keberadaan mahluk hidup melalui udara adalah kemampuan khususku."

Ageha mengatakan hal tersebut sambil membuat bola angin kecil di atas jari telunjuknya. Arya memang ingat jika Ageha sempat mengatakan bahwa dirinya telah menyelidiki tentang Leo cukup lama. Meski Arya sekarang sudah tahu kenapa Ageha bisa berada di sana, tapi masih ada yang mengganjal pikirannya.

"Kenapa kau harus menyelidikinya? Bukankah jika kau curiga padanya, kau bisa mengubungi ATS?"

Saat Arya melihat Ageha yang terdiam, Arya menyadari kesalahannya. Seharusnya dia menjaga mulutnya lebih baik lagi.

"Kurasa Aku yang akan ambil alih dari sini!"

Melihat Ageha yang terdiam, Meister kemudian mengambil alih posisi Ageha sebagai penjelas. Dia batuk sebentar, sebelum membuka kembali mulutnya.

"Kau seharusnya sudah tahu bahwa kami tidak berhubungan baik dengan ATS dari pembicaraan kami sebelumnya, kan?"

"Ya, tentu saja."

"Jadi seharusnya kau sadar bahwa kami tidak ingin terlibat dengan mereka, kan? Tapi sayangnya sulit bagi kami untuk bisa tidak terlibat dengan mereka, jika ada banyak kasus orang hilang yang mencurigakan, karena mereka pasti akan datang ke daerah orang itu menghilang dan melakukan penyelidikan mereka."

Arya menganggukan kepalanya saat mendengarkan penjelasan dari Meister. Penjelasannya memang masuk akal, jika ada kasus mencurigakan, seperti kasus menghilangnya orang-orang secara misterius, maka ATS pasti akan bergerak. Mereka pasti akan curiga bahwa pelakunya adalah mahluk seperti mereka.

"Kau tadi sempat menanyakan kenapa mereka bisa menutupi kebenaran tentang mereka, kan? Hal itu karena mereka memiliki hak untuk mengatur media berita... setiap berita hilangnya orang wajib diberitahukan kepada mereka terlebih dahulu, sebelum bisa disampaikan ke publik!"

"Jadi begitu... dengan cara itu mereka pasti bisa mendapatkan informasi lebih cepat dan akurat."

"Sayangnya memang seperti itu, jadi aktifitas berburu manusia bukan hanya berbahaya bagi mahluk yang melakukannya, tapi bagi kita juga!"

Semakin banyak berita orang hilang di suatu wilayah, maka wilayah itu akan semakin mencurigakan. Jadi itulah alasan Ageha menyelidiki pria itu, mereka ingin menghentikannya, sebelum ATS bisa menemukan keberadaan Ageha dan yang lainnya yang berada di wilayah yang sama dengan pria itu beraksi.

"Begitulah... meskipun kau berpikir bahwa Aku seperti pembela kebenaran, tapi sebetulnya Aku hanya ingin menyelamatkan diriku sendiri... dengan ditankap atau terbunuhnya lelaki itu, maka ATS akan lebih fokus untuk menyelidiki keluarganya, dari pada mencari mahluk lain sepertinya!"

Ageha berkata dengan nada tidak peduli. Meskipun dia berkata seperti itu, tapi Arya ingat bahwa Ageha nampak senang dengan perkataan Arya tentang dirinya yang bukanlah monster, meskipun dirinya bisa berubah menjadi seperti monster. Sepertinya jauh di dalam lubuk hatinya, Ageha tidak ingin disamakan dengan mahluk seperti pria itu yang suka memangsa manusia seenaknya.

"Jika kau ingin mengatakan sesuatu, maka katakan saja!"

"Aku hanya merasa bahwa dirimu sangat luar biasa."

Wajah Ageha langsung memerah saat mendengar jawaban jujur dari Arya. Sementara itu, Meister nampak sudah tersenyum lebar saat mendengar perkataan Arya, sedangkan Roy masih tidak bersuara atau merubah ekspresi wajahnya.

"Te-terima kasih..."

Ageha dengan malu-malu mengucapkan terima kasih untuk pujian Arya. Sepertinya Ageha adalah orang yang jarang menerima pujian jujur seperti yang diberikan oleh Arya.

"Anak muda memang selalu panas, ya!"

Senyuman menggoda tak pernah lepas dari wajah Meister. Dia nampak sangat senang melihat wajah memerah Ageha.

"Kenapa kau bisa mengatakan hal seperti itu tanpa malu-malu?"

"Aku hanya merasa kagum padamu, meskipun kau melakukan hal yang baik, tapi kau tidak benar-benar ingin mendapatkan pujian... meskipun kau berkata bahwa kau melakukan itu untuk melindungi dirimu sendiri, tapi hal itu tidak merubah kenyataan bahwa kau juga telah menyelamatkan banyak nyawa yang mungkin akan menjadi korban selanjutnya, jika tindakan pria itu tidak dihentikan! Kau juga telah menyelamatkanku, jadi wajar jika Aku menganggapmu menakjubkan!"

Mungkin ini adalah pertama kalinya Arya mengucapkan kata-kata pujian dengan sangat panjang. Arya bisa merasakan bahwa Roy yang berada cukup jauh darinya membentuk senyuman saat mendengar ucapan Arya, sepertinya pria besar itu senang saat mendengar pujian Arya terhadap Ageha.

"Sudah cukup tentang diriku! Sekarang kau sudah mengerti, kan!? Tentang betapa berbahayanya ATS untuk mahluk seperti kau!"

Arya menganggukan kepalanya. Ya, dia sekarang sangat mengerti kenapa ATS bisa sangat ditakuti oleh mereka. Bukan hanya memiliki alat yang bisa melacak keberadaan mereka, tapi ATS juga bisa memanipulasi informasi sesuka mereka. Mereka bisa melaporkan bahwa kasus hilangnya seseorang sedang ditangani oleh kepolisian, padahal sebenarnya merekalah yang sedang menangani kasus tersebut. Mungkin mereka juga memanipulasi banyak informasi terkait kematian seseorang akibat serangan mahluk buas, padahal itu adalah ulah mahluk seperti Arya.

"Sepertinya kita bisa melanjutkan pembicaraan tentang ATS di hari lain, saat ini ada satu hal yang ingin kucoba!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Meister nampak menuju dapur. Meskipun Arya tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh Meister di dapur, tapi dirinya bisa mendengarkannya, karena Meister lupa menutup pintu dapur, jadi dia bisa mendengar suara apapun dari dapur dengan sangat jelas.

Arya mendengar suara seperti pintu kulkas yang terbuka, lalu hidungnya menangkap suatu bau dari benda yang sangat enak. Meskipun Arya belum melihat benda apa itu, tapi dia bisa menebak dengan sangat mudah benda apa itu sebenarnya.

Arya juga bisa mendengar suara Meister yang meletakan benda itu di atas piring, lalu langkah kakinya yang berjalan kembali menuju tempat Arya dan yang lainnya berada. Lalu Meister meletakan benda tersebut di hadapan Arya. Wajah Arya langsung nampak berubah saat berhadapan langsung dengan benda tersebut.