Chereads / Another Level of Love / Chapter 1 - Alee: Si Dewi Nasib Buruk

Another Level of Love

🇮🇩Mita_elem
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Alee: Si Dewi Nasib Buruk

"Will you love me through the good and the bad? Would you understand, stay hand in hand?

Would you love me through the darkest of nights? Through our first fight, stay by my side

Would you love me, would you still love me?"

Aku menyanyikan lagu "Dare To Love Me" dari Avril Lavigne di ruang tamuku. Karaoke pribadi ala-ala di rumah dengan televisi yang tersambung ke internet. Aku tahu, aku tidak pandai bernyanyi apalagi sekarang aku karaoke sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Siapa peduli? Toh ini di rumahku sendiri.

"Alee, dengarkan aku! Ini penting." Tubuhku diguncang dari belakang.

Aku menoleh dengan tidak senang, "So don't tell me that you love me if you don't mean it!" tanpa peduli padanya aku tetap bernyanyi dengan keras.

Dia manajerku, Rienna Young. 32 tahun, masih sangat energik dan memiliki hobi marah-marah. Walaupun begitu, Kak Rienna adalah manajer yang baik dan bertanggung jawab.

Kak Rienna berjalan ke televisiku dengan langkah lebar, ia menekan tombol off. Mengganggu kesenanganku saja. Padahal ini hari libur satu-satunya sebelum aku mulai syuting drama besok subuh. Pasti aku tidak akan mendapatkan waktu bersantai lagi, benar kan?

"Bagaimana bisa kamu karaoke dalam situasi seperti sekarang?" Kak Rienna berkacak pinggang. Menatapku dengan garang.

Aku, Saralee Lyn Bell atau lebih dikenal dengan nama Alee Bell. Perempuan 29 tahun yang berprofesi sebagai aktris dan bintang paling bersinar. Orang-orang memujaku yang cantik dan sangat berbakat dalam bidang akting. Bahkan, seminggu yang lalu aku pun baru saja memenangkan penghargaan sebagai Aktris terbaik dalam Starlight Award selama 10 tahun berturut-turut. Betapa mengagumkannya aku ini.

"Aku sudah selesai membaca naskahku untuk besok. Aku juga sudah membaca tawaran iklan yang Kakak kirimkan ke emailku. Aku juga sudah melakukan semuanya. Bukankah hari ini aku bisa santai?"

Kak Rienna berjalan melewatiku dan duduk di sofa. Aku mengikuti. "Bukan, bukan itu yang sedang aku bicarakan Alee," ucapnya sambil melihatku.

"Lalu apa?"

"Sekarang kamu memenuhi peringkat pertama pencarian di internet. Banyak artikel baru tentangmu pagi ini. Di emailku juga sudah banyak permintaan wawancara terkait. Di kantor juga sudah banyak wartawan. Beruntung alamat rumahmu tidak tersebar, kalau iya pasti di sini juga sudah sangat ramai."

Aku mengangkat dagu dengan sombong. "Duh, Kak. Aku kan baru saja memenangkan penghargaan. Wajar saja jika banyak artikel baru tentangku."

"Kamu lihat dulu! Apa yang orang-orang itu katakan tentangmu!" Kak Rienna langsung menunjukkan ponselnya padaku. Aku membaca beberapa judul artikel di sana.

Benarkah Alee Bell Dewi Nasib Buruk?

Alee Bell, Dikutuk Menua Sendiri

Nasib Mantan Pacar Alee Bell

Terungkap Kisah Tragis Mantan Pacar Alee Bell

Aktris Cantik Pembawa Nasib Buruk.

#Aleebell #dewinasibburuk #musuhdewifortuna #nasibsialmantanpacaraleebell

"Pfftt... hahaha." Aku mengembalikan ponsel Kak Rienna. "Apa ini? Dewi Nasib Buruk? Aku?" Aku masih terus tertawa. Aduh air mataku sampai keluar sanking lucunya.

"Hei jangan tertawa, orang-orang jadi takut padamu sekarang," ucap Kak Rienna. "Kamu tahu drama yang mau kamu perankan pun terancam batal karena masalah ini?"

"Hah? Maksud Kakak orang-orang percaya dengan artikel murahan itu?"

"Kamu tahu, lawan mainmu dalam drama baru besok itu kan Finn Hartigan. Penggemarnya marah minta peranmu diganti karena takut Finn akan menerima nasib buruk," jelas Kak Rienna. "Ditambah lagi, banyak pengakuan yang muncul di internet dari mantan-mantan pacarmu. Tentu saja orang percaya."

"Apa kata CEO Addison?"

Danesha Addison adalah Ceo di Moon Entertaiment, agensi yang sedang manaungiku saat ini.

"Dia juga pusing. Kenapa sih kamu harus berpacaran dengan laki-laki yang salah terus?" Ia menatapku, "Apakah kamu masih pacaran dengan Sharoon? Kudengar dia baru saja putus kontrak dan dikeluarkan dari bandnya."

"Yap, aku tahu. Tadi pagi dia mengirim buket bunga yang rusak bersamaan dengan surat putus hubungan yang penuh sumpah serapah. Aku sudah putus dengannya," jelasku dengan bangga.

"Mantan pacarmu bulan lalu juga terjerat kasus narkoba, mantanmu Diaz juga katanya baru saja sadar dari koma setelah mengalami kecelakaan dan putus darimu delapan bulan lalu. Sebenarnya bagaimana bisa laki-laki yang berkencan denganmu selalu bernasib buruk!" Ia menunduk frustasi.

"Jadi, Kak Rienna bahkan percaya dengan gosip aku pembawa sial itu?"

"Jangan berkata begitu, itu terlalu kasar. Di artikel hanya bilang kamu Dewi Nasib Buruk."

"Aduh sama sajalah." Aku mengibaskan tangan kemudian berdiri. "Kak, kamu mau minum?"

"Hei, harusnya aku yang mengambilkanmu minum. Aku manajermu."

"Manajer bukan pembantu. Lagipula ini rumahku dan sepertinya Kakak lebih memerlukannya daripada aku," kataku serius.

Kak Rienna memang terlihat sangat panik dan khawatir. Berbeda sekali denganku yang masih tenang-tenang saja.

"Aku tidak peduli apa kata orang. Semakin aku diakui dan terkenal tentu saja semakin banyak lalat yang sengaja mencari-cari celah untuk menjatuhkanku bukan?" Aku menepuk bahu Kak Rienna dengan pelan dan berjalan ke dapur.

Sebenarnya, yang dikatakan artikel-artikel itu tidak sepenuhnya salah sih. Mantan-mantan pacarku memang benar bernasib buruk karena ulahku. Lucunya, hal itu baru terungkap sekarang. Ya ampun.

Mereka juga memang sangat pantas mendapatkannya. Sharoon itu tukang main perempuan, dia seringkali pergi ke Club malam. Dia tidak akan bisa bermain dengan siapapun jika tidak punya pekerjaan bukan? Walaupun Band Avalanche hanya berisikan pria-pria sampah untuk saat ini anggota lainnya masih sangat beruntung karena belum termakan rayuanku.

Aku juga tidak bisa mengatakan turut senang karena Diaz sudah sadar kembali. Dia itu anak orang kaya manja yang gemar mabuk-mabukkan dan menghamburkan uang.

Gila ya, kenapa banyak sekali laki-laki sampah di muka bumi! Aku membenci mereka semua! Apakah aku tidak memikirkan pernikahan? Aku tidak akan pernah mau menikah! Bahkan, semua ini pun belum cukup untuk dikatakan sebagai pembalasan yang sempurna. Tidak, tidak, semua ini baru saja dimulai

***

Drrrt... drtt, ponsel ditanganku bergetar pada jam 11.30 malam. Oh ternyata aku tidur sambil menggenggam benda persegi ini. Ada panggilan masuk dari Kak Rienna.

"Ya, hallo?" tanyaku masih setengah mengantuk.

"Oh kamu sedang tidur ya? Kami baru saja selesai rapat di sini dan aku harus memberitahukan hal ini," katanya

"Hmm?"

"Jadwal syutingmu ditunda. Kami masih berusaha untuk menenangkan fans Finn Hartigan."

"Oh, aku libur ya?"

"Tidak, tidak. Besok jam 6 pagi aku akan menjemputmu. Kamu akan menjadi bintang tamu di acara gosip pagi Buah Bibir Pekan Ini."

"Hah? Maksudnya acara yang dibawakan oleh si ular betina itu ya?"

"Ya, jika kamu bisa terlihat meyakinkan di sana. Masalahmu akan selesai. Itulah solusi yang kami pikirkan. Kami juga sudah menyiapkan naskahnya. Oh kupikir lebih baik kita berangkat jam 5 agar kamu bisa mempelajari naskahnya lebih cepat."

"Oke. Terima kasih, Kak."

Sebenarnya aku sangat malas hadir dalam acara gosip yang dibawakan oleh Clara Brooke, si ular betina itu. Aku dan Clara sudah saling kenal sejak SMA dan kami dulunya sering sekali ikut audisi bersama. Sayangnya, dia itu tidak memiliki bakat sama sekali dan suka bermulut besar. Wajar saja jika dia gagal menjadi aktris dan menjadi pembawa acara gosip pagi. Itu sangat cocok dengannya.

Buah Bibir Pekan Ini, adalah acara yang paling ingin dihadiri sekaligus paling dihindari oleh orang-orang di dunia hiburan. Alasannya tentu saja karena Clara terlalu pandai berbicara, terlalu sering membuat lawan bicaranya mati kutu. Banyak orang yang sudah dipermalukan dalam acara tersebut. Ada pepatah dalam dunia hiburan yang sedang trend sejak acara itu mulai ditayangkan "Seseorang baru bisa dikatakan bersih jika lulus dihadapan Clara Brooke."

Si ular betina itu, kuharap dia tidak macam-macam denganku besok.