Pria berjanggut lebat itu datang ke meja William dan menyapa William dengan ramah.
"Selamat pagi! Saya Kapten Jack Blacknoir, saya belum pernah melihat anda sekalian di sini."
William berdeham dan kemudian berdiri, "Saya Co..." ia menghentikan kalimatnya, ia hampir memperkenalkan dirinya sebagai Commodore Harrington, "Co...Kopten Bill Herring, kapal kami terhempas ke pulau ini tadi malam. Kami hanya menunggu air pasang."
Jack mengangguk mengerti, "ah... ya... badai tadi malam sangatlah kuat! Akupun menunggu air pasang."
Si Pelayan datang membawa tiga gelas rhum.
Jack mengangguk pamit, "silahkan nikmati minuman kalian!"
William memandang kedua anak buahnya, "cobalah membaur. Aku akan berbicara lagi dengan pria tersebut, mungkin aku akan mendapat petunjuk tentang Kapten Costa.
William berjalan ke arah Jack duduk sambil membawa minumannya, "aku sedang mencari seseorang! Apakah kamu kenal Kapten Costa?"
William duduk di bar, tepat di sebelah Jack.
Jack menatap Bill dengan curiga, "Kenapa kau mencari Costa?"
"Dia mencuri sesuatu dariku." Bill memandang Jack, "dan aku menginginkan barang itu kembali!"
Jack tersenyum, "dia terobsesi untuk membunuh Poseidon. Semua orang tahu itu."
Bill memutar bola matanya seakan-akan Poseidon hanya mitos, ia meneguk rhum-nya, "Bodoh sekali! Poseidon itu hanya mitoskan!"
Jack menatap Bill dengan dingin dan menghakimi, "kau tidak percaya Poseidon? Bajak laut macam apa yang tidak percaya dengan Poseidon?"
Bill tampak salah tingkah, "bajak laut yang...." Ia berusaha mencari alasan. "Yang suka membunuh orang! Aku lebih percaya pada Hades." Bill tersenyum, merasa menumukan jawaban yang tepat.
Jack tersenyum puas, "untuk para dewa-dewa brengsek yang seringkali mempersulit hidup kita!" Ia bersulang bersama Bill.
Tiba-tiba terdengar ribut-ribut di belakang mereka. Tampaknya dua orang anak buah Bill terlibat perkelahian. Bill menggelengkan kepalanya. "Tampaknya, ini waktunya aku pergi!" Bill tersenyum dan mendatangi kedua anak buahnya.
Bill segera menengahi perkelahian tersebut. Tetapi tiba-tiba wajahnya kena tonjok. Perkelahian masih berlanjut dan semakin besar.
Jack mengambil gelasnya dan memilih minum sambil berdiri karena meja bar mulai dipakai untuk berkelahi.
Jack berjalan dengan santai kepada Bill, "butuh bantuan?"
Bill mengangguk, "bantu aku dan anak buahku keluar dari sini!"
"Baiklah, tapi aku butuh tumpangan!" Jack bernegoisasi.
"Tumpangan? Kau bilang ka adalah Kapten. Setiap Kapten memiliki kapal kan?" Ujar Bill bingung.
"Kapalku sedang dipinjam seseorang, dan, bila kau mencari Costa..." Jack menghindari seorang bajak laut mabuk yang terjatuh ke arahnya, "aku adalah oarang yang paling tepat!"
Bill mengangguk, "setuju!" Ia menyalami Jack dan mereka berdua berjalan dan berusaha menghindari orang yang saling pukul di bar.
Bill dan Jack akhirnya berhasil mencapai dua anak buah Bill. Mereka masing-masing menarik satu orang keluar bar.
"Jack! Kau berhutang lagi!" Si pemilik bar keluar dengan sebuah senapan, berusaha menembak Jack.
"Sebaiknya kita segera pergi!" Jack tersenyum lugu kepada Bill. "Sekarang!" mereka berdua berusaha berlari menghindari tembakan dari si pemilik bar.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di kapal milik Bill. Mereka beruntung karena air sudah pasang dan kapal dapat mengambang.
Mereka berempat segera naik ke atas kapal.
Jack memandang sekelilingnya, "Bill! Kau mencuri kapal ini dari pemerintah? Wow! Kau pasti punya seribu nyawa!"
Bill yang awalnya khawatir Jack mengetahui jati dirinya, tersenyum berpura-pura bangga akan dirinya sendiri.
Jack mengambil kompas dari kantongnya dan menatapnya sesaat, "kau harus berlayar ke utara." Perintah Jack.
Bill menatapnya curiga, "kenapa?"
Jack tersenyum, "karena aku tahu Costa akan ke utara."
Bill masih tidak menerima penjelasan Jack, "bagaimana kau tahu kalau Costa akan berlayar ke Utara?"
Jack memegang kemudi kapal, berusaha mengambil alih dari Bill, "karena aku tahu. Dan Costa bukan hanya mencuri darimu saja, ia juga mencuri dariku."
Bill merasa keberatan Jack mengambil alih kemudi.
"Jadi mari kita berlayar ke Utara dan mengambil kembali barang-barang kita yang dicuri Costa!"
Bill sekarang mengerti kenapa sejak tadi Jack tidak pernah menyebut Costa sebagai Kapten Costa. Karena pria tersebut membenci Kapten Seraphina Costa.
"Aku hanya mengingatkan, aku kapten di kapal ini!" Bill memberi Jack peringatan. Jack hanya tersenyum dan memberi hormat.
Tidak disangka-sangka, perjalanan ke utara cukup berat, mereka dihadang sebuah badai besar.
"Jack! kita tidak dapat menembus badai ini! Kita harus memutar!" Teriak Bill.
Jack tersenyum percaya diri, "ini hanya gerimis kecil! Pelaut yang handal lahir dari laut penuh badai!" Jack tertawa.
"Ya! Kalau mereka bisa selamat! Badai ini terlalu besar! " Bill masih tampak khawatir.
"Perintahkan anak buahmu untuk menurunkan layar utama," Jack memerintah, "Kapten," Jack tersenyum kepada Bill.
Bill memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan layar utama, dan benar saja, kapal terasa lebih stabil.
Jack tersenyum puas dengan keputusannya dan Bill mulai mempercayainya, "sudah kubilangkan."
Bill mengangguk dan tersenyum, kemudian ia menatap Jack dengan tatapan dingin, "aku tetap Kapten di kapal ini!"
Jack tersenyum dan tetap mengemudikan kapal.
Mereka berhasil melalui malam yang panjang tersebut. Pada pagi harinya, seluruh anak buah kapal tampak kelelahan. Bahkan Bill tampak tertidur di tangga.
Sebagai bajak laut sungguhan, Jack memiliki stamina yang lebih kuat dibandingkan Bill dan seluruh anak buahnya. Jack mengambil kesempatan tersebut untuk melihat-lihat isi kapal. Ia tahu Bill menyembunyikan sesuatu.
Jack masuk ke ruang kapten, ia menemukan seragam prajurit militer kelautan. Jack sadar bahwa ia sedang berada di sarang ular. Ia harus sangat berhati-hati dalam melangkah dan bertindak.
Bill akhirnya terbangun, ia menatap sekelilingnya dan curiga karena ia tidak menemukan Jack di geladak kapal. Bill mengambil pistolnya dan memandang berkeliling dengan hati-hati. Ia tahu kalau bajak laut, yang manapun, tidak dapat dipercaya.
Ia berjalan ke arah ruang kapten dan menemukan ruang kapten masih tertutup rapat. Ia mulai berjalan ke arah dapur dan menemukan Jack tertidur sambil memeluk sebotol rhum dan sepotong roti di tangannya. Kecurigaannya pada Jack seketika luntur.
Tanpa Bill ketahui, Jack hanya pura-pura tidur. Ia sudah mencuri sekotak peluru untuk mengisi pistolnya.
Jack sudah tahu, perjalanan mereka ke utarauntuk mengejar Costa akan berat. Ia akan membutuhkan banyak peluru. Satu hal yang harus Jack sembunyikan dari Bill, bahwa ia dan Costa saling mengenal.
Mereka sudah mengenal sejak lama. Pada awalnya, Costa adalah awak kapal di kapal nya. Tapi Costa berhasil menghasut anak buah kapal dan melakukan pemberontakan. Kapal The Golden Pearl adalah kapalnya dan ia bertekad mendapatkannya kembali.
Walau begitu, Jack penasaran. Kenapa Costa sampai bersulit-sulit melakukan pemberontakan, padahal Jack akan menolongnya dan mengantarkan Costa ke tujuan yang ia mau. Bila Costa meminta Jack secara baik-baik.