Bill melangkah mundur sedangkan Tira Valma masih menatapnya tajam.
'Takdir?' Tanya Bill dalam hati, 'Takdir apa?'
Tira Valma tiba-tiba berhenti menatap Bill dan pergi begitu saja. Ia kembali melempar-lempar batu di geladak kapal.
Jack berjalan ke arah Bill dan Costa yang kebingungan.
Jack menatap Bill, "sekarang kau mengertikan kenapa aku meninggalkannnya di altar?" Jack memutar bola matanya.
Costa berjalan ke arah Tira Valma, "Tira Valma, kau harus menjelaskan apa yang kau lihat? Apakah sesuatu yang buruk?" Tanya Costa khawatir.
Tira Valma hanya diam dan tetap duduk bersila dan melempar-lempar batu di geladak.
"Apakah perjalanan ini akan berakhir dengan tragedi?" Tanya Costa dengan hati-hati.
Tira Valma berdiri dan tersenyum tenang, "tenang saja, kita semua akan baik-baik saja." Ia menatap Jack dengan kesal, "kecuali dia."
Jack tampak terkejut dan menunjuk wajahnya sendiri, "kecuali aku? Apa yang akan terjadi denganku?"
Tira Valma tersenyum penuh rahasia kepada Jack, "bukankah kau harus mengemudikan kapal ini?"
Jack tampak kesal terhadap Tira Valma.
"Kalian harus berpegangan, dan siapkan meriam." Ujar Tira Valma santai dan duduk manis di geladak.
Mata Costa terbelalak lebar, tampak terkejut. Tetapi ia mempercayai Tira Valma dan mulai berteriak kepada anak buah kapalnya, "siapkan meriam?"
Bill masih menatap Tira Valma, "apa yang kau lihat?" Tanyanya penasaran, "apakah aku akan mati?"
Tira Valma menatap Bill sambil tersenyum, "Hush.... Spoiler!"
Tiba-tiba kapal terguncang seakan menabrak karang. Costa yang berdiri di dekat Bill kehilangan keseimbangannya dan Bill menangkap Costa, memeluknya agar tidak terjatuh.
Costa bertatapan dengan Bill.
"Terima kasih," ujar Costa pelan.
Jack melihat sekelilingnya dan ia melihat banyak sirip hiu mengelilingi kapal, "hiu!" ia berteriak mempertingatkan anak buah kapal.
Tira Valma menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Bill dan Costa berlari ke pinggir kapal untuk melihat hiu yang diteriakkan oleh Jack.
Sesuatu seperti sirip hiu bergerak teratur seperti berbaris di sekeliling kapal.
"Bukan hiu," bisik Costa lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri.
"Tidak mungkin... Itu kan?" Tanya Bill sambil memandang Costa.
"Leviathan," ucap Costa dengan sorot ketakutan dan khawatir di matanya.
Jack melihat sekelilingnya dan sadar, "ah aku salah! Bukan hiu! Hanya unagi raksasa!"
Bill menatap Jack dengan kesal, "kau masih bercanda di saat seperti ini?!"
Jack tersenyum, "kau lebih memilih menangis dalam menghadapi kematianmu?"
Jack tetap memegang kendali kapal The Golden Pearl.
"Tembak!" Costa memberikan aba-aba kepada anak buah kapalnya.
Bunyi meriam dan bau serbuk bahan peledak memenuhi udara di sekitar mereka.
Costa menggoyangkan tangan di depan wajahnya, berusaha melihat sekeliling dan mengecek keberadaan leviathan, si belut laut raksasa dengan barisan sirip seperti hiu yang berbaris dan siap menyerang.
Sepi sesaat dan sirip leviathan menghilang.
Tiba-tiba kapal terguncang kembali. Leviathan menabrak kapal dari arah bawah.
"Siapkan meriam!" Perintah Costa kepada anak buah kapalnya.
"Jangan tembak!" Teriak Bill. "Jangan tembak dulu! Kau hanya akan membuang-buang peluru!" Bill berlari ke arah Costa.
Costa menatap Bill dengan kesal, "jadi kau menyarankan kita menunggu dihancurkan oleh belut raksasa terbut?"
Tiba-tiba leviathan melompat, melewati taing tertinggi The Golden Pearl.
Semua anak buah kapal, termasul Bill, Jack, Costa, dan Tira Valma menatap takjub pada mahluk raksas tersebut.
"Jack! Gunakan kecepatan penuh!" Teriak Bill memberikan perintah kepada Jack. "Kita harus berada di depan belut raksasa ini!" Bill menjelaskan pada Costa, "siapkan jangkar! dan tunggu perintahku!" Bill memberikan instruksi pada Costa.
Costa mengikuti Bill dengan kesal, "apa yang kau rencanakan?" Costa tidak suka diperintah seperti ini.
Bill tersenyum, "percaya padaku."
Costa menatap mata Bill dan mengangguk.
Perlombaan adu cepat antara The Golden Pearl dengan leviathan dimulai.
"Ayo Jack!" Teriak Costa sambil terus memperhatikan leviathan yang berenag di bawah mereka dan sesekali melompati The Golden Pearl.
"JACK!" Bill dan Costa berteriak bersamaan.
"DIAM!" Jack berteriak balik kepada mereka berdua agar ia dapat berkonsentrasi.
Setelah beberapa saat, Jack berhasil mengungguli leviathan.
"Lempar jangkar!" Teriak Bill.
"Lempar jangkar!" Teriak Costa, mengulangi teriakan Bill agar para anak buah kapal melakukan perintah Bill.
Jangkar dilempar ketika kapal berada dalam kecepatan tertinggi sehingga kapal berbelok secara mendadak. Jack terlempar ke samping kapal dan terjatuh karena belokan yang tajam.
Bill berpegangan pada tiang kapal dan ia memeluk Kapten Costa agar gadis itu tidak terjatuh. Seakan-akan sudah tahu dengan apa yang akan terjadi, Tira Valma juga sudah berpegangan dengan erat.
"Tembakkan meriam!" Teriak Bill.
"Tembakkan meriam!" Teriak Costa, mengulangi kembali teriakan Bill agara para anak buah segera menembakkan meriam.
Pada saat meriam ditembakkan, leviathan melompat ke udara dan akhirnya tembakkan meriam berhasil mengenai tubuh leviathan.
Tubuh leviathan terjatuh kembali ke dalam laut dan tidak muncul lagi.
Seluruh anak buah kapal, termasuk Bill dan Kapten Costa berlari ke samping kapal untuk mengecek keberadaan leviathan, si monster laut yang legendaris dengan wujud belut raksasa.
Setelah beberapa saat mereka yakin leviathan sudah mati atau tidak akan menyerang mereka lagi, sorak sorai terdengar dengan meriah di atas kapal.
Jack mengerang keras ketika ia mendengar sorak sorai tersebut, tampaknya hanya dia yang tidak berpegangan dan terbanting dengan keras.
Jack membuka matanya dan ia melihat Tira Valma, berdiri dengan wajah menunduk menatap Jack yang kesakitan dengan tersenyum, "kecuali kau!"
Tira Valma tersenyum dan ia kembali ke geladak bagian bawah, bergabung dengan Bill dan Costa.
"Kita harus merayakannya!" Costa menatap Bill dengan bahagia. Wajah mereka sangat berdekatan.
Bill tersenyum dan mencondongkan wajahnya ke arah Costa, mengira jika Costa akan menciumnya. Tetapi Costa tidak berniat menciumnya dan gadis itu berlari berkeliling kapal, "perayaan!" Ia mengumumkan kepada seluruh anak buah kapal.
"Perayaan!" Costa akhirnya berteriak agar semua anak buah kapal mendengarnya.
Seluruh anak buah kapal kembali bersorak dan bertepuk tangan dengan meriah, mereka tahu kalau perayaan artinya, kapten Costa mengizinkan mereka membuka satu drum rhum dan makan paha ayam sepuasnya.
Tira Valma berjalan menuju Bill dan tersenyum, "kau masih mencari gadis itu?"
Bill menatap Tira Valma dengan terkejut, "kau tahu ia dimana?"
Tira Valma tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "aku tidak tahu ia ada dimana, tapi gadis itu akan datang kepadamu."
Bill tersenyum dan mengangguk mengerti.
"Sama ketika ia datang untuk menolongmu waktu itu." Tira Valma menatap ke arah laut.
Bill masih memperhatikan Tira Valma dengan seksama, "gadis itu... Apakah ia seorang duyung" Tanya Bill berusaha mengkonfirmasi kecurigaannya dimasa lalu. Bill adalah orang yang selalu melihat data dan fakta, ia tidak percaya dengan mitos.
"Kau sudah melihat leviathan dengan mata kepalamu sendiri." Tira Valma menatap Bill, "apa kau masih berpikir bahwa putri duyung juga adalah mitos?"
Tira Valma tersenyum dan meninggalkan Bill untuk bergabung dengan anak buah kapal yang melakukan perayaan.
Bill menatap lautan dengan tatapan takjub. Sebagai commodore, ia tidak percaya dengan mitos, setelah menjadi bajak laut, ia berhadapan dengan mahluk mitologi secara langsung.