Chereads / Mengejar Cinta Kapten Costa / Chapter 9 - Kisah Empat Tahun Lalu

Chapter 9 - Kisah Empat Tahun Lalu

"Tidak!" Jack berkata dengan tegas dan lugas.

"Kau melindungi gadis itu. Kau melindungi Tira Valma ketika Costa berusaha menyerangnya." Bill terus menggoda Jack agar ia mengakui perasaan yang sebenarnya pada Tira Valma.

"Fifie dan Tira Valma adalah sahabat sejal lama. Tentu saja aku tidak mau adikku membunuh sahabatnya sendiri. Ia akan menyesali perbuatannya seumur hidupnya." Terang Jack dengan santai.

Bill mengangguk dan mengiyakan semua argument Jack walau ia tidak percaya bahwa Jack sudah tidak mencintai Tira Valma.

"Apakah kau benar-benar mencintai adikku?" Tanya Jack pada Bill, ia berusaha mengalihkan bahan pembicaraan mereka. Ia tidak suka jika Bill terus mengorek-ngorek perasaannya pada Tira Valma. Sebenarnya, Jack tidak yakin apa perasaan yang dirasakannya terhadapa Tira Valma.

"Apakah kau akan memberikan restumu bila aku akan menikahi adikmu?" Tanya Bill kepada Jack.

"Kurasa ia akan memenggalmu terlebih dahulu lalu melemparkan tubuhmu sebagai makanan hiu sebelum ia setuju menikahimu." Ujar Jack dengan yakin dan santai, "aku sangat mengenal adikku."

"Empat tahun lalu, ketika ia ditangkap oleh Davy Jones, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Bill dengan wajah serius.

"Ceritanya sangat panjang." Ujar Jack sambil menguap.

"Kita punya banyak waktu." Ujar Bill sambil menguap dan mulai mengantuk.

"Empat tahun lalu, Fifie akhirnya menyadari bahwa ia adalah seorang gadis duyung. Ia lalu memanfaatkan kemampuannya sebagai duyung untuk bertualang di lautan seorang diri."

Bill menatap Jack. "Kau ada dimana? Bukankah kau seharusnya melindungi dan mengawasi asik perempuanmua?"

Jack tersenyum kecil, "saat itu aku masih muda, dan egois. Aku menginginkan petualanganku sendiri."

Bill masih mendengarkan cerita Jack dengan seksama.

"Aku, saat itu sudah menjadi Kapten Blacknoir, kapten bajak laut terkuat dan terhandal dengan kapalnya yang terkenal The Golden Pearl."

Bill mengangguk mengerti.

"Lalu kemudian aku mendengar kabar, seorang gadis duyung yang berenang seorang diri tanpa kelompoknya. Aku tahu bahwa gadis duyung itu pastilah Fifie."

Bill menguap kembali, entah kenapa ia merasa begitu mengantuk.

"Permasalahannya adalah, gadis duyung ini bertualang untuk menyelamatkan semua orang di lautan. Ia berusaha menjadi malaikat penjaga." Jack menceritakan denganserius. Ada nada bangga di suaranya. Ia tampaknya bangga karena Seraphina Costa tumbuh menjadi gadis baik hati yang menolong banyak nyawa.

"Apa hubungannya dengan Davy Jones?" Tanya Bill tidak sabar.

"Sabar! Aku akan segera menceritakannya." Ujar Jack sambil menguap. Ia juga mulai merasa mengantuk dan menguap.

"Kau tahu kan kalau Davy Jones akan mencari para manusia yang terluka parah. Menawarkan mereka untuk menjadi awak kapalnya. Manusia yang memilih menjadin awak kapal Davy Jones, akan selamanya berada di kapal tersebut. Dari seorang awak kapal lalu lambat laun mereka akan menjadi bagian dari kapal Davy Jones tersebut." Jack menatap mata Bill.

Mata Bill terasa semakin berat. Tanpa mereka berdua sadari, mereka memasuki sebuah perairan dengan kabut yang sangat tebal.

Satu per satu anak buah kapal The Golden Pearl mulai tertidur.

Tira Valma bahkan sudah tertidur berhenti melempar-lempar batu ramalannya dan mulai tertidur dengan nyaman di lantai geladak kapal.

"Karena Fifie, Davy Jones gagal mendapatkan anak buah kapal baru. Fifie terus menerus menyelamatkan orang yang hampir mati sepanjang perjalannya. Hal itu membuat Davy Jones murka dan akhirnya Davy Jones menagkap Fifie."

Bill menguap dan mengangguik mengerti.

"Saat itulah, aku mulai meminta pertolongan Tira Valma. Gadis itu adalah penyihir dan peramal yang sangat sakti."

Mata Bill mulai tertutup tetapi kemudian ia segera membukanya kembali, ia masih ingin mendengarkan cerita dari Jack.

"Dengan bantuan Tira Valma, aku dapat menyelamatkan Fifie. Tetapi sayangnya Davy Jones berhasil menghapuskan ingatan Fifie. Ia bahkan lupa bagaimana caranya ia dapat kembali menjadi gadis duyung."

Bill sudah tertidur sambil berdiri.

"Fifie merasa, ia hanya dapat menemukan prajurit yang diselamatkannya, yang merupakan cinta sejatinya, bila ia menjadi duyung."

Tiba-tiba, Bill dan Jack terjatuh ke lantai kapal. Keduanya tertidur.

Kapal The Golden Pearl, dengan semua orang di kapal tersebut tertidur, berjalan tak tentu arah di lautan berkabut tebal.

Bill membuka matanya dan menatap berkeliling. Ia melihat Jack yang juga masih tertidur, sama seperti seluruh awak kapal lainnya. Bill memandang berkeliling dan ia terkejut.

Ia segera mengambil alih kemudi kapal dan berusaha membelokkan kapal secara mendadak. Sebuah batu karang berukuran besar ada di depan mereka.

Sayangnya. jarak mereka dengan batu karang sudah terlalu dekat sehingga tabrakan antara kapal dan batu karrang tidak dapat terelakkan. Walau begitu, The Golden Pearl hanya tergores dan masih dapat melaut.

Bill memandang berkeliling dan ia tahu bahwa hal ini terlalu aneh. Semua orang tertidur di saat yang bersaam dengan kabut misterius di sekeliling mereka.

Yang lebih anehnya lagi, ia tidak mengerti kenapa ia bisa terbangun lebih dahulu. Ia berjalan ke arah Jack dan menggoyangkan tubuh Jack.

"Jack, bangun! Jack" Bill berusaha membangunkan Jack.

Jack tidak terbangun dan justru malah tertidur semakin pulas. Jack bahkan mengorok dengan keras.

Bill berjalan ke geladak kapal lalu turun ke kamar tempat Kapten Costa berisitirahat. Costa tertidur dengan nyaman dan tenang di kasurnya.

Bill kemudian menggoyangkan tubuh Costa, berusaha membangunkannya.

"Kapten? Kapten Costa? Fifie!" Teriak Bill. Tetapi Kapten COsta tidak terbangun juga.

Bill sadar bahwa keadaan ini tidaklah benar. Ia segera berlari ke geladak dan menuju kemudi kapal. Ia tahu, satu-satunya cara menyelamatkan mereka semua adalah dengan keluar dari perairan berkabut ini.

Bill mengambil kompas dan mulai mencari arah. Ia kecewa karena tampaknya kabut membuat arah kompas tak tentu. Mereka pasti berada di suatu daerah dengan medan magnet yang sangat kuat.

Bill lalu teringat akan kompas Jack. Ia menggeledah tubuh Jack untuk menemukan kompas milik Jack. Berharap kompas Jack dapat mengeluarkan mereka dari perairan aneh ini.

Akhirnya ia menemukan kompas milik Jack. Bill ingat bahwa Jack pernah menceritakan bahwa kompasnya tidaklah rusak, tetapi kompasnya akan menunjukkan apa yang paling ia inginkan.

Bill berkonsentrasi, ia hanya menginginkan agar mereka dapat keluar dari perairan dengan kabut aneh yang menakutkan ini. Ia memikirkan suatu tempat.

Rumah.

Bill mulai memikirkan rumahnya. Ia ingin pulang. Ia merasa bahwa kehidupan bajak laut tidak cocok untuk dirinya. Ia ingin kembali menjadi seorang Commodore lagi. Dicintai dan dihormati.

Akhirnya ia berhasil membuat kompas Jack yang awalnya berputar tidak tentu arah, menunjuk ke suatu arah yang pasti.

Bill tersenyum dan mulai mengemudikan kapalnya menuju arah tersebut.

Bill tidak mengerti, ia tidak mengantuk, tetapi ia merasa sedih, ia merasa ia harus kembali ke daerah berkabut tebal dan menabrakkan kapal ke batu karang.

Bill menggelengkan kepalanya. Ia berusaha tetap sadar dan tidak menuruti pikiran gila yang terlin tas di kepalanya.

Tampaknya, kabut ini membuat ia gila. Oleh karena itu ia harus segera keluar dari perairan berkabut ini.