Bill membawa sebotol anggur yang diambilnya dari dapur dan dua buah gelas, "aku pikir kau akan membutuhkan ini." Ia tersenyum ramah.
"Kau akan membuatku mabuk dan mengambik keuntungan dariku?" Tanya Costa penasaran, ia berusaha menggoda Bill. Sebagai wanita dewasa, Costa tentu saja tidak bodoh. Ia tahu bahwa Bill menyukainya.
"Aku bukan pria seperti itu, tetapi... apakah ada yang pernah melakukan hal tersebut kepadamu?" Tanya Bill hati-hati. Bill duduk di kursi dan menuangkan anggur tersebut ke dalam dua gelas yang dibawanya.
Costa berbaring di kasurnya, berusaha terlelap. Sudah beberapa hari ini ia tidak dapat beristirahat dengan tenang.
"Tentu saja tidak, aku wanita yang sangat hati-hati."
Bill tersenyum memperhatikan Costa, gadis itu tampak muda dan seperti gadis normal. Tidak tampak seperti seorang kapten bajak laut.
"Empat tahun lalu, ada seorang gadis yang menyelamatkanku. Saat itu aku masih menjadi prajurit, dan kami berusaha menangkap bajak laut."
Costa duduk di kasurnya dan mulai memperhatikan cerita Bill dengan seksama. Bill tampak sangat muda dan rapuh. Tampaknya ia tidak pernah menceritakan cerita ini kepada siapapun.
"Sayangnya, kelompok bajak laut tersebut ternyata memiliki banyak sekali anak buah kapal. Bukan hanya kami kalah jumlah, mereka juga sangat kejam dan membantai seluruh prajurit."
Costa berjalan ke arah meja dan meminum anggur yang sudah dituangkan Bill. Ia duduk di hadapan Bill dan kemudian meminum anggur tersebut.
Bill menatap Costa dengan seksama, berusaha mengingat apakah Costa gadis adalah gadis yang menyelamatkannya sewaktu nnyawanya terancam empat tahun yang lalu.
"Aku cukup yakin gadis itu adalah seorang duyung. Maksudku, saat itu aku terluka, dilepar ke tengah laut dan hanya mengambang pada sebuah kayu yang terapung."
Costa menatap wajah Bill dengan seksama. Berusaha mengingat bila mereka pernah bertemu.
"Gadis duyung itu menangis, dan air matanya menyembuhkan luka tusukan di tubuhku. Harus aku akui, aku tidak ingat gadis itu dengan pasti. Ingatanku samar, aku terluka dan mengalami dehidrasi yang sangat parah hingga akhirnya aku diselamatkan oleh kapal pedagang yang lewat."
Costa tersenyum, "aku tidak tahu. Kau tahu, jika kita berhasil mendapatkan jantung Poseidon dan berhasil menikamnya. Kita akan mendapatkan tiga buah permintaan. Permintaan pertamaku adalah, aku ingin ingatanku kembali."
Bill menatap Costa dengan bingung.
"Sekitar empat tahun lalu, Davy Jones menagkapku dan menghapus ingatanku." Costa menatap Bill dengan sedih, "hanya saja... walau otakku menolak. Hatiku tahu, bahwa, pada masa itu, aku jatuh cinta. Tetapi aku tidak berhasil mengingat siapa yang aku cintai."
Bill masih memperhatikan Costa dengan seksama, ia mendengarkan cerita Costa dengan sangat serius.
"Dengan bantuan Jack, aku berhasil memulihkan hampir semua memoriku. Tetapi aku tidak pernah ingat pria yang aku cintai. Lalu aku mulai mencari pria tersebut. Sayangnya aku tidak pernah menemukannya dan semua pria yang aku temui selalu berusaha melukaiku. Mereka hanya berusaha mengambil keuntungan dariku."
Bill mengangguk mengerti, "karena itu, kau membenci pria?"
Costa mengangguk, "aku sudah mengikhlaskan pria yang aku cintai tersebut. AKu hanya ingin pergi dari dunia manusia dan menjadi duyung yang bebas berenang di lautan."
"Bagaimana bila kau tidak bahagia di lautan?" Tanya Bill penasaran.
"Kebahagiaan para duyung, tidak serumit kebahagiaan yang diinginkan para manusia. Dan duyung tidak perlu merasakan rasa jatuh cinta seperti manusia." Costa memutar matanya, "oleh karena itu, ibuku dapat meninggalkan aku dan Jack pada usia yang masih sangat belia tanpa beban. Ia juga tidak tidak pernah sepenuhnya mencintai ayah. PAra duyung tidak memiliki rasa cinta."
Bill menatap Costa, "tapi cinta adalah sesuatu yang penting! Kau tidak dapat hidup tanpa cinta!" Protes Bill dengan tegas.
COsta menuangkan anggur ke gelasnya, "untuk apa aku jatuh cinta bila cinta hanya akan menyakitiku." Ujar Costa dengan datar.
Bill menatap Costa, "aku tidak akan menyakitimu!" Ia berkata dengan sungguh-sungguh.
Costa tersenyum menatap Bill, "kau menyukaiku hanya karena aku mirip dengan gadis duyungmu. Bagaimana bila ternyata aku bukan gadis duyung yang kau cari. Kau akan berhenti mencintaiku?" Tanya Costa datar. Ia berusaha mencari kejujuran dari sorot mata Bill.
Bill menatap Costa dengan sungguh-sungguh, "kau adalah gadis duyung itu ataupun bukan, aku akan tetap mencintaimu!"
Costa menegak anggurnya kembali, "bagaimana bisa kau mengatakan cinta padaku? Bagaimana bila gadis duyungmu mendadak muncul? Lalu kau akan membuangku?" Tanya Costa dingin.
Bill tersenyum kepada Costa, "Kapten Seraphina Costa, gadis duyungku mungkinsedang berada di sisi lain dunia. Dan tidak pernah ada jaminan bahwa aku akan menemukannya. Bila kau memberikanku kesempatan untuk mencintaimu. Aku akan mencintaimu dengan seluruh hatiku." Ujar Bill dengan sungguh-sungguh.
Costa tersenyum memandang wajah Bill. Bill merasa bahwa Costa telah membuka hati untuk dirinya.
Bill mencondongkan wajahnya ke arah wajah Costa, ia berniat untuk mencium Costa. Tetapi kemudian Costa menyiramkan anggur merah yang ada di gelasnya ke wajah Bill.
"Siapa yang bilang kalau kau boleh menciumku?" ujar Costa dingin. "Keluar dari kamarku!" Perintah Costa dingin.
Bill tersenyum dan mengangguk. Tampaknya iia masih harus berusaha untuk mendapatkan hati Costa. Walau begitu, ia sudah cukup bahagia karena Costa sudah mau membuka hatinya sedikit untuk dirinya.
Bill yang aslinya adalah seorang commodore atau pemimpin dari prajurit kelautan, yang tugas utamanya adalah memberantas para bajak laut dan memenjarakan seluruh bajak laut. Sekarang justru jatuh hati kepada seorang bajak laut bernama Seraphina Costa.
Kapten Seraphina Costa, namanya begitu Indah di telinga Bill. Bagaikan lagu yang dinyanyikan para gadis duyung. Suatu lagu yang memabukkan dan seringkali akan membawa kematian bagi para pelaut yang terlena dengan nyayian tersebut.
Walau begitu, Bill tahu, Seraphina Costa hanyalah seorang gadis yang terluka. Ia memiliki hati yang keras karena ia berusaha melindungi hatinya yang sudah dilukai oleh banyak pria.
Dalam hatinya, Bill cukup yakin bahwa Costa adalah gadis duyung yang menyelamatkannya empat tahun lalu. Bila saja ada suatu cara untuk mengembalikan ingatan Costa, ia pasti dapat meyakinkan Costa untuk hidup bersamanya di darat. Sebagai Nyonya Herrington.
Walau begitu, harus Bill akui, apakah gadis seperti Costa akan mau hidup dengan tenang di darat. Tanpa lautan berombak yang penuh tantangan.
Bill berjalan di geladak. Ia melihat Tira Valma yang masih melempar-lempar batu. Gadis itu tetap berusaha melihat masa depan dan meramalkan apa yang akan mereka hadapi selama perjalanan ini.
Bill menatap Jack yang berada di kemudi kapal, Jack tanpa membperhatikan Tira Valma dengan seksama.
Ketika Jack sadar bahwa Bill memperhatikannya sedang memperhatikan Tira Valma, Jack segera mengalihkan pandangannya. Berpura-pura fokus mengemudikan kapal The Golden Pearl, mencari pulau terdekat sehingga mereka dapat mengisi perbekalan dan beristirahat.
Bill mendekati Jack dan tersenyum, "kau masih menyukai Tira Valma kan?" Tanyanya dengan santai.