Akhirnya mereka tiba di Laut Utara, Costa tampak sangat bahagia dan bersemangat. Bill menatap Costa dan tersenyum.
Hingga saat ini, Costa masih belum menceritakan tujuan sebenarnya kenapa ia ingin sekali pergi ke utara untuk mendapatkan jantung Poseidon.
"Berhenti!" Teriak Tira Valma.
Jack menatap Tira Valma dan ia menarik rem mendadak. Kapal The Golden Pearl yang sedang melaju dengan kencang dan kecepatan penuh mendadak berhenti.
Costa menatap Tira Valma dengan bingung, "kenapa kita berhenti?"
Tira Valma menatap lurus ke arah laut dan kemudian menatap Costa, "kita harus kembali!"
Costa tampak terkejut, mulutnya menganga tidak percaya dan matanya terbelalak lebar. Ia sangat marah dengan perkataan Tira Valma, "tidak! kita tetap maju ke depan!"
Tira Valma menatap Costa dengan keras kepala, "tidak! Kita harus kembali!"
Jack segera berdiri diantara Costa dan Tira Valma. Walaupun Ia pernah meninggalkan Tira Valma di altar, tetapi ia tidak dapat membiarkan Costa melukai gadis yang pernah dicintainya.
"Turunkan pedangmu!" Perintah Jack kepada Kapten Costa yang adalah adik perempuannya, Jack sekarang mengarahkan pedangnya ke arah leher Costa.
"Wow! Teman-teman, sebaiknya kita membicarakan hal ini secara baik-baik, Bill berusaha menengahi perkelahian mereka semua.
Jack segera mengangkat pistolnya dan mengarahkan ke kepala Bill.
Secara otomatis, Bill mengangkat pistolnya ke arah kepala Jack.
Tira Valma mengintip dari belakang punggung Jack, "kau dapat melanjutkan perjalananmu, tetapi aku tidak akan memberitahukan letak jantung Poseidon." ujar Tira Valma dengan tenang.
Costa marah dan ia maju menyerang Jack untuk menyerang Tira Valma. Pedang Jack hampir mengenai Costa, tetapi Bill berhasil mengalihkan serangan Jack.
Costa tetap menyerang Jack, berusaha menghancurkan pertahanan Jack agar ia dapat mencapai Tira Valma.
Jack adalah pemain pedang yang unggul dan ia dapat mengalahkan Costa dengan mudah bila ia mau. Oleh karena itu, Bill berusaha menengahi perkelahian sepasang kakak beradik itu agar mereka tidak melukai.
Bill berusaha mengalihkan semua serangan Jack. Tetapi Costa tampaknya merasa keberatan dibantu oleh Bill dan akhirnya ia menonjok Bill di matanya.
"Hei!" Teriak Bill kesal sambil memegang matanya yang ditonjok oleh Costa. "Aku ada di pihakmu!"
Jack menatap Bill, "berarti kau juga harus berhadapan denganku!"
Seluruh anak buah kapal sudah menghindar dan mengosongkan geladak agar mereka tidak terseret dalam perkelahian tiga orang tersebut.
Jack menatap Costa dengan kesal, "sebenarnya apa yang kau inginkan dari jantung poseidon ini?"
"AKu hanya ingin pulang!" Costa berteriak kesal. "Aku ingin meninggalkan tubuh ini dan menjadi duyung!"
Jack menatap Costa dengan serius, "kau ingin menjadi duyung? Selamanya?"
"Ya! Aku benci menjadi manusia! Aku ingin hidup di laut, sama seperti ibu!"
Bill menatap Jack dan Costa, Ia sangat bingung dengan segala yang mereka bicarakan. Bill memperhatikan Costa dengan seksama. Gadis itu memang memiliki warna rambut yang unik, biru cerrulean dan pink fuschia. Sebuah gabungan warna rambut yang hampir tidak mungkin dimiliki oleh manusia normal.
Tetapi Costaadalah seorang bajak laut, para bajak laut selalu memiliki penampilan yang unik. Jack memili rambut hitam legam, sangat berbeda dengan Costa.
Bill menatap Jack dengan tidak mengerti, "apa kau seorang duyung juga?"
Jack menggerakkan bahunya, "aku lebih mirip ayah, dan Costa lebih mirip ibu." Ujar Jack dengan jujur.
Jack kembali menatap Costa dengan serius, "kenapa kau ingin menjadi duyung? Bukankah menjadi manusia lebih menyenangkan?"
Costa memasukkan pedang ke sarungnya dan berjalan menatap ke arah laut. "Aku benci menjadi manusia, aku benci memiliki perasaan membenci ini! Selalu merasa kecewa, dan orang-orang hanya memandangku karena penampilanku!"
Bill dapat merasakan kekecewaan Costa yang sangat dalam kepada manusia, "tidak semua manusia jahat." Bill mengangguk dan menggerakkan bahunya, "aku tidak jahat."
Costa tersenyum, "justru, aku ingin menjadi duyung selamanya, karena mahluk seperti kalian. Laki-laki!"
Tira Valma mendadak setuju dengan pendapat Costa, ia berjalan ke arah Costa dan memeluknya, "aku pun membenci laki-laki, terutama Jack..." Ia memandang Costa dengan serius, "tetapi, akan ada rintangan di depan sana. Dan kau akan membunuh kita semua bila melanjutkan perjalanan ini!"
Costa, Bill, dan Jack menatap Tira Valma dengan serius.
"Apa yang kau lihat di depan sana?" Tanya Bill denga serius.
"Aku tidak dapat melihat apapun," ujar Tira Valma pada akhirnya. "Aku khawatir, ada Kracken di depan sana."
Jack menatap Bill dan Costa, "kita tidak dapat mengambil resiko, kita mungkin menang menlawan Leviathan, tetapi Kracken..."
Costa tampak berpikir dengan serius.
Bill menatap Costa dan Jack, "bukankah Kracken hanya gurita raksasa?"
Costa, Jack, dan Tira Valma menatap Bill dengan tidak percaya
"Apakah kau belum pernah mendengar tentang Kracken. Mati lebih baik, dibandingkan dimakan oleh Kracken!" Ujar Jack dengan tegas.
"Kau akan mengarungi laut tanpa batas... seumur hidup. Kau tidak akan mati, kau tidak menua. Kau hanya akan di tempat yang sama. Tidak bergerak. Hingga kau gila dan mengharapkan kematian." Jelas Tira Valma.
"Tetapi kau tidak dapat mati. Selamanya!" Ujar Costa.
"Berarti..." Jack menatap Costa, "sebaiknya kita segera berbalik arah. Kita tidak mau Kracken menyadari kedatangan kita dan menandai kehadiran kita."
Bill yang masih sedikit bingung dengan perihal segala mitologi laut ini akhirnya buka suara, "apa yang terjadi bila Kracken menandai kita?"
"Itu adalah kutukan terburuk bagi para bajak laut! Bajak laut yang tidak dapat melaut! Bila Kracken sudah menandaimu, kau tidak dapat berlayar kemanapun! Kracken akan selalu menemukanmu!" Teriak Jack histeris.
Costa menatap laut dan menatap Bill, Tira Valma, dan Jack. Ia menghela nafas. "Kita akan berbalik arah."
Jack dan Tira Valma tampak menarik nafas, sedikit lebih tenang.
"Kita cari jalan lain untuk menuju jantung Poseidon," ujar Costa.
Jack segera berlari ke depan kemudi. Ia tahu ia harus segera mengemudikan kapal The Golden Pearl menjauh dari laut utara ini sebelum Kapten Costa berubah pikiran. Adiknya yang nekat dapat saja memilih untuk melanjutkan perjalanan.
Bill memperhatikan Costa yang tampak kecewa. Costa masuk ke dalam tempat peristirahatannya.
Bill mengetuk kamar Costa, ia ingin berusaha mengibur gadis yang disukainya itu. Ia ingin menunjukkan bahwa tidak semua laki-laki jahat. Ia ingin menunjukkan bahwa Costa dapat memercayainya.
Dengan hati-hati, Bill mengetuk kamar Costa.
Costa melepaskan seluruh perlengkapannya sebagai bajak laut, senjata, jaket luar, topi. Ia hanya ingin beristirahat. Ia ingin menjadi gadis berusia dua puluh empat tahun yang tidak memiliki beban hidup.
Ia membuka pintu ketika ia mendengar seseorang mengetuk di pintunya. Ia tidak terkejut ketika ia melihat Bill.
Costa tersenyum kecil dan menggerakkan kepalanya, "masuk." Perintah Costa pendek.