Setelah berlayar sehari semalam ke arah timur, Kapten Costa berhasil mencapai sebuah pantai yang ia ketahui sebagai tempat tinggal Tira Valma.
Dengan tangan terikat, Bill dan Jack dibawa ke sebuah perahu dayung. Dengan sebuah perahu tersebut, mereka menyususri sungai untuk menemukan tempat tinggal Tira Valma.
Jack menatap Bill dengan kesal, "kau sudah sepakat akan membantuku kabur sehingga aku tidak perlu bertemu Tira Valma."
Bill menatap Kapten Costa dengan terpesona, "Jack, apakah kau lupa? Aku adalah bajak laut Bill Herring, The Red Herring Gull! Aku sudah mengadopsi prinsip hidup bajak laut: TIDAK DAPAT DIPERCAYA. AMBIL SEMUA YANG DAPAT DIAMBIL TANPA TERSISA SEDIKITPUN."
Jack terkekeh geli, "murid yang pintar! Aku bangga padamu, Bill The Red Herring Gull!"
Mereka akhirnya tiba di sebuah gubuk tua berwarna hitam.
Jack tampak tegang, "sial!" Jack berdiri dan bersiap melompat ke sungai dengan tangan terikat. Ia memilih untuk tenggelam di sungai daripada bertemu dengan Tira Valma.
Costa memutar bola matanya kesal melihat tingkah kakaknya dan menarik Jack kembali untuk duduk di perahu, "kau tidak akan pergi ke mana-mana, Kakakku yang tersayang!" Ujar Costa dengan sinis dan penuh nada sarkasme.
Costa melepas ikatan Bill, "kau! jalan duluan!" Costa memerintahkan Bill untuk memeriksa gubuk tersebut.
Bill tampak terkejut karena Costa memilih untuk mengorbankannya, tetapi Costa adalah bajak laut maka ia memakluminya.
Bill berjalan dengan hati-hati memasuki gubuk tua tersebut, "halo! Ada orang di rumah?" Tanyanya dengan sedikit nada bergetar karena ketakutan.
Setelah beberapa saat tidak ada jawaban, ia kembali kepada Kapten Costa untuk melapor, tapi kemudian pintu depan gubuk tersebut terbuka dengan sendirinya.
Costa memberikan kode agar Bill masuk ke dalam gubuk tersebut.
Bill berjalan dengan hati-hati didalam gubuk yang ternyata berukuran cukup besar tersebut.
Pintu mendadak tertutup dan Bill berteriak kaget.
"Mau apa kau kesini?" Seorang gadis muda, berwajah cantik dan bertubuh mungil tampak berdiri di puncak tangga.
Bill tertegun memandang gadis muda yang cantik sepertinya tinggal di gubuk seperti ini, "aku mencari Tira Valma."
"Oh... Itu aku," jawab si gadis santai, Ia berjalan santai ke lantai bawah. "Kau mau teh?" Tawarnya ramah.
Bill tersenyum, "tentu saja!"
Tira Valma berjalan mengambil cerek air dan mulai membuat teh, "kau boleh mempersilahkan teman-temanmu yang lain untuk masuk. Aku membuat teh cukup untuk semua orang."
Bill tersenyum dan berjalan ke arah pintu keluar, ia melongokkan kepalanya dengan santai, "aman!"
Costa, Jack dan tiga orang anak buah kapal yang mengawal mereka msuk ke dalam rumah. Tangan Jack masih terikat erat karena Costa tidak mempercayai kakaknya sendiri.
Costa tersenyum menatap Tira Valma, "Tira Valma!"
Tira Valma tersenyum bersahabat dan membuka tangannya untuk memeluk Costa, mereka berdua tampak seperti sahabat, "Fifi Costa!"
Kedua gadis itu berpelukan hangat seperti dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
Bill menatap Jack dengan bingung, Jack tampaknya masih bingung dan canggung.
"Oh! Jack!" Tira Valma tersenyum ramah pada Jack, "aw.... kau masih terobsesi dengan ikatan?" Tira Valma menuangkan teh ke beberapa gelas untuk para tamunya. Ia kemudian membagikan setiap gelas tersebut kepada setiap tamunya.
Mereka semua meminum teh yang disiapkan Tira Valma tetapi kemudian melepehkannya kembali ke dalam cangkir. Hanya Bill yang meminum tehnya hingga habis.
Jack memeriksa tehnya dan ia menemukan sebutir mata ular di dalam cangkirnya. Jack segera membuang tehnya ke dalam pot dengan tanaman yang mati tidak terurus.
"Aku tahu tujuan kalian datang kemari. Kalian tahu kan, kalau Jantung Poseidon hanya mitos?" Tira Valma menatap Costa, "mencarinya adalah hal percuma dan mendapatkannya adalah hal tidak berguna."
Costa tersenyum, "aku tetap harus mencobanya." Ia memandang Tira Valma dengan sungguh-sungguh. "Dan aku membutuhkan bantuan sahabatku."
"Tidak, terima kasih. Persahabatan kita usai ketika kau menjodohkanku dengan pria sial itu!" Tira Valma menatap Jack dengan kesal, "aku seharusnya menerima lamaran Davy Jones dibandingkan menerima lamaran Kapten Jack Blacknoir."
"Aku memiliki belati yang dibuat dari air mata Amphitrite. Setelah aku menggunakannnya untuk menusuk jantung Poseidon, kau boleh memiliki belati tersebut!" Tawar Costa.
Tira Valma mulai tampak tertarik tetapi kemudian ia menatap Jack dengan kesal.
"Sekarang aku yang menjadi Kapten The Golden Pearl. Jack hanya tawanan." Costa bergerak ke arah Tira Valma untuk berbisik. Walau begitu bisikannya cukup keras dan dapat di dengar oleh semua orang, "dan tawanan boleh disiksa." Ia tersenyum pada Tira Valma.
Jack membelalakkan matanya tak percaya, adiknya sendiri menjualnya kepada Tira Valma.
Tira Valma tersenyum dan menatap Jack, "baiklah. Aku ikut dalam perjalanan kalian!"
Costa tampak puas dan mereka segera kembali ke atas kapal The Golden Pearl.
Costa dengan sengaja melepaskan ikatan Jack dan membiarkan Jack mengemudikan kapal. Costa tahu kalau kakaknya, mantan Kapten Jack Blacknoir adalah seorang pengemudi kapal yang handal.
Costa memandang horizon dengan tatapan kosong dan Bill berjalan mendekatinya.
"Hai," Bill menyapa Costa dengan hati-hati.
"Hai," Costa tersenyum ramah dan tampak bersedia mengobrol dengan Bill. "Kenapa kau mengejarku hingga sejauh ini dan bahkan rela menjadi bajak laut dibandingkan bergabung kembali dengan pasukanmu?"
Bill menggerakkan bahunya, "entahlah... Kau menngingatkanku pada seseorang." Ia berkata jujur.
"Seseorang?" Tanya Costa penasaran.
Bill mengangguk, "ya, seorang gadis menyelamatkanku sepuluh tahun lalu dari." Ia memperhatikan Costa dengan seksama, "apa kau pernah menyelamatkan seseorang sepuluh tahun lalu?"
Costa tersenyum dan terkekeh geli, "entahlah, mungkin."
Bill tersenyum dan mengangguk, "bagaimana kau bisa mengenal Tira Valma?" Bill sekarang memperhatikan Tira Valma yang sedang melempar batu di geladak kapal.
"Kami adalah dua gadis aneh yang selalu dibully di sekolah. Sejak kami bersahabat, tidak ada yang berani membully kami." Costa tersenyum mengingat masa lalu.
"Kau dan Tira Valma, pernah bersekolah bersama? sekolah seperti anak-anak lain, belajar di sekolah?" Tanya Bill tidak percaya.
"Kau pikir, kami para bajak laut adalah orang bodoh?" Tantang Costa, "atau karena aku seorang wanita? Kau pikir aku bodoh dan tidak berpendidikan?"
Bill menelan ludahnya, "tidak, hanya saja... memilih hidup menjadi seorang bajak laut adalah pilihan yang sulit. Aku hanya takjub dengan pilihan hidupmu, dan pilihan hidup Jack."
"Jack tidak bersekolah. Ia benci duduk di kelas dan memakai seragam." Costa tersenyum, "dan ya, ia sebodoh yang terlihat."
Bill tersenyum, ia tampak senang melihat Costa yang tampak tenang dan damai seperti ini.
Tira Valma tiba-tiba berhenti melempar batu-batunya, ia telah berhasil menemukan apa yang ia cari. Kemudian ia memandang Bill dan berjalan ke arah Bill.
"TAKDIR!" Tira Valma berteriak sangat kencang di depan wajah Bill.