Chereads / THE DARKNESS AKRAM / Chapter 20 - BENIH YANG BERHARGA

Chapter 20 - BENIH YANG BERHARGA

Memberikan vitamin untuk menunjang vitalitasnya dan jika dia sedang sial seperti saat ini, maka dia harus mengurusi wanita wanita milik Akram.

Kadang, ketika Akram tidak yakin dengan kondisi kesehatan pasangan seksualnya, dia akan melemparkannya pada Nathan untuk diobservasi secara menyeluruh. Akram sangat pemilih mengenai wanita yang akan dia tiduri, dia hanya mau meniduri wanita kelas atas yang memang benar benar terbuktikan secara medis kesehatannya luar dan dalam.

Kalau begitu, kenapa sekarang Akram menenggelamkan diri dalam urusan rumit dengan perempuan jelata yang entah berasal dari mana dan menolak Akram habis habisan hingga mencoba bunuh diri ketika dinodai?

"Dia bersih." Akram berucap perlahan tanpa menyembunyikan keangkuhannya. "Dia masih perawan dan belum terjamah lelaki manampun sebelum kutiduri."

Nathan menolehkan kepala dan menatap Akram dengan pandangan mencela.

"Sebelumnya kau bersikeras mmendengar pendapatku dulu dari sisi kedokteran untuk menilai kesehatan pasanganmu. Kenapa sekarang kau mengabaikan pendapatku dan menggunakan pendapatmu sendiri?" Tanyanya tenang.

Akram melangkah mendekat, berdiri sejajar dengan Nathan di samping tempat tidur Elina dan ikut mengamati wajah Elina yang sedang tertidur pulas. Perempuan itu tampak damai dan sangat polos, dan darah Akram langsung berdesir oleh nafsu menggelegak yang mendesaknya untuk menyentuh perempuan itu dalam kehausan yang tak terpuaskan.

Benda yang ada di dalam celana sesuai postur tubuhnya itu kini terlihat tampak menonjol dengan sangat jelas.

Sial!!!! Adik kecilnya selalu saja berdiri ketika melihat Elina.

Akram buru buru mengalihkan tatapannya dari Elina untuk menyingkirkan hasratnya yang muncul tidak pada tempatnya, lalu menatap tajam ke arah Nathan.

"Aku sudah menyelidikinya sampai ke akar sebelum menjamahnya, dan aku betul, bukan? Kau telah memeriksanya dan aku yakin hasilnya sangat bersih."

Nathan menganggukkan kepala, mau tak mau mengakui kebenaran kata-kata Akram.

"Ya. Dia benar benar bersih. Kau pasti senang mendengarnya." Nathan mengerutkan kening, tampak khawatir. "Kau tidak pernah melibatkan dirimu sampai begitu dalam dengan perempuan lain sebelumnya. Tapi sekarang kau benar benar menerabas semua peraturan yang kau terapkan bagi dirimu sendiri. Menculik seorang perempuan, memerkosanya dan memaksakan kehendakmu, lalu menghapus identitasnya dan berencana mengurungnya di pulau pribadi milikmu.... Sebenarnya seberapa dalam perempuan ini memancing sikap obsesifmu yang mengerikan itu, Akram? Apakah kau tidak pernah berpikir bahwa kau sebaiknya menemui psikiater untuk...."

"Tidak. Kondisi psikisku baik baik saja jika aku meniduri wanita itu. Aku yakin bahwa ini adalah obsesi sesaat, tubuhku bergelora atas pengalaman baru yang tak pernah kurasakan sebelumnya." Akram menipiskan bibirnya. "Kau tentu tahu bahwa aku tidak pernah meniduri perawan sebelumnya, karena meniduri seorang perawan akan membawa konsekuensi yang menyulitkan secara sosial dan akan merepotkanku dengan hal-hal yang mengganggu. Jadi, Elina adalah perawan pertamaku. Dan kenyataan bahwa aku menjadi lelaki yang pertama, membuat jiwa posesifku begitu bergejolak, ingin menidurinya terus dan terus.... Tetapi, tidak ada yang berlangsung selamanya, bukan? Aku yakin setelah aku cukup puas untuk melampiaskan hasrat sexku kepada perempuan ini, pada akhirnya rasa bosan itu akan datang.. apa kau tau, rasa nikmat ketika memasuki lubang yang sempit itu, seperti ada yang menggigit serta menghisap hisapnya habis ketika benda di celana ini membelah masuk, cih sialan, barangku bahkan bergetar ketika hanya membicarakannya."

Nathan menghela napas panjang. Jika Akram sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menentangnya. Dia hanya bisa merasa kasihan pada perempuan tak berdaya ini yang jatuh sial karena menarik perhatian Akram dengan sebegitu kuatnya.

Semoga saja perempuan ini bisa bertahan di bawah dominasi Akram yang mengerikan....

"Jadi, kontrasepsi apa yang akan kau berikan kepadanya? Karena aku berniat akan menidurinya terus menerus dan berkali kali, aku tidak mau repot repot harus menggunakan alat kontrasepsi yang tidak nyaman digunakan, dan akan sangat merepotkan ketika aku sedang ingin menidurinya tapi aku kehabisan barang itu. Kau tahu bahwa aku harus berhati hati karena tentu saja aku tidak mau sampai menghamili perempuan itu dengan benihku yang berharga." Akram menyambung dengan nada lugas, menatap Nathan dengan rasa ingin tahu.

Mau tak mau Nathan menyeringai mendengar perkataan Akram. Beruntung dia meresepkan obat penenang dengan dosis khusus di infus Elina supaya perempuan itu bisa cukup beristirahat dalam masa pemulihannya, apa lagi setelah Akram tanpa moral memerkosanya kembali dalam kondisi yang masih belum pulih benar. Kalau saja Elina dalam kondisi sadar saat ini dan mendengar rencana Akram terhadap tubuhnya, mungkin saja Elina akan lari terbirit birit ketakutan dan berusaha menghindar sejauh mungkin dari Akram.

"Aku memberikan kontrasepsi suntik untuknya. Itu lebih mudah dibandingkan memasangkan alat kontrasepsi ke dalam tubuhnya karena aku tahu dia sudah cukup trauma dengan perlakuanmu kepadanya. Dan kontrasepsi suntik lebih efektif dan minim kelupaan dibandingkan kontrasepsi pil yang harus diminum teratur di waktu tertentu setiap harinya. Kau hanya perlu membawa Elina kepadaku sebulan sekali untuk dipantau kondisi kesehatannya dan mendapatkan suntikan ulang."

Akram menganggukkan kepala. Bibirnya menggulirkan senyum puas. Sekarang tinggal menunggu sampai perempuan itu pulih benar dan bisa keluar dari rumah sakit ini untuk dipindahkan ke vila dalam pulau pribadi miliknya. Dan setelahnya, dia akan menguasai perempuan itu sepenuhnya, meniduri Elina sepuas-puasnya.

Entah sudah berapa hari Elina menghabiskan hari harinya terkurung di dalam kamar perawatan rumah sakit ini. Dia sudah kehilangan jejak perhitungannya di hari ke lima dan lupa untuk melanjutkan lagi. Itu semua karena di dalam kamar perawatannya ini begitu steril, tidak ada jam untuk menunjukkan waktu dan juga kalender untuk menunjukkan tanggal.

Elina hanya bergantung pada jendela di kamarnya yang terkunci rapat dengan lapisan kaca tebal yang menampilkan pemandangan langit yang bisa memberikan informasi kepadanya apakah hari masih pagi, sudah beranjak siang, menjelang sore atau bahkan sudah berganti malam.

Satu satunya yang disyukurinya ketika terkurung di dalam kamar perawatan ini adalah karena Akram sudah tidak pernah datang untuk mengunjunginya lagi. Pada awalnya Elina masih dipenuhi kecemasan ketika menatap pintu yang terbuka, takut jika yang memasuki ruangan adalah monster mengerikan yang akan memaksakan kehendak terhadapnya. Sekarang setelah hari-hari berlangsung dengan damai, Elina mulai dipenuhi ketenangan karena Akram tidak pernah muncul lagi di depannya.

Elana pernah mencoba menengok ke satu satunya jendela kaca di ujung ruangan itu, melangkah tertatih tatih sambil membawa tiang infusnya ke sana, mencoba mencari cara untuk melarikan diri. Tetapi tentu saja yang didapatkannya adalah kekecewaan.

Jendela itu menampilkan pemandangan langit yang sangat tinggi, dan permukaan daratan yang bisa dilihatnya terdapat jauh di bawah sana, menunjukkan bahwa ruangan tempatnya berada terdapat di lantai yang cukup tinggi dan tak mungkin dia bisa melepaskan diri dengan meloncat dari jendela.

Tanpa menyerah, Elina juga pernah berusaha membuka pintu ruang perawatannya, tetapi kemudian merasa kesal ketika menyadari pintu itu dikunci dari luar. Ketika para dokter, perawat dan petugas kebersihan keluar masuk ke kamarnya untuk menjalankan tugasnya, Elina pernah melemparkan pandangan mengintip ke arah pintu ruangannya yang terbuka dan melihat sekelebatan ada dua penjaga berpakaian jas hitam khas pengawal milik Akram tengah berjaga di sisi kiri dan kanan pintu kamarnya. Besar kemungkinan merekalah yang mengunci pintu kamarnya dari luar dan membatasi akses keluar masuk ke kamar ini. Jadi, seandainya pun Elina bisa membuka kunci pintu itu, dia masih harus menghadapi dua penjaga bertubuh kuat dengan ekspresi dingin yang sudah tentu memiliki keahlian bertarung tingkat tingkat tinggi jika dibandingkan dengan Elina.