Chereads / THE DARKNESS AKRAM / Chapter 15 - MELENYABKANMU

Chapter 15 - MELENYABKANMU

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, membuat Elina langsung menahan isakannya sekuat tenaga dan berubah waspada. Kepalanya terangkat cepat untuk melihat siapa yang memasuki ruangan, sementara tangannya mencengkeram selimut makin erat, menaikkannya hingga ke atas dada sebagai bentuk perlindungan dirinya yang rapuh.

Seorang lelaki tampan yang masih berusia muda, berpenampilan rapih dengan jas abu-abu setelan tiga potong yang sangat licin, berpadu dengan rambut tatanan konvensional yang disisir ke belakang tanpa cela dan juga kacamata bening yang bertengger di hidung mancungnya nan kokoh. Dari sekilas pandang saja, Elina langsung tahu bahwa lelaki ini memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata. Seluruh pembawaannya mencerminkan sikap elegan dari lelaki berpendidikan. Dan dibelakang lelaki itu, tampak seorang berjas putih khas dokter yang mengikuti.

"Selamat siang nona Eliina, nama saya Elios Smith. Seharian Anda tidak sadarkan diri, dan malam ini begitu saya melihat Anda sudah tersadar, saya langsung membawa dokter untuk memeriksa kondisi Anda." Lelaki itu berdiri di tengah ruangan dengan elegan dan tenang. Tangannya lalu bergerak untuk memberi isyarat kepada dokter itu supaya bergerak memeriksa Elina.

Seperti robot yang patuh, dokter itu langsung memeriksa Elina dengan seksama, dari mata, sampai dengan detak jantungnya. Elina hanya diam saja menjalani pemeriksaan, tetapi, matanya tetap tertuju pada sosok lelaki yang menyebut dirinya sebagai Elios Smith itu.

Meskipun penampilan lelaki itu tampak tidak berbahaya, bukan berarti Elina akan menghilangkan kewaspadaannya.

Elina telah kehilangan kewaspadaannya di malam laknat itu, dengan membiarkan Karel si supervisor petugas kebersihan yang baru dikenalnya itu mengantarkannya ke klab malam yang ternyata menjebaknya untuk jatuh ke dalam genggaman si jahat Akram.

Kebodohannya itu telah membuat Elina berakhir diperkosa dalam sebuah malam yang akan selalu dikutuknya seumur hidup. Sekarang, Elina tidak akan mengulang kebodohan yang sama. Dia tahu bahwa dirinya. tidak boleh mempercayai Elios begitu saja. Lelaki ini tentu memiliki hubungan dengan kejadian di klab malam yang menimpanya, kalau tidak lelaki ini tidak mungkin ada di rumah sakit tempat Elina dirawat saat ini.

Lagi pula, lelaki ini mengatakan bahwa dia langsung tahu ketika Elina sadarkan diri, padahal jelas-jelas dia tidak ada di ruangan ini untuk melihat. Mata Elina langsung mengawasi sekeliling dengan curiga. Apakah mungkin mereka memasang kamera pengawas CCTV di dalam kamar ini untuk mengawasi gerak-gerik Elina sehingga, ketika Elina sadarkan diri, mereka bisa langsung mengetahuinya?

Kalimat tiba-tiba dari si dokter yang selesai memeriksanya yang mengatakan bahwa Elina tidak boleh banyak bergerak dan harus fokus untuk beristirahat beberapa waktu, berhasil mengalihkan perhatian Elina dari Elios. Elina hanya bisa mengangguk-angguk ketika dokter itu mengucapkan beberapa penjelasan teknis singkat mengenai kondisi Elina saat ini. Setelahnya si dokter melangkah mendekati Elios yang berdiri di tengah ruangan dan mereka bercakap-cakap dengan suara perlahan yang tak tertangkap oleh telinga Elina.

Ketika diskusi dua orang itu selesai, dokter itu membungkuk dengan sikap hormat kepada Elios lalu berpamitan dan meninggalkan ruangan dengan pintu tertutup di belakangnya.

Suasana menjadi hening ketika Elina mengarahkan perhatiannya lagi kepada Elios yang masih berdiri tenang di tengah ruangan.

"Kau siapa?" Akhirnya Elinalah yang memecah keheningan tersebut. Kedua tangannya terkepal seolah siap untuk bertarung. Lelaki ini tampak baik, tetapi entah kenapa firasat buruk tetap memenuhi diri Elina.

Elios memasang senyumnya yang paling ramah, mengangkat alis melihat sikap bermusuhan yang terpancar dari seluruh tubuh Elina dengan jelas tanpa ditutup-tutupi. Yah, Elios tidak bisa menyalahkan sikap Elina yang seperti serigala terluka dan mengancam siapapun yang mendekatinya. Setelah kejadian semalam ketika Elina diperkosa tanpa ampun oleh tuannya, wajar saja jika Elina bersikap curiga dan membenci semua orang.

Dengan tenang, Elios mengangkat berkas dalam amplop cokelat yang dari tadi dipegang di tangan kanannya.

"Mohon maaf karena aku belum memperkenalkan diriku dengan lengkap tadi." Elios tersenyum lebar ketika melemparkan bom keterkejutan yang dimilikinya. "Aku adalah Elios Smith, asisten pribadi dan sekertaris dari Tuan Akram. Keberadaanku di sini adalah karena diperintahkan oleh Tuan Akram untuk memberikan satu satunya dokumen milikmu yang tersisa."

"Akram...." Suara Elina langsung tersekat di tenggorokan ketika menyebutkan nama dari lelaki laknat yang telah memperkosanya itu. Dadanya terasa berdenyut sakit ketika trauma mendalam mulai merayapi nadinya, mengalir dengan deras dalam darahnya, membuatnya seolah-olah akan meledak.

"A-apa maumu? Apakah kau ingin melenyapkan saksi? Aku... lepaskan aku! Aku berjanji tidak akan mengatakan apapun mengenai kejadian ini, aku akan menghilang dari kalian dan tidak akan... tidak akan melibatkan diriku setitik pun dengan kalian lagi!" Seru Elina panik, berusaha menekan dorongan untuk melarikan diri yang membuat seluruh tubuhnya gemetar.

Mata Elios menyipit mendengar perkataan Elina, meskipun begitu, senyum tetap bertengger di bibirnya ketika berkata.

"Kalau Tuan Akram ingin kau mati atau ingin kau lenyap, kau akan langsung jadi mayat dan tidak akan berakhir dalam perawatan di rumah sakit mewah ini."

Elina ternganga, terkejut mendengar jawaban Elios itu. Firasat buruk mulai merayapi dirinya, membuat jantungnya semakin berdentam tak kendali, memukul rongga dadanya hingga terasa sakit.

Akram... lelaki jahat itu tidak ingin Elina mati, dia juga tidak ingin Elina menghilang dan lenyap dari pandangannya... jadi.... apa yang diinginkan lelaki itu dari Elina?

"Aku... aku hanya ingin bebas! Apapun akan kulakukan supaya aku bisa pergi, menjauh dan tak bertemu lagi dengan Akram, monster jahat itu...." Suara Elina tenggelam ditelan isakannya, tidak mampu melanjutkan karena kengerian masih meliputi dirinya ketika membayangkan tentang pelecehan dan siksaan yang terjadi pada dirinya sebelumnya.

"Aku takut keinginanmu tidak bisa terwujud, Nona Elina." Elios bersedekap dengan tenang, berkas yang dia sebutkan itu masih ada di tangannya. "Karena kau sudah tidak memiliki tempat untuk pulang lagi di dunia ini selain kepada Tuan Akram."

Kalimat itu diucapkan dengan nada santai dan tenang, tetapi arti yang terkandung di dalamnya langsung membuat Elina tersentak waspada.

"Apa maksudmu?" Tanya Elina cepat, firasat buruk langsung melingkupinya kembali, membuatnya merasa ngeri.

"Tuan Akram memerintahkan untuk melenyapkanmu dari dunia ini. Melenyapkanmu dan bukan membunuhmu. Itu berarti aku harus melakukan pekerjaan pembersihan dengan sempurna. Kami tidak khawatir mengenai saksi atas apa yang dilakukan oleh Tuan Akram padamu semalam, karena seluruh saksi telah kami lenyapkan tanpa sisa." Ada kilat tanpa nurani yang muncul di dalam mata Elios ketika berucap. "Semua orang yang mengetahui keberadaanmu di klab itu sudah kami lenyapkan. Sachi, pemilik kelab, Karel dan bahkan orang-orang yang tanpa sengaja menyadari kehadiranmu di klab itu, mereka semua sudah dibungkam untuk selamanya. Aku bahkan memerintahkan penyelidikan ke tempat kerjamu, ke lingkungan rumahmu dan juga melakukan penelusuran atas ponselmu untuk menemukan adakah kau menyebut tentang pekerjaanmu di klab itu kepada orang lain selain yang kusebutkan di atas, dan syukurlah, kau tidak melakukannya, jadi kami tidak perlu menambah lagi korban jiwa untuk menghilangkan saksi."