Chereads / Chosen Blood / Chapter 15 - Juru kunci

Chapter 15 - Juru kunci

Rachel menelan ludahnya, sebenarnya … tidak ada kata aman untuk berada disisi mereka berdua.

"Jangan main-main," Shine segera menendang tubuh Clay.

Sebelum anak itu semakin menjadi-jadi, Clay terjatuh dari pohon yang tinggi … langsung menghantam tanah.

"Keluarkan aku dari tempat ini, sampai kapan kalian akan mengurungku?" Tanya Rachel sambil berkacak pinggang, bibirnya menunjukan ketidaksenangan.

"Aku akan dipecat dari pekerjaan ini, jika aku tidak memberikan mereka kabar," lanjut Rachel sambil menjambak rambutnya sendiri karena frustasi.

"Kau lebih memilih kehilangan nyawa di bandingankan dengan pekerjaan?" Tanya Shine yang tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.

"Aku berbeda dengan kalian, tidak bekerja sama saja dengan mati … aku perlu uang untuk hidup," Tegas Rachel

Dengan cepat Clay kembali berdiri dari posisi menempel di lantai setelah tendangan Shine, dalam hitungan detik saja … dirinya telah berada di samping Rachel. Hanya dalam sekali pejaman mata, dia telah di sana … menyentuh tangan Rachel, menahan tangannya yang kecil dari jambakan menyakitkan.

"Kenapa kau terus menyakiti dirimu sendiri?" Clay berbicara sambil menatap Rachel.

Sementara tangan sebelahnya masih menahan tangan Rachel, sebelah tangannya merapikan rambut Rachel yang berantakan karena ulah dirinya sendiri.

Rachel menahan nafas ketika Clay mendekat, entah dengan alasan apa? Tapi itu terjadi begitu saja, ketika tubuh mereka berdua berdekatan.

"Kau tidak perlu menahan nafas … aku bisa merasakannya, rambutmu halus sekali," kagum Clay

Tanganya masih terus mengelus rambut Rachel, ia mulai kecanduan dengan sensasi rasa rambut wanita itu, aroma shampoo yang ia gunakan juga dapat tercium olehnya.

Mendengar perkataan Clay, membuat Rachel ikut penasaran dengan tekstur rambut golden ke merahan itu, tangannya mulai terangkat dan bergerak kearah kepala Clay.

"Apa rambutmu akan tumbuh kembali?" tanya Rachel sambil menyentuh rambut Clay.

Senyum merekah pada bibir Clay sambil berkata "Ajaibnya … iya, walau aku berhenti menua, tapi rambut ini masih terus tumbuh"

"Ehem …, aku datang kesini bukan untuk melihat adegan ini. Atau menjadi pendeta sebuah pernikahan." Shine memotong semua hal romantic tersebut

Rachel menatap Shine yang mulai berjalan kearah mereka, ia menurunkan tangan yang berada di rambut Clay, ia juga mulai penasaran dengan rasa rambut milik Shine. Ia tidak bisa menahan rasa pensaran yang sama kepada Shine, dengan cepat tangannya bergerak menuju kepala Shine.

Melihat gerakan tangan Rachel yang cepat kearah dirinya, dengan cepat Shine menghindar dari sentuhan Rachel, rasa tidak nyaman terhadap sentuhan membuatnya menghindar ditambah gerakan refleks yang didapat dari kebiasaan Shine yang selalu waspada.

Rasa kecewa langsung menyerang perasaannya, dengan perlahan ia menurunkan tangan yang berada di udara, memaksakan senyuman yang biasa ia lakukan untuk merespon balik narasumber yang menjawab ketus padanya.

"Aku bertanya sekali lagi … dirimu lebih memilih mati daripada kehilangan pekerjaan?" Shine bertanya sambil menatap dalam ke mata Rachel

"Aku tidak memilih untuk mati, tapi tanpa uang sama saja dengan pilihan mati," Rachel membalas Shine dengan sangat tegas, ia juga melipatkan tangannya di depan dada, menunjukan sikap tidak setuju dengan Shine.

"Ah…, soal uang kau tidak perlu takut. Ternyata masalahmu hanya tentang uang," kali ini Clay lah yang memotong perdebatan mereka berdua

"Kalau soal itu…," Clay memasukan tangannya ke saku, ia mulai mengeluarkan sesuatu dari kantongnya

Rachel menatap dompet kulit yang keluar dari saku celana Clay

"Maaf, aku tidak terima uang dunia lain," Rachel buru-buru menolak sesuatu yang belum ia ketahui di dalam dompet Clay.

Lebih baik dirinya menolak terlebih dahulu sebelum ia melihat isi dompet Clay, yang mungkin saja memang berisikan uang yang tidak dapat ia gunakan mengingat mereka tidak perlu lelah mencari uang untuk menghidupi diri mereka yang tidak bernafas. Secara makanan pokok mereka sedang berdiri di depannya… benar itu adalah diriku.

Shine menutup mulutnya sambil menatap langit-langit, ia menahan senyumnya ketika mendengar perkataan Rachel tentang uang dunia lain.

Sementara Clay merasa kesal mendengar perkataan Rachel, ia bahkan belum menunjukan isi dompetnya.

"Kau pikir aku berdagang dengan raja akhirat?" Clay bertanya dengan kesal.

Clay menunjukan sebuah kartu yang membuat hampir semua manusia langsung tunduk dengannya, tentu saja itu adalah black card. Kartu yang hanya dimiliki segelintir orang-orang kaya.

Namun Rachel tidak terpesona sama sekali dengan kartu itu, tidak ada ekspresi mendabakan seperti yang banyak orang lakukan.

"Kau mencurinya dari korbanmu?" tanya Rachel

Shine sangat puas sekali dengan semua yang dilakukan Rachel kali ini, ia tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan, ia memalingkan wajah dari mereka berdua … namun ekor matanya menatap Clay, seolah ikut mengejeknya.

Apa aku salah telah menyelamatkan nyawa wanita ini? kenapa sikapnya begitu menyebalkan? Seolah-olah merendahkan kaum ku. Clay mulai mengerutu di dalam hati.

"Kita akan membuktikannya langsung … apakah ini hasil curian atau milikku sendiri? Dan apa yang akan kau berikan kepadaku, jika ini benar milikku?" Clay sekali lagi bertanya

"Aku tidak suka berjudi dan bertaruh … terlebih lagi dengan makhluk lain," ketus Rachel

Entah kenapa ia melakukannya hari ini, membuat semua orang kesal pada dirinya. Mungkin karena rasa suntuk dan bosan yang ia alami mempengaruhi seluruh moodnya hari ini.

Clay semakin kesal dengan jawaban Rachel … ia berjalan dengan sangat cepat melewati Rachel, kali ini berjalan layaknya manusia.

"Akan ku buktikan kepadanya … jika dia bermain dengan orang yang salah," guman Clay

Shine bertepuk tangan tanpa bersuara, ia sungguh menikmati penghinaan yang dilakukan oleh Rachel kepada Clay.

"Jangan lupa, bahwa kau juga makhluk lain," tegas Rachel ketika Shine berjalan melewatinya.

"Kenapa hanya diam saja di sana? Kau akan menyesal jika tidak mengikutiku," ajak Clay.

Clay tersenyum kecil, kali ini ia merasa dapat membuat wanita itu malu terhadap penghinaan yang tak berdasar. Aku akan memamerkanya … hingga ia merasa diriku benar-benar luar biasa.

Rachel mengikuti Clay, daripada ia hanya diam di tempat ini, lebih baik ia mengikuti langkah kaki mereka berdua.

"Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Rachel

"Tentu saja untuk menghabiskan uang," Clay menjawab dengan sangat puas.

Clay berjalan menuju bagasi yang terbuat dari kayu, benar-benar terlihat sangat tua dari luar, ia membuka pintu garasi dengan mendorong pintu kayu ke samping, membuat pintu kayu itu terlipat-lipat di setiap engselnya.

Rachel terdiam ketika melihat mobil Tesla berada didalam bagasi itu … matanya menatap kearah Shine dan Clay bergantian. Perlahan kakinya bergerak mundur … ada sesuatu yang terlihat aneh.

Ini terasa aneh, aku rasa … akulah yang terlalu bodoh. Bagaimana bisa aku percaya jika mereka adalah seorang vampire dan juga seorang setengah werewolf? Mereka hanyalah komplotan pencuri dengan taktik brilian.

Seharusnya aku sadar dari awal, semua ini hanya tipuan yang mereka buat … dengan teknologi yang super canggih. Mereka bahkan memiliki mobil Tesla Model S Excllence yang harganya benar-benar fantastic dan sebuah black card, melihat mereka yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali … tidak mungkin mereka bisa mendapatkan hal seperti ini jika bukan komplotan pencuri jenius.

"Bagaimana? Kau pasti sangat terkagum-kagum bukan? Kau sudah tidak sabar untuk menaiki-nya kan? Sampai-sampai kakimu tidak dapat melangkah," Clay berbicara dengan sangat bersemangat dan merasa puas membuat wanita itu terpukau hingga tidak ada satu katapun terucap dari bibir kecil wanita itu.

Tapi … apa yang akan dilakukan mereka kepada diriku? Aku juga bukan orang kaya yang memiliki apapun. Aku hanya karyawan yang baru saja naik daun, mereka … tidak salah targetkan? Atau ada konspirasi disemua misteri ini? Tidak mungkin … aku tidak membawakan berita politik ataupun yang berhubungan dengan dunia keras.

Shine menyadari tingkah anah Rachel yang pelan-pelan terus mundur, ia berjalan perlahan ke belakang Rachel dan menahan tubuhnya dengan sebelah tangan.

"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan … tapi apapun yang kau pikirkan itu semua salah," Tegas Shine

Rachel berhenti ketika bagian belakangnya menyentuh tangan Shine, ia menatap pelan kearah Shine dengan bibir yang terbuka kecil ketika lelaki itu melanjutkan pembicaraan.

"Dia tidak sedang mengangumi benda itu … ia sangat takut sekarang," Shine menyadarkan Clay dari kegilaannya saat ini

"Ba… bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Rachel

"Insting !!! Di dunia perhewanan, mereka mengetahui jika kau sedang takut, marah atau hal lainnya," Jawab Shine dengan santai.

"Ka … lian juga menggunakan mobil?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Rachel

"Jangan bilang kalau di dalam pikiranmu … kami adalah orang-orang kuno? Yang bergelatung dari satu pohon ke pohon yang lainnya? Atau berlari ke mall?" Clay memengang dahinya, tidak percaya dengan apa yang dipikirkan wanita itu.

Rachel menunjuk kebelakang, seolah mengingatkan mereka berdua, mereka benar-benar melakukanya kemarin. Dia bahkan menungangi serigala besar untuk sampai ke sini.. , ia tidak bisa berkata apapun lagi untuk menjelaskan maksud dari pertanyaan-nya***

Mereka tiba di pusat peberlanjaan yang terkenal dengan barang mewahnya. Tentu saja mobil yang di kendarain oleh Clay menjadi pusat perhatian …, mereka berdua Shine dan Rachel menutup-nutupi wajahnya saat turun. Hanya satu orang yang sangat bangga dan percayadiri untuk turun dari mobil itu.

Clay membuka pintunya dengan elegan, ia mengeluarkan kaki kanannya terlebih dahulu kisaran beberapa detik sebelum ia memunculkan wajahnya kepada semua orang yang menatapnya, tidak lupa ia menatap balik orang-orang itu dengan sekilas, menyisir rambutnya yang telah rapi dengan tangannya sebelum menutup pintu mobilnya.

"Sebaiknya kita cepat pergi dari sini, ini memalukan," Rachel berbicara dengan suara kecil sambil menundukan kepalanya, berusaha menutupi wajahnya karena merasa terlalu malu.

"Dia lupa … jika dirinya harus menyembunyikan dirimu, dan asyik memamerkan wajahnya yang biasa saja," Kesal Shine yang harus mengambil tugas Clay.

Shine menarik tubuh Rachel mendekat padanya, ia tidak ingin sesuatu terjadi karena wanita itu terlalu jauh untuk di lindungi.

Rachel tersenyum kecil ketika mendengar Shine, ternyata ia juga bisa mengeluh… tapi senyumnya hilang ketika melihat videotron yang terpampang di sebuah tower. Ia dapat melihat jelas jika wajahnya terpampang di sana sebagai orang hilang yang dicari karena menjadi satu-satunya juru kunci atas peristiwa pembunuhan.

Nafasnya tiba-tiba memburu ketika melihat headline yang tertulis, matanya berahli ke videotron ditempat lain … berita dari stasiun tv lain juga mengabarkan berita yang serupa. Jika ia terlibat dalam sebuah pembunuhan dan menghilang karena kasus tersebut.

Awalnya mereka memberitakan jika dirinya hilang saat terjun kelapangan mencari berita, namun berita itu berubah ketika mendapati mobil Rachel yang rusak berada di tempat kejadian, dan meninggalkan beberapa benda yang menjadi alat pembunuhan.

Mereka … telah merekayasa semuanya!!!