Chereads / Lima Sekawan / Chapter 8 - 07. Jawaban Tanpa Kepastian

Chapter 8 - 07. Jawaban Tanpa Kepastian

Gemma itu bukan tipe orang yang suka datang ke sekolah terlalu pagi ataupun terlalu siang—dalam kata lain terlambat. Dirinya akan sampai sepuluh menit lebih awal sebelum bel masuk dibunyikan. Walaupun letak kosannya tidak begitu jauh dari sekolah tapi Gemma tidak pernah mau datang tepat saat bel dibunyikan.

Karena menurut Gemma, sepuluh menit sebelum bel dibunyikan bisa dia gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat; contohnya adalah sarapan, tidur, ataupun menyalin tugas yang belum dia kerjakan.

Tapi hari ini tepat saat langkah kaki Gemma memasuki gerbang sekolah, tepat saat itu pula bel masuk dibunyikan. Gemma bisa melihat bahwa anak-anak lain sudah berbaris dengan rapi di lapangan sekolah, dia pun mempercepat langkah untuk meletakkan tas di kelasnya lalu menyusul anak-anak lain untuk berbaris.

"Rame banget hari ini," gumam Gemma sembari kedua matanya memindai lapangan sekolah yang hari ini terlihat lebih padat dari hari-hari biasanya.

Sebelum libur Gemma terbiasa melihat upacara hari Senin yang sedikit kosong karena anak-anak kelas dua belas sudah mendapatkan libur mereka lebih dulu. Tapi, sekarang ada anak-anak baru kelas sepuluh yang baru bergabung di Garda Muda, maka dari itu lapangan sekolahnya terlihat ramai lagi.

Tidak sulit untuk menemukan keberadaan teman-temannya karena Gemma bisa melihat kalau Tama sudah menempati posisinya untuk menjadi pemimpin upacara—ya tidak heran lagi mengingat bahwa Tama memang sering kali berada dalam posisi itu. Gemma juga berhasil menemukan keberadaan Arjuna yang sesekali berpindah tempat dengan sebuah kamera yang terkalung di lehernya, memang sudah tugas Arjuna untuk mengumpulkan banyak dokumentasi karena ini adalah hari penutupan Masa Orientasi Siswa.

Lalu sisa dua temannya yang lain—Randu dan Azka, sungguh mudah sekali menemukan keberadaan mereka karena baru saja Gemma masuk ke dalam barisan dia sudah melihat Azka melambaikan tangan ke arahnya dari barisan paling belakang.

Berbeda sekali bukan perbandingannya?

Untung saja Gemma merupakan pihak netral yang bisa mengimbangi mereka berempat.

Tapi jangan dulu memandang remeh Randu dan Azka, walaupun keduanya bisa dibilang bandel, tapi keduanya tidak pernah sama sekali masuk ke ruang BK. Kalo keluar masuk ruang guru sih sering karena enggak ngerjain tugas. Randu sama Azka itu termasuk siswa yang aktif di kegiatan non-akademik yaitu futsal, Azka sih udah keliatan banget bakal jadi next kapten futsal SMA Garda Muda dan Randu bakal tetap jadi anggota inti kebanggaan karena jujur aja Gemma juga kagum banget setiap liat Randu main futsal, enggak tau kenapa keren aja mereka berdua kalo lagi futsalan.

Kalo Gemma sendiri bagaimana? Dia termasuk dalam siswa yang seperti apa? Dan kegiatan apa yang dia ikuti di sekolah?

Hm, pertanyaannya cukup sulit untuk dijawab.

"Oit! Tumben banget ini anak satu telat." Azka langsung memberikan space kosong di depannya agar Gemma bisa berdiri di sana.

"Gue nggak telat," sanggah Gemma setengah kesal, "gue dateng tepat waktu pas bel baru bunyi."

"Iye, dah, iye, kagak telat," cibir Azka dengan suara yang dimirip-miripkan dengan Gemma tadi.

"Tapi hari ini juga nggak belajar sih setahu gue, masih termasuk hari bebas juga karena penutupan MOS. Malah katanya balik cepet," Randu berkata sambil memasang dasinya karena upacara sebentar lagi akan dimulai.

"Sumpah?!" Azka menyahuti kalimat Randu dengan penuh semangat. Namun bukannya mendapat jawaban, dia malah mendapatkan toyoran dari Randu.

"Hari ini kan rekrut anggota baru, lo tuh mau jadi ketua futsal gimana sih kalo yang dipikirin balik aja."

"Tau tuh, gimana sih lo ini, Ka," Gemma ikut mengompori sambil tertawa kecil.

"Enggak usah ikutan nyudutin gue. Lo sendiri pikirin mau ke mana nanti? Kita semua sibuk, mampus lo nggak punya temen." Azka terbahak menertawakan ekspresi Gemma yang langsung berubah muram setelah mendengar kalimat sindirannya barusan.

"Gue masih punya temen, ya!"

"Tapi bener sih kata Azka, lo mau ke mana nanti? Tama udah pasti sibuk OSIS, kalo Arjuna lo tau sendiri dia pasti sibuk muter-muter buat dokumentasi sama nemenin Aulia wawancara, mungkin lo bisa ikut mereka berdua tuh keliling sekolah tapi gue sendiri nggak yakin sih kalo lo mau ngelakuin itu. Sedangkan gue sama Azka bakal tampil ekskul abis itu jaga stand pendaftaran futsal. Terus lo gimana, Gemma? Lo mau ngapain nanti?" tanya Randu serius, dibalik pertanyaan seriusnya itu tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya juga khawatir dengan sosok sahabatnya yang satu itu.

'Iya, ya, gue bakal ke mana abis ini?' tanya Gemma di dalam hatinya, tidak langsung menjawab pertanyaan Randu justru bertanya sendiri di dalam hatinya.

Tadinya Gemma tidak terlalu mau memikirkan, tapi jika sudah didesak dengan pertanyaan seperti ini dia jadi kebingungan sendiri dan tidak tahu harus menjawab apa. Laki-laki itu sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah upacara ini selesai, mungkin satu sampai dua jam ke depan Gemma masih bisa merasa betah di sekolah dengan bermain game bersama teman-teman sekelasnya, mengabaikan empat sahabatnya yang lain yang tentu akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Tapi, masalahnya Gemma adalah orang yang cepat bosan ketika tidak melakukan sesuatu. Bisa saja dia tidur di kelas atau di UKS, tapi tidak enak sekali jika dia harus melakukan itu di saat teman-temannya yang lain justru sibuk ke sana ke mari.

"Balik? Katanya boleh balik 'kan?" Gemma akhirnya bicara setelah berpikir selama beberapa saat.

"Pulang cepet, Gemma. Bukannya boleh langsung balik," koreksi Randu, tentu dua hal itu adalah sesuatu yang berbeda pemahamannya. "Ye, lo ini sama aja kayak Azka." Kali ini kepala Gemma yang menjadi sasaran toyoran dari Randu.

Gemma sih pasrah saja ditoyor seperti itu. "Enggak tau deh, paling gue tidur di kelas atau nggak main game sama anak lain. Atau mungkin ke lantai empat numpang wi-fian, atau… ya, enggak tau deh liat aja nanti," jawab Gemma tanpa kepastian, karena sejujurnya dia sendiri juga bingung kalau sudah begini.

Ini masih pagi, jadi tolong jangan membuat Gemma jadi banyak berpikir.

Terkadang, Gemma sangat malas jika sudah ada kegiatan atau event besar di sekolahnya, sebab ketika para sahabatnya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, pasti Gemma akan menjadi pihak yang ditinggalkan sendirian setelahnya. Sebenarnya sahabatnya itu sudah mengajak untuk ikut bersama mereka saja daripada Gemma tidak memiliki kegiatan lain, tapi tentu saja Gemma menolak karena dia tidak enak dengan anggota lain yang berada dalam ekskul yang sama dengan para sahabatnya.

Gemma tidak bergabung dalam ekskul mereka, jadi untuk apa dia berada di antara anak-anak tersebut? Begitulah istilahnya.

Alasan mengapa Gemma tidak akan memiliki kegiatan tiap kali ada event besar seperti ini adalah karena dia memang tidak tergabung dalam kegiatan apapun di sekolah ini, tidak ikut dalam ekstrakurikuler mana pun ataupun menjadi pengurus dalam organisasi apa pun.

Bukan karena tidak mau, tapi karena dia tidak minat.

Gemma tidak akan mau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Kalo lo bosen nanti ke stand futsal aja nggak apa-apa kok anak-anak futsal yang lain juga pasti nggak akan masalah kalo lo ikut gabung di sana, nanti temenin gue sama Randu sampai selesai," Azka memberi usul dan diangguki oleh Gemma.

"Iya, gampang. Lihat aja nanti."

Lagi-lagi jawaban tanpa kepastian yang Gemma berikan.