Gemma berpikir selama beberapa saat untuk mencari cara bagaimana cara tercepat agar dia bisa membersihkan kosannya yang entah sudah berapa lama tidak dia bersihkan ini. Biasanya Gemma akan membersihkannya ketika waktu liburan, tapi waktu liburan kemarin dia terus menunda-nunda hingga rasa malas mendatanginya dan membuat Gemma tidak jadi membersihkan kosannya sendiri.
Gemma akhirnya memutuskan untuk membuka ponselnya dan mengetikkan sebaris pesan kepada teman-temannya di grup PEJANTAN GAMUD. Grup yang sudah berdiri sekitar kurang lebih satu tahun dengan berisikan manusia-manusia yang sudah menemani Gemma di setiap harinya. Nama grup tersebut dicetuskan oleh Azka yang berartikan pejantan yang berasal dari gamud atau singkatan dari nama sekolahnya yaitu Garda Muda.
Aneh memang, tapi ya sudahlah, Gemma juga tidak memiliki ide untuk memberi nama waktu itu, jadi ide Azka lah yang pada akhirnya terpakai hingga saat ini.
Gemma membutuhkan bantuan teman-temannya karena dia terlalu malas jika harus membereskan kosan ini sendirian, walaupun tidak yakin akan langsung diiyakan oleh mereka, tapi setidaknya Gemma tetap akan mencoba lebih dahulu.
[PEJANTAN GAMUD]
Gemma : Coy, gue butuh bantuan.
Azka : Lah kenape?
Azka : Bukannya lo lagi nganterin sepupunya Tama pulang?
Gemma : Iya udah gue anterin Ka.
Arjuna : Kenapa ma?
Randu : Bantuan apa? Hana sekarang di mana? Anjir lo dimana sekarang Gemma?
Azka : GEMMA JANGAN BILANG LO KECELAKAAN???
Tama : Siapa yang kecelakaan?
Tama : Gue baru bisa cek hp sorry.
Tama : Gemma kenapa? Kok bawa-bawa nama Hana, memangnya sepupu gue kenapa? Lo di mana sekarang Gemma?
Randu : Gemma jawab! Gue mau samperin ini sekarang kalo lo memang butuh bantuan!
Azka : GEMMA ASTAGA SEMOGA LO BAIK-BAIK AJA!!
Azka : SEMOGA HANA JUGA BAIK-BAIK AJA!!
"Kebiasaan banget anjir suka nyimpulin sesuatu yang nggak berdasar, malah bikin panik aja." Gemma mengetikkan balasan dengan cepat untuk menyangkal segala kepanikan yang terjadi akibat ulah Azka. Temannya itu ... hah, sudahlah, Gemma bahkan tidak bisa mendeskripsikan lagi seperti apa Azka itu di matanya.
Azka itu memang sering sekali melebih-lebihkan sesuatu hingga membuat orang-orang bisa menjadi panik. Padahal kan Gemma tidak kecelakaan, lagipula Hana juga sudah dia antarkan dengan selamat sampai di rumah Tama dan Gemma tidak membuatnya lecet sedikitpun, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan untuk hal itu.
Hanya saja Azka dan segala sifat paniknya itu yang lebih dulu mendominasi hingga membuat teman-temannya yang lain langsung termakan omongan begitu saja padahal kenyataannya bukan seperti itu yang terjadi.
Gemma hanya bisa menghela napas panjang melihat keadaan roomchat grup mereka yang mendadak diisi dengan kepanikan, sekarang yang bisa laki-laki itu lakukan hanyalah membuat semuanya tenang dengan memberikan penjelasan yang baik agar teman-temannya tidak khawatir lagi, yang entah khawatir kepada dirinya atau hanya kepada Hana saja.
Gemma : Gue nggak kecelakaan astaga.
Gemma : Azka itu kebiasaan banget deh, padahal gue nggak kenapa-kenapa. Lo jangan bikin panik yang lain dong Ka.
Gemma : @Tama @Randu Hana juga udah gue anterin dan sampai di rumah Tama dengan selamat tanpa lecet sedikitpun, jadi jangan pada panik karena kita berdua enggak kenapa-kenapa. Marahin aja itu Azka yang udah buat kesimpulan sendiri.
Azka : Astaga, gue kira kecelakaan.
Randu : @Azka JANGAN SUKA MENGGIRING KEPANIKAN BISA NGGAK SIH?! LO TUH BENERAN KEBIASAAN BANGET, GUE UDAH JANTUNGAN.
Azka : Iya maapppp.
Arjuna : Tapi tadi lo bilang butuh bantuan, jadi bantuan apa yang lo butuhin Ma?
Gemma : Hehehe.
Gemma : Bantuin gue dong buat beresin kosan, hehehe ....
Azka : Hadeh, bubar bubar!
Tidak ada lagi yang merespon pesannya setelah itu, padahal pesan terakhir yang Gemma kirimkan sudah terbaca oleh semua sahabatnya tersebut, tapi hanya Azka saja yang menjawab dan yang lainnya memilih untuk mengabaikan.
Gemma lantas menghela napas panjang, dia meletakkan ponselnya ke sampingnya dan menatap langit-langit kamarnya lagi.
Gemma sudah bilang bukan bahwa dia tidak terlalu mengharapkan jawaban 'iya' yang langsung diberikan oleh teman-temannya karena Gemma tahu bahwa hal itu tidak akan terjadi. Namun, Gemma tidak begitu mempermasalahkan tentang balasan mereka, karena Gemma tau, walaupun keempat sahabatnya itu terlihat acuh dan tampak seperti tidak peduli akan permintaannya, tapi nanti juga salah satu dari mereka akan kembali membahas permasalahan ini dan kemudian mereka akan membicarakan hari yang cocok untuk datang ke-kosan Gemma.
Selalu seperti itu dan tidak pernah berubah, hal itu lah yang membuat Gemma sangat menyayangi keempat sahabatnya tersebut.
Ting!
Ting!
Baru saja Gemma ingin memejamkan kedua matanya karena masalah yang dia pikirkan sudah selesai, bunyi dua dering pesan yang masuk ke ponselnya justru lebih dulu mengganggu hingga membuat Gemma membatalkan niatnya untuk langsung tidur.
Gemma mengambil ponselnya lagi dan kemudian melihat siapa gerangan yang mengirimkan pesan kepadanya. Pesan pertama datangnya dari Randu, dan pesan kedua datang dari gadis yang baru saja dia antarkan pulang beberapa menit lalu, Khanaya.
Gemma memilih untuk membuka pesan dari Randu lebih dulu, karena memang pesan itu yang masuk duluan ke dalam ponselnya.
[Randu]
Randu : Gemma, lo beneran nggak apa-apa kan?
Gemma : Dih, tumben banget lo nanyain gue, kesambet apaan?
Randu : Anjir! Gue serius kali, gue beneran khawatir nih sama lo!
Gemma : Hadeh, bilang aja lo mau nanyain hana.
Gemma : Hana beneran udah gue pulangin ke rumahnya Tama dengan selamat Ndu, jadi lo nggak usah khawatir gitu, anaknya enggak apa-apa kok.
Randu : Hah? wkwkwk kok tiba-tiba Hana sih?
Gemma : Gue tahu kali kalo lo mau nanyain dia wkwkwk sok bingung banget lo, padahal tinggal to the point aja juga bisa.
Randu : HAHAHAHA ketauan banget deh gue kayaknya.
Randu : Memangnya Hana ada bilang apa ke lo tentang gue? Kok tiba-tiba lo bisa tahu gini sih?
Gemma : Dia cuma nanya aja sih Randu tuh salah satu yang kemarin ikut makan malam kan ya? Terus gue jawab aja iya, terus dia bilang sempat minta nomornya dan lo chat gitu deh.
Gemma : Gue mau tanya deh serius, lo beneran lagi deketin dia?
Randu : wkwkwk doain aja dah Ma.
Gemma mendengus, 'doain aja katanya?' Seharusnya sebagai teman yang baik Gemma akan menjawab iya dan turut mendoakan aksi pendekatan yang akan dilakukan oleh Randu—jika memang itu yang sedang Randu rencanakan. Namun entah mengapa Gemma enggan membalasnya, jadi dia beralih pada satu ruang chat lain dengan nama Khanaya sebagai pengirimnya.
[Khanaya]
Khanaya : Gemilang hai :)
Khanaya : Btw ini gue Hana hehehe.
Khanaya : Gue dapat nomor lo dari Tama barusan karena gue pikir gue butuh ngomong makasih sekali lagi ke lo karena udah mau anterin gue pulang, gue masih nggak enak banget soalnya hehehe. Makasih ya Gemma sekali lagi!
Gemma : Hai na :)
Gemma : Enggak apa-apa, gue nggak merasa direpotin kok sama lo, dan sama-sama sekali lagi.
Ada tawa yang berderai begitu Gemma membaca ulang isi pesan dalam ruang obrolannya dengan gadis itu. Aneh, kenapa terlihat akrab namun juga canggung di saat bersamaan, dan karena itu pula Gemma jadi berharap semoga Hana tidak berniat membalas pesannya lagi.
Biarlah ruang obrolan itu hanya berisikan pesan terima kasih semata dan tidak perlu ada lanjutannya.