Bella berjalan di koridor sekolahnya, ketika Bella menginjakan kaki di lantai dua, dari jarak beberapa meter dirinya melihat Dito yang tengah berjalan dengan segerombol temen-temennya.
Bella yang melihat itu langsung panik tak karuan, Bella cepat-cepat mencari tempat persembunyian yang menurutnya aman dari Dito.
"Mampus gue, ngapain nasib gue gini-gini Amat sih," gumam Bella sambil Memejamkan matanya karena ketakutan.
Bella bersembunyi di balik dinding yang ada di kelas IPA 1, Bella masih tidak berani jika harus berhadapan dengan Dito karena kemarin Dito sudah meneror dirinya dengan nomor gak jelas itu.
Mengingat ancaman Dito membuat Bella semakin was-was dengan Dito yang bisa saja melakukan hal nekat dan di luar dugaan itu.
"Ya Tuhan, lindungi saya dari manusia ini," dalam hati Bella terus berdo'a. Bella mencoba untuk mengintip sebentar apakah Dito sudah berlalu atau belum.
"Oh iya nanti malem kita ke club' lagi ya? Gue yang bayarin," ujar Dito dengan suara kerasnya dan bahagianya bersama teman-temannya.
"Wih, banyak duit lu rupanya, nggak sia-sia banget gue punya temen kayak lu," balas Salah satu teman Dito yang sama geng motornya itu.
"Biasalah, anak sultan mah bebas, gue bisa mgedapetin apapun yang gue mau jika ada duit," jelas Dito dan menuju ke lantai bawah.
Bella yang melihat Dito dan segerombolan teman-temannya sudah berlalu itu Akhirnya bisa bernafas lega, Bella memilih untuk bergegas dan langsung pergi ke kelasnya untuk mencari aman.
Saat Bella sampai di kelasnya, teneyata sudah banyak teman-temannya yang sudah ada didalam kelas.
Seketika itu, Iva datang menghampiri Bella yang tengah berdiri di depan pintu Dengan nafas yang tak beraturan.
"Eh Bell, lu tadi di cariin Dito," jelas Iva membuat Bella melotot tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
Kaget? Tentu saja, Bella terkejut teneyata tujuan Dito adalah Bella. Kenapa harus Bella terus? Bella lelah dengan semua apa yang telah dilakukan Dito itu.
"Apa? Ngapain tuh Dito nyariin gue?" Tanya Bella yang terkejut mendengarnya.
Pantas saja tadi Bella melihat Dito dengan teman-temannya yang berjalan dari arah sini, teneyata mereka sedang mencari dirinya.
"Ya nggak tau lah, lu tau nggak dia tuh brengsek tau, gue udah susah-susah nyapu kelas, eh dia datang malah ngeberantakin sampah-sampah," jelas Iva yang begitu kesal.
"Tapi tadi kenapa dia datang kesini nyariin gue?" Tanya Bella yang masih saja tidak mengerti.
Iva menggelengkan kepalanya, "Nggak tau, gue tanya tadi katanya dia ada urusan nya sama lu, jadi gue nggak berhak tau gitu," jelas Iva membuat Bella semakin bingung.
"Tapi untung nya lu tadi nggak ada Bell, kalo lu tadi ada, jadi masalah malahan disini, soalnya gue lihat tadi dia kayak nya emosi banget kalo nggak ada lu," jelas Iva membuat Bella mengehela nafasnya panjang.
"Oh begitu ya syukur deh kalo gitu," balas Bella begitu lega mendengarnya karena tadi dirinya tidak ada disini.
Tiba-tiba di tengah perbincangan Bella dan Iva itu ada dua orang pria yang baru saja datang dan ingin melewati mereka.
"Eh minggir ngapa sih?" Tanya seseorang pria yang berhasil membuyarkan perbincangan Bella dan Iva.
Mereka sama-sama melihat kearah orang itu, "Yaelah ternyata lu Ma, biasa ajah dong ngomongnya, kalo lu ngomongnya baik-baik nanti gue bakal minggir juga," balas Bella kesal.
Rama hanya terkekeh mendengar itu, sedangkan Iva hanya bisa melongo Melihat Bastian yang ada di samping Rama dan masih saja menunjukkan senyumannya.
"Eh Ma, ini nih cewek yang kemarin saya tawarkan tumpangan itu, tapi dia malah ngomong kasar ke saya," jelas Bastian menepuk pelan pundak Rama dan Membisikan sesuatu di telinga Rama.
Rama yang mendengar itu hanya bisa tertawa saja. "Haha, ternyata Bella yang lu maksud Bas?," Tanya Rama dan di balas anggukan kepala oleh Bastian.
"Kenapa Ma?," Tanya Bella yang mendengar bahwa Rama menyebutkan namanya di depan cowok yang sangat dia benci itu.
"Nggak papa Bell, ini kemarin Bastian ngomong ke gue, kalo dia itu mau nawarin Tumpangan Tapi lu nya ngomong kasar ke dia, bener tuh?" Tanya Rama membuat Bella melotot tajam
"Apa? Dia ngomong ke elu kalo kemarin gue ngomong kasar ke dia?" Tanya Bella dan Rama ingin menjawabnya namun Bastian sudah memotong ucapannya.
"Enggak kok, saya nggak ngomong apa-apa sama dia, cuma Rama emang tau sendiri gitu," balas Bastian yang tidak ingin mendapatkan omongan kasar lagi dari Bella.
Bella hanya bisa menatap tajam mata Bastian setelah itu Bella langsung masuk kedalam kelasnya.
Bella duduk di bangkunya setelah itu ia melihat sekilas kearah pintu, dan ternyata Iva juga masih ada disana bersama Bastian dan juga Rama.
"Iva? Lu masih mau diam saja disitu?" Tanya Bella dan berhasil membuat Iva yang tadinya bengong kini bisa tersadar Kembali.
"Eh iya Bell," teriak Iva dan langsung Kembali ke bangkunya, Iva sangat senang bahwa dirinya bisa menatap orang yang dia kagumi itu begitu dekat dengan perasaan yang begitu bahagianya, bahagia? Tentu saja, Iva tak pernah menatap mata pria sedekat itu.
Dan kali ini Iva bisa merasakannya sendiri dengan menatap mata Bastian, Iva Semakin yakin bahwa kali ini cintanya nggak akan pernah salah.
"Udah lah Bas yuk kita masuk," ajak Rama menepuk pundak Bastian.
Bastian mengaggukan kepalanya, "Oh iya cewek itu emang kayak gitu kah?" Tanya Bastian sambil menunjuk ke arah Bella yang tengah duduk di bangku nya sendiri.
Rama menggelengkan kepalanya, "enggak kok, bella nggak gitu orang nya, dia baik sih aslinya, tapi gitu lah sedikit cuek dengan laki-laki," jelas Rama menjelaskan tentang diri Bella.
Rama sudah lama berteman dengan Bella, jadi wajar saja apabila Rama sedikit tahu tentang diri Bella. Dan tidak ada salahnya pula jika dirinya menceritakan sedikit tentangnya kepada Bastian.
"Tapi dia cantik, banyak laki-laki yang mengejar dia dan ingin menjadikan dia sebagai ceweknya, tapi dia nggak mau," sambung Rama membuat Bastian mengernyitkan dahi nya, ada rasa bingung dengan Bastian, wanita seperti itu memang benar-benar sangat langka.
"Kenapa?" Tanya Bastian yang merasa penasaran, bukan nya biasanya jika cewek secantik Bella itu senang jika mendapatkan kekasih?.
"Biasa dia itu anaknya nggak suka pacaran, takut sakit hati katanya, si Dito gantengnya gitu dan kaya ajah di tolak," jelasnya.
"Tapi dia saat ini mengaggumi seseorang katanya," jelas Rama.
Bastian mengernyitkan dahinya. "Si Dito siapa?" Tanya Bastian ya maklum lah nggak semua orang yang ada di sekolah ini bisa di kenali oleh Bastian.
Bersambung....