Chereads / Sebuah Takdir Tuhan / Chapter 22 - Yakin Sudah Serius?

Chapter 22 - Yakin Sudah Serius?

"Bas?" Teriakan Rama menjuru seluruh ruangan, Bastian saat ini berjalan di koridor sekolahnya dengan begitu santainya.

Mendengar suara panggilan dari Rama itu membuat Bastian berhenti dari langkahnya, Bastian menoleh kearah sumber suara itu.

"Lu kemarin kenapa sih?" Tanya Rama membuat Bastian mengernyitkan dahinya.

"Maksud nya?" Tanya Bastian yang masih tak kunjung mengerti, Rama membolakan matanya malas.

"Kemarin lu ngapain ketika gue datang sama si Sindy, tiba-tiba lu pergi, main pulang gitu ajah?" Tanya Rama.

Dan kini Bastian mengerti, ternyata Rama membicarakan mengenai kejadian di Cafe kemarin itu, ketika Rama dan sindy berjalan menghampiri Bastian.

Bastian langsung berpamitan untuk pergi dari sana, kenapa Bastian melakukan itu? Karena Bastian masih merasa kesal dengan apapun yang sudah di lakukan oleh sindy waktu itu.

Bastian sudah susah payah berusaha menyelamatkan Sindy dari masa depannya yang hampir saja di hancurkan oleh sosok om-om itu.

Tetapi apa perlakuan Sindy kepada Bastian? Bukan nya berterimakasih, memang Bastian tidak mengharapkan terimakasih dari Sindy, tetapi setidaknya hargailah Apapun yang sudah di lakukan Bastian dan Dimas waktu itu.

"Bas?" Panggil Rama membuat Bastian langsung menoleh kearah Rama dengan senyuman tanpa ada rasa masalah sedikit pun.

"Ya?" Tanya Bastian. "Gue tau lu gak suka lihat orang pacaran, termasuk ngelihat gue dengan si Sindy, tapi setidaknya lu duduk disana gitu lah, kalo lu nggak suka ya jangan di perlihatkan gitu," jelas Rama membuat Bastian tersenyum.

"Saya pergi kemarin bukan karena itu," jelas Bastian begitu singkat membuat Rama mengernyitkan dahi nya.

"Lalu? Untuk apa lu pergi kemarin kalo bukan masalah lu nggak seneng ngelihat gue sama si Sindy?" Tanya Rama membuat Bastian terkekeh.

"Kamu itu gimana sih Ma? Masa kamu pacaran nggak tau sikap dan watak cewek kamu?" Tanya Bastian sambil menepuk pundak Rama.

Rama yang di landa oleh kekesalan langsung menghempaskan tangan Bastian itu. "Maksud lu?" Tanya Rama dengan mendongakan kepalanya.

"Jadi kamu sama sekali nggak tau gimana sikap cewek mu? Atau bahkan dia nggak cerita sama kamu? Atau dia memang nggak mau menceritakan semua nya sama kamu?" Tanya Bastian membuat Rama menebak teka-teki dari Bastian itu.

"Maksud lu apaan sih Bas? Jangan ngaco ya kamu kalo ngomongin tentang cewek gue," jelas Rama mengancam Bastian dengan menunjuk muka Bastian.

Hal itu membuat Bastian semakin terkekeh, ternyata Sindy dari dulu sama saja, "kamu tau nggak bagaimana masa lalu dari Sindy pacar kamu itu?" Tanya Bastian membuat Rama mengernyitkan dahinya.

"Tau lah, dia udah cerita semuanya sama gue," jelas Rama. Bastian tersenyum, "lalu apa yang kamu ketahui dari masalalu sindy?" Tanya Bastian.

"Sindy pernah cerita sama gue, kalo dulunya dia sering gonta-ganti pasangan, dan semenjak kenal gue, dia berhenti dari kebiasaannya itu," jelas Rama membuat Bastian terkekeh.

"Kamu yakin Ma?" Tanya Bastian membuat Rama mengaggukan kepalanya. "Iya, kenapa? Gue sih emang nggak peduli masalalu dari cewek gue, yang penting sekarang dia sama gue, dan nggak akan sama cowok lain," jelas Rama begitu percaya diri nya.

Bastian hanya bisa terkekeh saja mendengar nya, bagaimana tidak? Yang Rama dengar itu belum semua nya, dan Rama tidak tau apa-apa.

"Kamu yakin apapun yang telah di ceritakan oleh Sindy itu sudah semua nya?" Tanya Bastian membuat Rama mengernyitkan dahi nya.

"Iy-iya, emang nya kenapa sih? Lu kok kayak nggak suka gitu sama masa lalu nya Sindy?" Tanya Rama.

"Lagian ya Bas, gue itu kalo pacaran, nggak pernah Mandang masalalu dari cewek gue, karena gue bukan tipe cowok yang udah tau masalalu cewek gue terus gue tinggalin gitu ajah, bukan," jelas Rama menepuk pundak Bastian.

"Gue itu cowok nya setia dan juga nggak pernah Mandang yang itu namanya masalalu, biarlah itu masa lalu dia, sekarang dia sama gue, ya beda cerita lah" jelas Rama begitu percaya dirinya.

"Lagian Bas, gue udah serius jatuh hati sama Si Sindy, beda nggak kayak sebelumnya, dan sekarang gue bener-bener mau serius sama dia, dan gue janji gue nggak bakalan nyakitin dia," jelas Rama membuat Bastian langsung tertawa puas.

"Kok lu ketawa sih?" Tanya Rama membuat Bastian semakin keras tertawa.

"Ya lucu ajah gitu, Kata-kata keseriusan kamu sama cewek kamu nggak ada guna nya sebelum kamu datang kerumah Sindy dan menemui orang tua Dia, dan ngomong kalo kamu mau meminang nya," jelas Bastian begitu serius.

"Jika kamu sampai saat ini belum menemui kedua orang tua dia, itu tanda nya kamu masih belum serius sama dia," sambung Bastian.

Rama terdiam, sepertinya Rama belum mengetahui sesuatu dari Sindy, "tapi gue belum tau dimana rumah orang tua Sindy, soalnya setahu gue, sindy datang ke Jakarta cuma mau nyari kerja, dan dia putus sekolah gara-gara keterbatasan hidup" jelas Rama membuat Rama melongo mendengar nya.

"Lah? Kamu nggak tau, Gimana sih?" Tanya Bastian bingung.

"Iya emang benar, Sindy nggak ada cerita apa-apa sama gue mengenai orang tua dia," jelas Rama membuat Bastian membolakan matanya.

"Kalo kamu mau ketemu sama orang tua Sindy datang ajah sana ke Bandung, orang tua Sindy ada di sana," mendengar itu membuat Rama semakin bingung.

"Kok lu tau sih?" Tanya Rama penasaran, bagaimana tidak? Dirinya pacarnya saja tidak tau apa-apa, sedangkan Bastian bukan siapa-siapa nya aja udah tau.

"Iya, soalnya Sindy temen SMP saya, jadi saya tau betul bagaimana sikap sindy," jelas Bastian membuat Rama melongo.

"Ha? Seriusan lu Bas? Coba lu ceritain semua nya sama gue, gimana sikap Sindy setahu lu," jelas Rama begitu senang nya mengetahui bahwa Bastian mengetahui lebih tentang Sindy.

"Nanti ajah deh Ma, saya mau masuk kelas dulu," jelas Bastian yang baru saja menyadari bahwa meraka sudsh terlalu lama untuk berbicara di koridor kelas nya.

"Hehe iya ya, yaudah Ayo bareng ajah lah," ajak Rama dan mengalungkan tangannya di pundak Bastian, bastian pun mengikuti apa ajah yang mau di lakukan oleh Rama.

Sampai akhirnya mereka sampai di depan kelas mereka, mereka langsung masuk kedalam kelas nya dan duduk di bangku nya.

Saat Bastian tengah duduk di bangku nya, mata nya langsung menatap kearah wanita yang baru saja masuk kedalam kelas nya.

Dengan rambut yang di helai, dan tas ransel yang ada di pundaknya, entah mengapa membuat Bastian kehilangan kesadaran nya dan terus menatap wajah wanita itu.

gadis yang begitu indah bagi Bastian. ia pun tak tersadar jika Bastian terlalu lama untuk memandangi gadis itu.

Bersambung....